Sabtu, 31 Agustus 2013

Keseimbangan Antara Dakwah dan Kuliah

Bagaimana caranya untuk menyeimbangkan antara dakwah dan kuliah ? agar aktifitas kuliah tetap baik dan kinerja dakwah tetap optimal.

Tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar. Hal ini perlu kita pahami bersama sebagai sebuah kewajiban yang harus dituntaskan dengan predikat memuaskan. Sebagai seorang muslim yang berdedikasi terhadap pendidikan tentu kita perlu menjadikan hal ini sebagai prioritas. Akan tetapi sebagai seorang kader dakwah, menjaga kinerja dakwah agar tetap optimal dan konsisten juga merupakan tuntutan tersendiri, maka perlu juga perencanaan yang baik untuk menyeimbangkan kedua hal ini.

Ada hal yang unik dari keluhan yang terjadi diantara kader dakwah masa kini, adalah ketika nilai sedang menurun, maka kambing hitam yang paling mudah untuk di tunjuk adalah banyaknya aktifitas dakwah. Hal ini seakan-akan dakwah lah yang membuat nilai Anda jatuh. Hey Brother open up your eyes, apakah betul dakwah yang membuat nilai turun ? jika Anda percaya hal ini, maka Anda tidak percaya janji Allah akan balasan akan amal yang kita lakukan. atau mungkin Anda sudah cukup mengalami disorientasi dakwah sehingga Anda merasa tidak bermanfaat untuk menjalankan dakwah, justru dakwah membuat Anda terpuruk.
Saya bisa memahami pandangan seseorang tentang hal ini, lalu saya bertanya kembali, apakah Anda bisa menjamin tanpa aktifitas dakwah nilai Anda akan meningkat. Saya pernah menantang hal ini ke salah satu kader saya, dan ternyata hasilnya ia hanya mengalami peningkatan IP sebesar 0,1 saja. Kenaikan yang tidak banyak menurut saya, dan tidak sebanding dengan meninggalkan dakwah.

Hal lain yang sering muncul berlawanan dengan kasus di atas, yakni kader dakwah yang sudah cukup frustasi dengan nilainya sehingga ia berpikir untuk tidak begitu memperdulikan akademiknya dan hanya focus pada aktifitas dakwah. Saya melihat kader dengan pandangan seperti ini masih sepakat dengan motto kader dakwah 1 dekade silam, yakni kader yang IP nya 2,00 adalah mujahid, dan kader yang IP nya 3,50 adalah pengkhianat. sebuah pandangan yang jauh dari relevan untuk di aplikasikan saat ini.


(1)   Life is about mindset. 
Jargon ini tampak sangat nyata dan benar adanya. Jika Anda berpikir bahwa Anda bisa berdakwah secara optimal dengan tetap meraih nilai memuaskan, maka Anda akan menjadikan hal tersebut kenyataan. Ini langkah penting dalam memulai keseimbangan ini, pikirkan lalu tuliskan atau lukiskan keinginan Anda ini dalam secarik kertas, lalu internalisasikan secara mendalam kepada hati dan pikiran Anda. salah satu kisah unik dari salah seorang mantan presiden Amerika Serikat, dimana ia menempelkan gambar white house di langit-langit kamarnya sejak ia berusia belasan tahun. Sehingga setiap pagi ketika bangun tidur ia bisa melihat gambar itu, dan beberapa tahun kemudian ia berhasil menjadi presiden. Saya mencoba hal ini pada semester ke-6 saya di ITB. Saya meniatkan dalam hati bahwa tidak boleh ada lagi nilai B dalam traskrip saya, saya membayangkan hanya nilai A di transkrip saya. Lalu saya tulisakan hal itu di buku catatan, dan saya buat gambar untuk di taruh di background desktop laptop saya. Selama satu semester mindset  saya jaga, dan Alhamdulillah di akhir semester, hanya ada 1 nilai B dalam transkrip nilai semester 6 saya, IP 3,9 pun diraih.

(2) Fokus pada apa yang dikerjakan. 
Perjuangan melawan diri adalah ujian tersendiri bagi seorang manusia. termasuk berjuang untuk tetap fokus pada apa yang dikerjakan. Seringkali tantangan yang sering dihadapi adalah, ketika Anda sedang kuliah, pikiran Anda pada tanggung jawab dakwah kampus, dan ketika sedang rapat terkait dakwah kampus, pikiran Anda justru tentang tugas kuliah. Di sinilah terjadi diskoneksi antara tubuh dan jiwa. atau separasi antara pikiran dan otak. Apa akibat jika hal ini dibiarkan ? akibat yang cukup sering ditemui adalah ketidakoptimalan Anda dalam melakukan segala hal.  Oleh karena itu Anda bisa memulai dengan menyingkirkan hal-hal yang bisa menggangu fokus Anda. Seperti, ketika kuliah atau belajar, maka mobile phone bisa dinon-aktifkan atau catatan-catatan yang tidak berhubungan dengan kuliah bisa disingkirkan. Menghilangkan hal yang tidak berhubungan dari pandangan merupakan langkah yang sangat membantu. Setelah itu mungkin akan terjadi pergolakan batin pada diri Anda, akan tetapi jika Anda bisa melewati hal ini, maka akan lebih mudah ke depannya untuk manajemen fokus.

(3)  Memperhatikan dan mencatat di kelas
Membiasakan diri untuk memperhatikan apa yang dosen ajarkan di kelas serta mencatat hal-hal yang perlu dicatat bisa memudahkan Anda memahami perkuliahan. Kadangkala dengan hanya memperhatikan dosen sudah cukup membuat kita untuk paham akan sebuah mata kuliah. Selain itu dengan mempunyai catatan pribadi terkait kuliah, maka akan lebih memudahkan ketika dibutuhkan untuk belajar, dan kita juga jadi tidak tergantung pada catatan orang lain.
Selain berdampak ada diri, dengan memperhatikan dosen juga berdampak pada citra diri seorang kader dakwah. Dosen akan melihat bahwa ternyata kader dakwah adalah seorang mahasiswa yang rajin dan bisa menjadi teladan dalam hal akademik untuk sekitar. Sesekali bertanya jika ada yang tidak mengerti, terkadang justru dengan bertanya, Anda jadi lebih cepat mengingat suatu hal.
Ketika kita sudah cukup memahami suatu mata kuliah hanya dengan memperhatikan di kelas, maka waktu belajar di rumah untuk ujian akan lebih sedikit, sehingga alokasi waktu yang tadinya untuk belajar, diganti menjadi untuk kegiatan dakwah.

(4)   Mengalokasikan waktu belajar setiap hari
Alokasikan waktu belajar secara rutin setiap harinya, apakah itu di waktu pagi, siang atau malam. Tepatnya alokasi waktu khusus untuk belajar di waktu luang, belajar disini bukan mengerjakan tugas, akan tetapi betul-betul belajar, membaca atau latihan soal terkait mata kuliah tertentu. Sehingga saat menjelang ujian, Anda tidak perlu menggunakan sistem kebut semalam yang membuat hasil ujian tidak optimal. Bisa dikatakan salah satu inti dari menyeimbangkan akademik dan dakwah adalah pada belajar rutin ini. Memang pada awalnya akan butuh perjuangan agar konsisten. Akan tetapi jika sudah bisa dijadikan kebiasaan, maka manfaatnya akan langsung terasa.

(5)   Jangan menunda mengerjakan tugas
Jangan pernah menunda tanggung jawab dakwah atau tugas kuliah, karena menunda sesuatu akan berdampak kepada agenda agenda yang lain. Sebutlah Anda menunda sesuatu satu hari saja, maka tugas yang Anda dapat pada hari esok juga akan ikut tertunda. Poin penting dari kenapa harus mengerjakan sebuah tanggung jawab sesegera mungkin adalah karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, tantangan apa yang akan datang besok, dan tugas apa lagi yang akan diberikan kepada Anda besok.

(6) Alokasikan waktu berkegiatan dengan tepat serta memilih tanggung jawab yang sebanding dengan kapasitas diri
Sesuaikan potensi Anda dengan beban yang Anda emban, jangan sampai berlebihan, karena beban tanggung jawab yang berlebihan akan berdampak pada efesiensi kinerja, pembunuhan karakter dan hasil yang tidak optimal. Bersikap bijak terhadap tanggung jawab yang diberikan, terima tanggung jawab yang sesuai dengan diri, dan tolak tanggung jawab yang sekiranya terlalu membebani Anda. Terkait jumlah tanggung jawab dalam satu waktu juga perlu diperhatikan.
Setelah Anda sudah memutuskan untuk menjalankan beberapa tanggung jawab dalam waktu tertentu, maka sudah menjadi tanggung jawab Anda untuk memberikan yang terbaik terhadap tanggung jawab ini. Alokasikan waktu secara proposional tergantung tingkat kepentingan dan keterdesakan suatu tanggung jawab.

(7)    Mempunyai agenda harian serta checklist catatan tugas
Tools tambahan yang bisa digunakan untuk membantu keseimbangan kuliah dan dakwah adalah dengan mempunyai catatan khusus mengenai jadwal harian dan pekanan, serta  to do list , dan beri tanda mana yang sudah dikerjakan. Sehingga Anda bisa melihat dan merencanakan kapan akan menyelesaikan suatu tugas atau tanggung jawab tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar