Rabu, 07 Agustus 2013

Not Why, But What

Menjadi pribadi yang baik adalah impian semua orang. Mungkin, ini pun berlaku buat teman2 saya saat itu, yaitu bisa masuk di kelas unggulan. Ya,saat itu kelas 8A adalah kelas yang memang didesign untuk anak2 yang punya prestasi lebih dan katanya sih pentolan2 (para juara2 kelas) dari seluruh kelas 7 saat itu.
Kelas Unggulan ? Awalnya saya ga suka dengan ada pengelompok2an seperti ini. Walaupun saya salah satunya yang ada disana. Hehe Tapi, merasa takut dan khawatir kalau timbu diskriminasi nantinya di mata para guru2. Saya juga berpikir kalau semua pentolan2 nya di gabungin, yang lain gimana ? Yang biasa2 aja. Itu artinya disitu  ga ad campur baur dengan yang punya prestasi lebih. Malahan saya pikir takut semangatnya menurun. Namun, setelah di jalani beberapa bulan. Saya mulai mengambil hikmah dari adanya kelas unggulan ini. Tentu ada dampak positif dan negatifnya.

Kalau menurut saya, dampak negatifnya adalah
1. Timbulnya kecemburuan sosial dari kelas2 lain.
2. Perhatian guru bisa2 ga merata.
3. Semangat teman2 di kelas lain bisa aja turun. Karena mungkin mereka mengira bahwa mereka masuk pada level yang sama. Tapi saya percaya, kalau kata pepatah tuh," Diantara mutiara2 yang ada dilaut, pasti akan ada sebuah mutiara yang lebih indah dari mutiara yang lain."


Sedangkan dampak positif nya,
1. Memacu siswa dikelas unggulan tersebut agar bisa berusaha dan giat belajar semaksimal mungkin. Karena kita tahu, bahwa tantangan dan saingan diluar sana jauh lebih banyak. Apalagi kalau udah ikutan Olympiade tingkat provinsi. Perwakilan sekolah lah yang diutus kesana. Tentunya yang terbaik di sekolah itu yang akan terpilih guna mengharumkan nama sekolah.
2. Memacu siswa kelas lain.
Seperti yang pernah saya tulis diatas. "Diantara mutiara2 yang ada dilaut, pasti akan ada sebuah mutiara yang lebih indah dari mutiara yang lain." Nah,disinilah hal yang di inginkan oleh para guru. Ingin memunculkan bibit baru. Ga mungkin kan, didalam satu kelas itu semuanya sama rata. Pasti ada satu atau dua orang yang punya kecerdasan yang lebih dari yang lain. Disinilah, berharap agar generasi2 penerus itu ada.
3. Memudahkan para guru dalam melatih siswanya.
Harapan seorang guru adalah membuat anak didiknya menjadi seseorang anak yang bisa meningkat kapasitasnya bertambah dari hari ke hari. Nah,mungkin disini memang sedikit berbeda dari kelas yang lain. Di kelas unggulan ini, mungkin kapasitas dan daya nalar siswanya sedikit lebih tinggi dari siswa kelas lain. Ibarat ketika kelas unggulan sudah menempuh jarak 90 km, kelas yang laib baru menempuh jarak 60 km.

Mungkin hanya itu yang bisa paparkan. Hingga sekarang saya pun masih bingung apakah ini baik atau tidak. Tapi ya inilah yang terjadi di dunia pendidikan saat ini. Karena saya percaya, apapun yang menjadi keputusan pemerintah jika itu masih logis dan masuk akal, pasti akan ada hiknah dibalik itu semua. Jadi inget kata Ustad Achmad ( pemilik ponpes,tempat saat ini saya tinggal)," Jangan menayakan 'mengapa' pada suatu hal/keputusan yang ada itu terjadi (dalam konteks benar menurut akal , al qur'an dan hadist). Namun tanyakan 'Apa' yang bisa kita ambil/hikmah yang bisa kita petik dari hal itu."Misal, menanyakan Mengapa Allah mencipatakan Nyamuk ?Why ?, tapi tanyakan apa hikmah dari terciptanya nyamuk tersebut. Allah memerintah kita agar kita terus berpikir. Karena sesungguhnya cipataan Allah itu tiadalah yang sia-sia. Do you believe ?
Now, let's think and question,
Not Why, but What ?

(Take from AboutMe ^23)

@sefiindria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar