Sabtu, 31 Agustus 2013

Cintailah sewajarnya

Agustus 31, 2013 0 Comments

Bismillah
          Segala puji hanya bagi Allah Tuhan semesta alam dan semoga shalawat serta salam tercurah kepada nabi kita Muhammad, kepada keluarganya,para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
          Pembaca yang budiman, pernahkah kita merasa jatuh cinta ? Tentu jawabanya ia, ya jatuh cinta merupakan perasaan yang Allah anugerahkan kepada hamba-hambaNya karena tanpa perasaan cinta apalagi jatuh cinta tidak akan terjadi proses berkembangbiak pada manusia, manusia menikah karena adanya perasaan cinta. Cinta memiliki tanda-tanda, ya tanda-tandanya adalah kita selalu mengingat yang kita cintai dimanapun dan kapanpun kita berada, kita rela berkorban untuknya, kita lebih mendahulukan kepentingannya daripada kepentingan orang lain, ya satu lagi saya lupa tanda-tandanya, pokoknya perkataan itu adalah perkataan ulama yang saya ambil dari materi tanda-tanda cinta.

          Pembaca yang budiman, kata salah seorang motivator bernama Mario Teguh jatuh cinta itu membutuhkan waktu yang singkat namun melupakannya sungguh sulit. Ya begitulah yang terjadi seperti yang kita lihat dan bahkan mungkin kita rasakan. Kita mudah untuk jatuh cinta, ya dalam beberapa menit, dalam beberapa detik pejaman mata, mengingat orang yang kita suka lalu mencoba mencintainya lalu diingat dan diingat terus kebaikannya hingga akhirnya muncul rasa cinta dan rasa cinta terus memupuk jadi jatuh cinta, sungguh mudahnya, namun rasa jatuh cinta ini akan sulit dihilangkan, ya butuh berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dan memang begitulah yang terjadi. Jatuh cinta terkadang bisa menjadi perangkap setan apabila jatuh cinta itu terlalu jatuh, mencintai terlalu berlebihan, seolah tiada detik tanpa mengingatnya.
          Pembaca yang budiman, jatuh cinta yang berlebihan hanya akan menimbulkan kesedihan. Ya hati kita hanya akan berada di antara dua rasa yaitu harap dan cemas, namun harap dan cemas bukan kepada Allah namun kepada ianya yang kita cinta. Tentu hal ini jauh berbeda dari para salafussholeh terdahulu, hati mereka ada di harap dan cemas kepada Allah. Harap dan cemas karena berlebihan jatuh cinta kepada seseorang, ya lagu-lagu galau didengarkan, nasyid-nasyid syahdu disetel saja, nasyid-nasyid yang mendorong pada ayo cepat nikah diputar saja, dan bahkan ada rasa buru-buru nikah selagi mahasiswa. Ya pengen cepet nikah selagi mahasiswa, tercelakah ? Ya saya tidak bisa memakasakan jawabnya karena memang antara Ustadz berbeda-beda jawabannya, ada yang bilang bagus, ada yang bilang harus mapan dulu dan sebagainya, pokoke berbeda-beda. Namun kalau saya pribadi setelah saya sadari selama ini bahwa buru-buru nikah selagi mahasiswa tanpa disertai kemapanan rizki seperti belum adanya rumah, belum adanya kendaraan pribadi, dan sebagainya akan menyulitkan saja, biaya persalinan begitu mahal, ya bisa mencapai lebih dari satu juta, terlebih lagi untuk makan bini, terlebih lagi untuk si baby, membelikan mainannya, membelikan popok, dan sebagainya. Ya memang rezeki dari Allah, namun bukankah rezeki itu harus dicari dulu. Bukankah menikah itu harus menjaga keromantisan, bukankah suami harus menafkahi isteri,dan tujuan dari pernikahan adalah bukan untuk mencegah perzinahan saja namun masih banyak lagi yaitu untuk menjalin kasih sayang, mencetak generasi yang soleh dan solehah, memperbanyak keturunan, berdakwah, saiing tolong menolong dalam kebaikan, dan sebagainya.Ya itu menurut saya seperti itu, jadi harus mapan dulu baru menikah dan bahkan sang mertua akan lebih tertarik pada yang lebih mapan. Namun bukan berarti menunggu sampai usia tua sangat baru menikah, ya seimbang saja semisal usia 25 tahun sudah harus mapan lalu cari isteri, insyaAllah kalau sudah mapan dan usaha dengan perlahan-lahan dan tak tergesa-gesa disertai tawakal dan ikhlas karena Allah maka akan mudah, setiap manusia insyaAllah akan ada pasangannya karena Allah menciptakan semua manusia berpasang-pasangan.
          Kembali lagi ke soalan cinta. Dalam kitab Minhajul Qasidhin dijelaskan bahwa dalam hal yang mudah (boleh) seperti makan,minum,cinta, dan sebagainya baiknya dilakukan secara pertengahan. Ya pertengahan, tidak terlalu berlebihan dan tidak pula tidak sama sekali. Mencintai seseorang itu butuh, namun tidak boleh berlebihan, ya tidak boleh mencintai seseorang sampai melalaikan dari Dzikir kepada Allah, sampai membuat riya’ dalam beribadah, sampai menyepelkan nilai-nilai tauhid, atau bahkan rela bermaksiat demi orang yang dicintainya. Mencintai seseorang yang bisa membuat tentram dan manisnya iman adalah mencintai karena Allah Subhanahu wa Taala. Ya kita mencintai karena ia menjalankan syariat Allah. Misal seorang ikhwan mencintai akhwat karena seorang akhwat rajin mengaji, rajin shalat sunnah, dan sebagainya dan juga sebaliknya. Namun di sini perlu hati-hati juga ya, jangan sampai berlebihan, jangan sampai kita sudah mencintai karena Allah namun terlalu terngiang-ngiang dengan cinta kepadanya, sehingga di alam khayal kita ada si dia dan si dia, nah selain kebaikannya ya sebaiknya harus tahu juga keburukannya supaya tidak terlalu cinta. Lho kata siapa cari keburukannya ? Bukan mencari tapi harus tahu, ini tujuannya supaya ga terlalu cinta, bukan tujuannya untuk dibeberkan di dunia maya, diejek-ejek, diremehkan, bukan. Kata Ibnu Masud radhiyallaahuanhu apabila kita mencintai wanita lihat jeleknya. Ya kita lihat juga kejelekannya, semisal dia sering ngaji tapi mohon maaf dia masih berbuat kebid’ahan dalam ibadah yang lainnya, atau dia sering shalat malam namun masih sering marah-marah, dan sebagainya. Mengetahui keburukan juga penting untuk nanti supaya kalau sudah menikah bisa saling menutupi karena suami adalah pakaian bagi isterinya dan juga sebaliknya.
          Pembaca yang budiman,selain itu efek dari rasa cinta yang teramat sangat adalah kita akan mudah kecewa dan berharap layaknya seorang gila, ya karena rasa cinta sangat teringat dia setitik senyumnya sebesar ombak di Pantai Hindia, namun ketika kita melihat apa yang kita tidak suka dari dianya rasa bencinya sangat besar, padahal dia ga ngapa-ngapain, cuman nyetatus di facebook, twitter atau di mana pun ya lalu dicomment temannya apalagi teman laki-lakinya ya memang karena ada perlu, bencinya bukan main, lalu kita meremhkan laki-laki yang comment tadi, widih ini akan berbuah dosa yang semakin-makin, dosanya apa, yaitu dosa iri dan dengki kepada orang lain, dosa sombong dengan meremhkan orang lain, dosa cinta dunia dan berpaling dari mengingat Allah dan hari akhir, dan kesemua dosa itu merupakan dosa-dosa besar. Dosa iri dan dengki dosa besar, dosa sombong dosa besar karena orang yang sombong berdasar hadits riwayat Ahmad akan dikumpulkan di Mahsyar kelak dengan berwujud sekecil semut lalu bermuka manusia dan akan dipenjarakan lagi di neraka, lalu dosa cinta dunia menurut imam Hasan al-Bashri cinta dunia merupakan dosa besar karena mendorong kepada kemasiatan.... So dari sini yuk bagi yang merasa cinta sgt kepada seseorang yuk dikurangi, lalaunan wae, dilupakan sedikti-dikit. Ingatlah sabda nabi Muhammad shallallaahualayhi wassalam kepada pemuda bahwa untuk menjaga pandangan adalah dengan menikah namun apabila belum bisa menikah maka perbanyaklah melakukan puasa sunnah. Lalu yang menjadi soalan apabila nikah tiada bisa puasa sunnah tidak sanggup bagaimana ? Ya berdasarkan kajian yang saya ikuti di salah satu Radio Islam kalau nikah belum bisa puasa sunnah tidak sanggup maka lakukanlah aktivitas lainnya, ya lakukan aktivitas lain yang bisa membuat kita tidak terlalu cinta kepada ianya lagi, ya seperti menjalankan hobi, ya hobi menulis ya nulis, ya hobi baca ya baca, yang hobi ceramah ya ceramah, dan tentu dalam menjalankan hobi tetap berlindung kepada Allah supaya setan tidak memasukkan ingatan tentang si dia kepada aktivitas kita, nanti malah yang hobi nulis malah nulis tentang dia, dsb... ya pokoknya tutup pintu masuk setan dengan dzikrullah, dan apabila godaan setan makin menguat maka terus dzikir dan ingat pahala yang akan didapatkan apabila meninggalkan larangan Allah. Ya berdasar yang saya baca di kitab Rihlal ila Darul Akhiroh dijelaskan bahwa nikmat surga kita akan semakin nikmat sejauh larangan dan kenikmatan semu duniawi yang kita tinggalkan, ya jadi bidadari-bidadari kita akan semakin elok kalau kita menjaga diri dari memandangi yang lain mahram, kita bisa memakai sutera, meminum khamr apabila di dunia meninggalkan sutera dan khamr, kita bisa makan makanan yang semakin enak kalau di dunia meninggalkan kemewahan makanan dan juga makanan-makanan yang diharamkanNya.
          Pembaca yang semoga dirahmati Allah, sehingga dalam artikel ini kesimpulannya adalah Cintailah seseorang sewajarnya dan apabila sudah saatnya segeralah menuju hubungan yang lebih serius di dalam jalinan cinta kasih yang halal. Carilah kemapanan dahulu, sebagaimana di dalam syair negeri Sabah  kalau tidak salah dikata bahwa pikir-pikir dulu kalau nak kahwin, cari kerja dulu supaya dapat duit.
          Okay sekalian kawan-kawan, mohon maaf zahir batin atas segala kesalahan, kritik dan saran sangat daku harapkan....
          Semoga shalawat serta salam tercurah kepada nabi kita Muhammad
          Allaahua’lam bis shawab.

Manajemen Prioritas Amanah untuk kader

Agustus 31, 2013 0 Comments

Saya mempunyai masalah dalam memprioritaskan tanggung jawab yang ada pada diri saya, keterbatasan kader pada kampus kami menuntut seorang kader menjadi multi-amanah, sehingga saya tidak optimal di berbagai tempat, bagaimana caranya agar saya dapat bertanggung jawab dengan peran yang ada dan tidak mendzalimi saudara saya yang lain ?

Berbicara tentang prioritas saya langsung teringat buku Fiqh Aulawiyat karangan ulama besar saat ini Yusuf Qardhawi. Dalam buku ini dipaparkan dengan jelas tentang apa itu fiqih prioritas dan bagaimana memandang prioritas itu sendiri. 

Sebagai seorang kader dakwah masa kini, dimana tuntutan dakwah lebih besar ketimbang jumlah kader yang ada, maka pemahaman aplikasi dari fiqih prioritas ini dalam kehidupan berdakwah di kampus menjadi sebuah kebutuhan tersendiri.

Sub-bab manajemen prioritas dalam konteks peran tanggung jawab dakwah di kampus adalah memilih di antara dua pilihan yang baik. Karena kita akan berbicara mengenai peran kita sebagai kader yang memiliki tanggung jawab di banyak tempat. Dari beberapa tanggung jawab yang ada, tanggung jawab mana yang harus di dahulukan, atau tanggung jawab mana yang harus diberikan alokasi waktu dan pikiran secara lebih.
 
Manusia memang pada dasarnya selalu hidup dalam dilematika pilihan, dan itu memang fitrah manusia dimana menjadi tanggung jawab bagi kita semua untuk mampu membuat prioritas yang paling bermanfaat bagi diri agar kita bisa mencapai tujuan hidup yang ada. Saya akan memaparkan jawaban dari pertanyaan ini dengan paradigma tentang peran dan prioritas itu sendiri.

Kader dakwah kampus yang tentunya juga mahasiswa mempunyai berbagai peran dalam hidupnya, ia sebagai mahasiswa, asisten akademik, ia sebagai seorang anak, ia seorang pemimpin organisasi atau staff kepanitiaan, ia seorang mentor, atau ia juga berperan di berbagai tempat lain. banyak sekali peran yang harus Anda jalankan sebagai kader dalam waktu bersamaan. Cobalah menuliskan dalam secarik kertas apa saja peran Anda saat ini. Dengan memulai mengetahui peran Anda apa saja dalam waktu bersamaan, maka Anda akan lebih mudah untuk menjalankan langkah selanjutnya.

Terlepas dari berbagai peran yang Anda miliki saat ini, saya memandang bahwa seorang kader dakwah kampus dalam konteks perannya sebagai kader diharapkan memiliki tidak lebih dari 4 peran tanggung jawab dakwah atau kedepannya kita sebut saja dengan amanah. Amanah yang diharapkan ada pada setiap kader dakwah adalah ; (1) amanah organisasi 1, (2) amanah organisasi 2, (3) sebagai mentor, dan (4) sebagai asisten dosen/praktikum.  Contoh dari dua amanah organisasi dalam waktu bersamaan adalah, Anda sebagai ketua divisi di LDK dan Anda juga berperan sebagai pimpinan redaksi majalah di himpunan mahasiswa jurusan. Adanya dua amanah organisasi dalam satu waktu menurut hemat saya masih sangat relevan mengingat kapasitas mahasiswa yang besar.

Maka tahap selanjutnya yang perlu kita atur terkait manajemen amanah adalah amanah yang dimiliki dalam satu waktu, bisa dibuat list seperti ini.
(1)     Amanah organisasi 1           : Kepala Lembaga Dakwah Kampus
(2)     Amanah organisasi 2           : Staf Ahli Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan
(3)     Sebagai Mentor                    : 1 kelompok mentoring angkatan 2007
(4)     Akademik                              : asisten praktikum mata kuliah tingkat 2
Pada beberapa kader yang mempunyai kapasitas pribadi yang besar, bisa jadi memiliki amanah organisasi yang lebih banyak pula, apakah itu lebih dari 2 atau mungkin lebih dari 3. Semua itu kembali ke kapasitas pribadi masing-masing. Saya ingin menekankan pada bagian setelah ini tentang bagaimana kita memandang lebih dari satu amanah organisasi yang kita miliki.

Manajemen Aksi Massa Damai

Agustus 31, 2013 0 Comments

Bagaimana caranya mengadakan aksi, agar pesan dari aksi dapat  tersampaikan dan aksi berlangsung tertib ?

Salah satu bentuk penyampaian aspirasi kepada pemerintah serta penyampaian pesan kepada masyarakat adalah dengan melakukan aksi massa secara damai. Dalam negara yang berdemokrasi aksi menjadi cara yang dilegalkan, oleh karena itu lembaga dakwah kampus juga harus berperan sebagai guardian of value dari pemerintah serta masyarakat. 

Mengapa cara yang dipilih adalah aksi ? karena aksi berdampak pada dua sisi, yakni sisi ketersampaian pesan kepada pihak yang diinginkan serta penyadaran masyarakat atas sebuah isu. Sehingga aksi masih menjadi cara yang relevan untuk dilakukan.

Penggunaan kata aksi lebih akrab dan lembut ketimbang demonstrasi yang terkadang dinilai negatif oleh berbagai pihak, sedangkan damai adalah untuk mencirikan bahwa lembaga dakwah mempunyai etika ketika beraksi, dimana ia tidak mengganggu hak dari masyarakat lainnya. 

Citra lembaga dakwah kampus yang selalu damai dan tertib dalam melakukan aksi adalah keunggulan tersendiri bagi kita, ini membuat pesan yang disampaikan dalam aksi dapat sampai dengan jelas kepada pihak yang diinginkan.

Pada bagian ini saya akan mengutarakan cara sederhana untuk mengadakan aksi massa damai yang bisa dilakukan oleh lembaga dakwah kampus. Biasanya lembaga dakwah kampus bermain dalam isu terkait sosial masyarakat, dan isu keislaman. Dua isu ini bisa berkembang menjadi berbagai isu turunan lainnya. Saya akan membagi pembahasan dalam 3 tahap, yakni pra-aksi, saat aksi, dan pasca aksi untuk memudahkan pemahaman Anda semua.

Pra Aksi
Persiapan sebelum aksi adalah bagian yang tidak bisa ditentukan lama waktunya, karena jarak isu dengan aksi yang akan dilakukan bisa panjang, dan terkadang hanya berselang 1-2 hari saja. oleh karena itu, saya hanya akan membahas apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum aksi agar aksi dapat berjalan dengan baik.
(1)  mempersiapkan dan mematangkan isu
Kita sebagai mahasiswa perlu memiliki kekuatan dalam pemikiran, termasuk dalam isu yang akan dibuat, kaji sebuah isu dengan mendalam serta didukung data yang akurat agar pesan dan tuntutan yang disampaikan berbobot dan jelas, buat semacam focus group discussion dengan beberapa mahasiswa untuk menentukan dan memantapkan isu.

(2)  membuat press release
Yang berisikan pesan dan tuntutan dari isu yang telah dibahas, sebisa mungkin pesan yang akan disampaikan terfokus dan jangan melebar jauh, sebutlah aksi damai menentang kemiskinan, jangan ditambahkan dengan dukung pergerakan palestina. Ini membuat pesan yang disampaikan menjadi blur sehingga masyarakat tidak bisa meneriman pesan aksi secara jelas.

Keseimbangan Antara Dakwah dan Kuliah

Agustus 31, 2013 0 Comments
Bagaimana caranya untuk menyeimbangkan antara dakwah dan kuliah ? agar aktifitas kuliah tetap baik dan kinerja dakwah tetap optimal.

Tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar. Hal ini perlu kita pahami bersama sebagai sebuah kewajiban yang harus dituntaskan dengan predikat memuaskan. Sebagai seorang muslim yang berdedikasi terhadap pendidikan tentu kita perlu menjadikan hal ini sebagai prioritas. Akan tetapi sebagai seorang kader dakwah, menjaga kinerja dakwah agar tetap optimal dan konsisten juga merupakan tuntutan tersendiri, maka perlu juga perencanaan yang baik untuk menyeimbangkan kedua hal ini.

Ada hal yang unik dari keluhan yang terjadi diantara kader dakwah masa kini, adalah ketika nilai sedang menurun, maka kambing hitam yang paling mudah untuk di tunjuk adalah banyaknya aktifitas dakwah. Hal ini seakan-akan dakwah lah yang membuat nilai Anda jatuh. Hey Brother open up your eyes, apakah betul dakwah yang membuat nilai turun ? jika Anda percaya hal ini, maka Anda tidak percaya janji Allah akan balasan akan amal yang kita lakukan. atau mungkin Anda sudah cukup mengalami disorientasi dakwah sehingga Anda merasa tidak bermanfaat untuk menjalankan dakwah, justru dakwah membuat Anda terpuruk.
Saya bisa memahami pandangan seseorang tentang hal ini, lalu saya bertanya kembali, apakah Anda bisa menjamin tanpa aktifitas dakwah nilai Anda akan meningkat. Saya pernah menantang hal ini ke salah satu kader saya, dan ternyata hasilnya ia hanya mengalami peningkatan IP sebesar 0,1 saja. Kenaikan yang tidak banyak menurut saya, dan tidak sebanding dengan meninggalkan dakwah.

Hal lain yang sering muncul berlawanan dengan kasus di atas, yakni kader dakwah yang sudah cukup frustasi dengan nilainya sehingga ia berpikir untuk tidak begitu memperdulikan akademiknya dan hanya focus pada aktifitas dakwah. Saya melihat kader dengan pandangan seperti ini masih sepakat dengan motto kader dakwah 1 dekade silam, yakni kader yang IP nya 2,00 adalah mujahid, dan kader yang IP nya 3,50 adalah pengkhianat. sebuah pandangan yang jauh dari relevan untuk di aplikasikan saat ini.

Peran Koordinator Akhwat ( Korwat )

Agustus 31, 2013 0 Comments

Apa peran strategis seorang korwat dalam sebuah departemen atau kepanitiaan ? terkadang di kampus kami korwat tampak hanya sebagi “penyampai pesan” saja dari ikhwan ke akhwat.

Menurut Kepala Annisaa saya “akhwat mempunyai kekhasan tersendiri, oleh karena itu perlu peran serta lingkup yang luas dari pengelolaan muslimah”. Statement inilah yang membuat saya menaikkan posisi sektor muslimah yang tahun lalu “hanya” selevel divisi, saat ini menjadi sektor yang langsung dibawah koordinasi saya sebagai ketua LDK. Memang setelah mengamati langsung selama 3 tahun di kampus, muslimah mempunyai keunikan tersendiri dalam lingkup dakwah kampus ini.

Terkait peran fungsi dan posisi seorang koordinator akhwat, saya mewawancarai khusus korwat Departemen Manajemen Sumber Daya Anggota (MSDA) Nuri Trianti dan korwat departemen ekonomi Dina Rachmi untuk melengkapi pandangan saya terhadap pertanyaan ini. Dalam organisasi dakwah kampus, kita mengenal istilah korwat untuk mendampingi seorang kadept dalam sebuah departemen. Saya pun bertanya pada awalnya,”sebenarnya apa sih peran korwat ? apakah hanya sebagai notulen dan mem-forward pesan ke anggota muslimah yang lain?”
“tidak !!”, begitulah jawaban dua korwat tersebut. Peran korwat jauh lebih besar dari itu. Korwat berperan sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan departemen dan sebagai penjaga nilai  dari sebuah departemen. Terutama dalam kondisi dakwah kampus yang menjaga nilai adab antara muslim dan muslimah. Selain itu muslimah membutuhkan pendekatan khusus dalam berdakwah, sehingga metoda “cuek” dan “terlalu rasional” pria terkadang tidak cocok, dibutuhkan pendekatan “hati ke hati” terhadap kader muslimah, dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang korwat.

Sejauh pemahaman saya dan disempurnakan oleh hasil diskusi dengan dua korwat berpengalaman ini, saya bisa menyimpulkan beberapa hal yang menjadi peran strategis utama yang hanya bisa dilakukan oleh korwat
.
Managerial
Peran strategis pertama adalah me-manage atau mengatur dan memimpin para muslimah dalam sebuah departemen atau kepanitiaan. Mengkoordinir muslimah, begitulah peran pertamanya. Bagaimana seorang korwat bisa mengetahui dengan dalam setiap individu muslimah dalam tim serta membimbing mereka agar produktifitas dakwah berjalan. Biasanya dalam kondisi butuh keputusan mendesak, dibuat dua forum dalam sebuah tim, dibagi berdasarkan gender. Dan korwat lah yang memimpin para muslimah ini. Ia pula yang diharapkan dapat sebagai tempat curhat  bagi para muslimah yang berada dalam tim, ia yang selalu memberi motivasi dan memberi ucapan selamat atas keberhasilan kepada para muslimah.

Bagaimana Menokohkan Diri Anda

Agustus 31, 2013 0 Comments

Saat ini FSLDK mempunyai target untuk menokohkan kader dakwah kampus dengan harapan dapat memunculkan figur yang memang “jebolan” dakwah kampus, bagaimana cara Kita sebagai pribadi untuk meningkatkan kapasitas kita dan ketokohan kita di kampus, regional, maupun nasional ?

Saya termasuk salah satu orang yang terlibat dalam pembahasan target 1000 Tokoh Aktifis dakwah kampus dengan kawan-kawan dari kampus lain. Memang program ini masih belum berjalan dengan ideal, karena berbagai faktor antara lain; (1) belum siapnya kader dakwah kampus untuk menghadapi dunia luar lembaga dakwahnya, ciri eksklusif masih banyak terdapat pada kader dakwah kampus.(2) kerendahan hati para kader dakwah, sebuah sifat yang sangat terpuji, akan tetapi jika digunakan pada tempat yang salah akan berakibat pada tidak berkembangnya dakwah, saya berpesan agar kita tidak tawadhu salah tempat. (3) kelemahan pemanfaatan teknologi, kemajuan teknologi saat ini semakin berkembang, Anda bisa menjadi seorang yang dikenal luas dengan memanfaatkan teknologi ini, seorang tidak perlu bertemu langsung dengan Anda, akan tetapi ia akan dapat mempercayai Anda serta menganggap Anda seorang yang telah dikenal luas.(4) pendeknya masa perkuliahan, saya merasakan bahwa seorang kader matang saat tingkat tiga, sedangkan masa  kuliah pada umumnya hanya 4 tahun, sehingga belum sempat seorang kader menokoh secara nasional, bahkan daerah, ia sudah keburu dikejar dengan kelulusan. (5) tidak merasa ( atau mungkin malu ) sebagai kader dakwah kampus. Beberapa kader pernah saya amati tidak merasa bisa “menjual” dirinya jika ia berpredikat kader dakwah kampus. Mungkin sebetulnya banyak kader yang telah tertokohkan, akan tetapi ia tidak dipandang sebagai kader dakwah kampus.

Melihat kenyataan serta tuntutan yang ada terkait ketokohan kader dakwah, perlu kiranya Anda secara pribadi yang menokhkan diri Anda. Saya mempunyai keyakinan bahwa Anda dapat menjadi tokoh yang bermanfaat bagi dakwah kampus. Anda mempunyai potensi sebagai pribadi, Anda punya lembaga dakwah yang menjadi lingkungan Anda belajar dan berdakwah dan Anda bisa memanfaatkan jaringan FSLDK sebagai pendukung ketokohan Anda di tingkat kampus, daerah, bahkan nasional.

Jumat, 30 Agustus 2013

Renungan tentang kesempurnaan

Agustus 30, 2013 0 Comments
Ini adalah sebuah cerita renungan yang kisahnya bisa memberikan pesan bermanfaat bagi orang-orang yang tak bisa memberi waktu bagi orang lain untuk menikmati dan memperbaiki kesalahannya. mungkin ini adalah sebuah kisah yang bisa memberi kita pelajaran bahwa betapa pentingnya menghargai apa yang dilakukan oleh orang lain,dan menjalani kehidupan sebaik mungkin.

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya berlangsung sangat megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan. Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah.

Setiap pasang mata
yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai. Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia…” Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.

“Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman… Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir…
“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya.
“Oh tidak, lanjutkan…” jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia.

“Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”. Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang…” Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya.

Bahwa suaminya menerimanya apa adanya… Ia menunduk dan menangis…

Renungan Cerita

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan. Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita?

Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk. Mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas. Berikanlah pada seseorang yang kaukasihi, dan engkau pastilah tidak akan menyesal selamanya. Prioritas apa yang Anda miliki saat ini?

Menjadi Isteri Idaman

Agustus 30, 2013 0 Comments
Seorang isteri idaman harus memahami arti pentingnya aqidah islamiyah yang shahihah, karena sah tidaknya suatu amal tergantung kepada benar dan tidaknya aqidah seseorang. Isteri idaman adalah sosok yang selalu bersemangat dalam menuntut ilmu agama sehingga dia dapat mengetahui ilmu-ilmu syar’i baik yang berhubungan dengan aqidah, akhlak maupun dalam hal muamalah sebagaimana semangatnya para shahabiyah dalam menuntut ilmu agama Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk menghilangkan kebodohan mereka dan beribadah kepada Allah di atas cahaya ilmu.

Sebagaimana riwayat dibawah ini:
Dari Abu Said Al Khudri dia berkata: Pernah suatu kali para wanita berkata kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Kaum laki-laki telah mengalahkan kami, maka jadikanlah satu hari untuk kami, Nabi pun menjanjikan satu hari dapat bertemu dengan mereka, kemudian Nabi memberi nasehat dan perintah kepada mereka. Salah satu ucapan beliau kepada mereka adalah: “Tidaklah seorang wanita di antara kalian yang ditinggal mati tiga anaknya, kecuali mereka sebagai penghalang baginya dari api nereka. Seorang wanita bertanya: “Bagaimana kalau hanya dua?” Beliau menjawab: “Juga dua.” (HR. Al-Bukhari No 1010)

#15

Agustus 30, 2013 0 Comments
Berhasil ataupun tidak sesuatu urusan itu, tidak ada siapa pun yang tahu.
Tidak ada yang mampu memberi jawaban..
Kita manusia yang serba lemah hanya mampu merancang dan menjalankan. Hasilnya tetap berada di tangan Alloh. Yang penting, kita jangan mengabaikan IKHTIAR..

Melepas Amarah, Meraih Keikhlasan

Agustus 30, 2013 0 Comments
“Terus memendam amarah sama seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Kitalah yang akan terbakar.” 

Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Tapi cepat kendalikan emosi kita kembali. Jangan biarkan rasa amarah, dendam, iri, kesal atau kecewa kepada pasangan, teman, rekan kerja, atau atasan di kantor bercokol lama di hati kita.

Kekesalan, amarah dan kekecewaan hanya akan mengaktifkan hukum tarik menarik, membuat kita menerima apa yang kita berikan.

Bila kesal pada pasangan atau ada kawan yang mengingkari janji, lalu kita menyalahkan mereka atas kekacauan semua itu, maka kita akan mendapatkan kembali keadaan yang dipersalahkan itu.

Kembalinya keadaan itu tidak harus selalu dari orang yang kita salahkan, tetapi sejatinya kita akan mendapatkan kembali keadaan yang kita salahkan itu.

Ikhlaskanlah, maafkanlah. Hati akan terasa lebih lega dan ringan dalam menjalani hidup, lebih fokus terhadap tujuan hidup tanpa terbebani penyakit-penyakit hati yang hanya akan menghabiskan energi positif.

Semoga ALLAH mengaruniai sabar yang tak terbatas dan ikhlas yang tak bertepi untuk kita semua, sehingga apapun rintangan dan cobaan yang dilalui akan terasa lebih ringan .

Semua Karena Cinta

Agustus 30, 2013 0 Comments
Seorang Kakek berjalan perlahan di trotoar itu, tangannya membawa bungkusan kantong plastik berisi makanan. Wajahnya terlihat damai sangat bersahaja, senyuman terindah tidak pernah meninggalkan wajahnya. Setiap orang yang ditemuinya disapanya dengan hangat, dan mereka yang disapa juga memberikan senyuman terhangatnya di pagi hari ini, mengalahkan hangatnya sinar mentari yang baru saja mulai terbit.

Sebuah pemandangan yang sangat menyentuh hati, diri ini tergerak untuk mendekati Sang kakek, dan mulailah percakapan ini terjadi;
“Selamat pagi, kek, hari yang bahagia yah…….” sapaku

“Bahagia atau tidak, bagaimana hatimu memikirkannya, Nak.” sambil tersenyum dan melanjutkan ucapannya:
“Banyak orang bahagia di luarnya ternyata sangat menderita di dalamnya, ada juga yang begitu terlihat menderita tetapi sangat bahagia di hatinya” Ia menatapku dengan penuh kasih dan melanjutkan perkataannya: “menurutmu kakek tua ini kategori yang mana, Nak?”

“Tentunya kakek tidak dua-duanya, karena aku lihat kakek bahagia luar dalam dong…” kataku sambil terus berjalan menemani gerak dari langkah kakinya yang berjalan lambat.

“Semua orang pasti menginginkan dirinya bahagia, dari tampilan luar ia ingin semua orang mengetahui bahwa ia sedang gembira, dan hatinya penuh dengan kebahagiaan, iya kan?”
“Tetapi dunia ini tidak ada yang sempurna, terkadang kita harus bersandiwara untuk menutupi kekurangan dan kesedihan kita, dan kadang kala dengan sandiwara itu, banyak hal yang kita bisa dapatkan, yang akhirnya menghibur dan menjawab persoalan hidup kita.”

Renungan

Agustus 30, 2013 0 Comments
Sebagai Renungan; 

Manusia hanyalah pengendara di atas punggung usianya. 

Digulung hari demi hari, bulan, dan tahun tanpa terasa. 

Nafas kita terus berjalan seiring jalannya Waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..

Sebenarnya dunialah yang makin kita jauhi dan liang kuburlah yang makin kita dekati. 

Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita.

Umur kita yang tersisa di hari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita.

Karena itu,
jika hari berlalu tapi tiada Kebaikan dan Kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita.

Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat untuk mati tidaklah harus tua.

Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat untuk mati tidak pula harus sakit.

Teruslah berbuat baik... berkata baik...!

Kritisi semua yang tidak baik.

Walau tak banyak orang yang mengenalimu, tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...

Futur

Agustus 30, 2013 0 Comments
Futur adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Hakikat futur adalah dehidrasi iman dan amal, yaitu virus yang menyerang motivasi seseorang sehingga menyebabkan turunnya kualitas atau melemahnya frekuensi iman dan amal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah mengisyaratkan bahwa setiap amalan sangat rentan terserang penyakit futur, diantara adalah sabda beliau:

إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ فَمَنْ كَانَتْ شِرَّتُهُ إِلَى سُنَّتِي فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ

“Setiap amalan pasti ada gairahnya dan setiap gairah pasti mengalami penurunan (futur), barangsiapa penuruannya kepada sunnah maka ia telah beruntung dan barangsiapa penurunannya kepada bid’ah maka ia telah binasa.” (Hadits riwayat Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Ali Hasan dalam kitab Arba’uuna Hadiitsan fi Syakhsiyah Islamiyyah)

Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ إِلاَّ غَلَبَهُ

“Sesungguhnya agama ini sangat mudah. Dan tiada seseorang yang mencoba mempersulit diri dalam agama ini melainkan ia pasti kalah.” (Hadits riwayat Al-Bukhaari)

dan dalam hadits lainnya beliau mengatakan:

سَدِّدُوْا، وَقَارِبُوْا، وَاغْدُوْا وَرُوْحُوْا، وَشَيءٌ مِنَ الدُّلْجَةِ؛ القَصْدَ القَصْدَ تَبْلُغُوْا

“Sederhanalah dalam beramal, mendekatlah pada kesempurnaan, pergunakanlah waktu pagi dan sore serta sedikit dari waktu malam. Bersahajalah, niscaya kalian akan sampai tujuan.” (Hadits riwayat Al-Bukhaari)

Ibnu Hajar menukil perkataan Ibnul Munayyir dalam Fathul Baari sebagai berikut; Ibnul Munayyir berkata: Hadits ini termasuk salah satu mukjizat nabi. Kita semua sama-sama menyaksikan bahwa setiap orang yang kelewat batas dalam agama pasti akan terputus. Maksudnya bukan tidak boleh mengejar ibadah yang lebih sempurna, sebab hal itu termasuk perkara yang terpuji. Perkara yang dilarang di sini adalah berlebih-lebihan yang membuat jemu atau kelewat batas dalam mengerjakan amalan sunnat hingga berakibat terbengkalainya perkara yang lebih afdhal. Atau mengulur kewajiban hingga keluar waktu. Misalnya orang yang shalat tahajjud semalam suntuk lalu tertidur sampai akhir malam sehingga terluput shalat Subuh berjama’ah, atau sampai keluar dari waktu yang afdhal atau sampai terbit matahari sehingga keluar dari batasan waktunya. Dalam hadits Mihzan bin Al-Adra’ yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad disebutkan:

إِنَّكُمْ لَنْ تَنَالُوْا هَذَا الأَمْرَ بِالمُغَالَبَةِ، وَخَيْرَ دِيْنِكُمْ اليُسْرَةُ

“Kalian tidak akan dapat melaksanakan dien ini dengan memaksakan diri. Sebaik-baik urusan agamamu adalah yang mudah.”

Dari pernyataan ini dapat dipetik kaedah wajibnya mengambil rukhshah(dispensasi) syariat. Melaksanakan azimah (ketentuan asal) pada saat diberikannya dispensasi merupakan bentuk memaksakan diri. Misalnya orang yang tidak bertayammum tatkala ia tidak mampu menggunakan air, sehingga karena memaksakan diri menggunakan air ia mendapat mudharat.”

Dalam hadits lain dari Abdullah bin Mas’ud Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

هَلَكَ المُتَنَطِّعُوْنَ

“Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Hadits riwayat Muslim)

Melalui hadits di atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kepada umat manusia bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kesederhanaan dan keseimbangan dalam ucapan dan perbuatan. Sikap yang keluar dari batas-batas keseimbangan dan berlebih-lebihan akan memudharatkan pelakunya. Ia akan terhenti di tengah jalan. Sebab, sikap tersebut akan membuatnya jenuh dan bosan. Dan dapat menyebabkan ia mengabaikan kewajiban yang lebih utama atau tertunda melaksanakannya. Misalnya, seorang yang shalat tahajjud sepanjang malam, lalu tertidur pada akhir malam sehingga melewati waktu Subuh atau minimal ia terluput mengerjakan shalat Subuh berjamaa’ah di masjid.

Sebagai contoh makruh hukumnya meninggalkan shalat malam bagi yang sudah biasa mengerjakannya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash Radhiyallahu anhuma ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku:

يَا عَبْدَاللَّهِ لَا تَكُنْ مِثْلَ فُلَانٍ كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ

“Hai Abdullah, janganlah seperti si Fulan, dahulu ia rajin mengerjakan shalat malam kemudian ia meninggalkannya.” (Hadits riwayat Al-Bukhaari (1152) dan Muslim (1159).)

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Baari (III/38): “Dapat diambil istimbath hukum dari hadits ini makruhnya memutus ibadah yang rutin dikerjakan meskipun ibadah itu tidak wajib.”

#14

Agustus 30, 2013 0 Comments
Keberhasilan tak diperoleh begitu saja. Ia adalah buah dari pohon kerja keras yang berjuang untuk tumbuh. Jangan terlalu berharap pada kemujuran.

Apakah kita tahu apa itu kemujuran? Apakah kita dapat mendatangkan kemujuran sesuai keinginan kalian? Padahal kita tahu, kita tak selalu mampu menjelaskan dari mana datangnya.

Sadarilah bahwa segala sesuatu berjalan secara alami dan semestinya. Layaknya proses mendaki tangga, kita melangkahkan kaki melalui anak tangga satu per satu.

Tak perlu repot-repot membuang waktu untuk mencari jalan pintas, karena memang tak ada jalan pintas. Sesungguhnya kemudahan jalan pintas itu takkan pernah memberikan kepuasan sejati.

Untuk apa berhasil jika kita tak merasa puas?

Hargailah setiap langkah kecil yang membawa anda maju. Janganlah melangkah dengan ketergesaan, karena ketergesaan adalah beban yang memberati langkah saja.

Amatilah jalan lurus. Tak peduli bergelombang maupun berbatu, selama kita yakin berada di jalan yang tepat, maka melangkahlah terus.

Ketahuilah, jalan yang tepat itu adalah jalan yang menuntun kita menjadi diri kita sendiri.

#13

Agustus 30, 2013 0 Comments
Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmauan kita menerima hidup ini apa adanya.
Kita tak mampu berkompromi pada kenyataan.
Kita tak sudi melepaskan kacamata paradigma dan melihat realitas secara sederhana. Kita lebih suka bermain-main dengan persepsi.
Kita lebih senang berlindung membenarkan pikiran diri sendiri. Padahal itu adalah bentuk lain dari belenggu sehari-hari.
Mari, sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran. Menggali ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang. Menekuri setiap tarikan nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini.
Meneguhkan kembali ikrar kita pada ALLAH; ikrar untuk mencurahkan yang terbaik bagi hidup ini, dan membiarkan ALLAH menuntun setiap gerak kita sehari-hari.

Arah Kehidupan

Agustus 30, 2013 0 Comments
Seringkali kita kehilangan arah hidup ini, semua rencana yang tertata rapi menjadi hancur berkeping-keping, semua orang yang berjanji menolong, menghianati, semua orang terdekat hilang tak berjejak. Saat-saat seperti ini hidup serasa tak berarti, tak ada harapan akan masa depan, semua harta milik tak bermanfaat. Hanya satu yang tinggal tetap yakni iman.

Bagaimana melihat ALLAH ditengah ketidakpastian situasi, ketiadaan jawaban bagi doa-doa yang terpanjat setiap saat. Hanya satu yang tinggal tetap yakni iman.

Iman adalah benteng terakhir yang memegang tangan kita dan mengokohkan langkah kita agar tetap teguh, tegar dan tidak menyerah.

Iman akan menuntun kita dijalan terjal berbatu kehidupan ini agar kita tetap melanjutkan perjalanan menujur lembah berair segar tersebut, dimana kita dapat beristirahat dan lalu terus melanjutkan perjalanan hidup.

Sebagai seorang yang beriman; kita yakin bahwa ALLAH bekerja didalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Namun akal sehat selalu berkata yang berseberangan dengan iman.

Kisah Menakjubkan Seorang Ibu

Agustus 30, 2013 0 Comments
Bismillah ... Suatu hari seorang wanita duduk santai bersama suaminya , pernikahan mereka berumur 21 tahun, mereka mulai bercakap dan ia bertanya pada suaminya, ” Tidakkah engkau ingin keluar makan malam bersama seorang wanita?”. Suaminya kaget dan berkata,” Siapa? Saya tak memiliki anak juga saudara”. Wanita itupun kembali berkata,” Bersama seorang wanita yang selama 21 tahun tak pernah kau temani makan malam”. Tahukah kalian siapa wanita itu??

Ibunya…

وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا

كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al Isra’: 23-24)

Wanita itu berkata pada suaminya, ”Selama kita bersama tak pernah engkau bersama ibumu walau sejenak saja, hubungilah beliau, ajak makan malam berdua..luangkan waktumu untuknya”, suaminya terlihat bingung, seakan-akan ia lupa pada ibunya.

Maka hari itu juga ia menelpon ibunya, menanyakan kabar dan berkata “ Ibu, gimana menurutmu jika kita habiskan malam ini berdua, kita keluar makan malam. Saya akan menjemput ibu, bersiaplah”. Ibunya heran, ” Anakku, apakah terjadi sesuatu padamu?” jawabnya. ” Tidak ibu”, berulang kali sang ibu bertanya.

JODOH, REZEKI, HIDUP & MATI ADALAH RAHASIA ALLAH

Agustus 30, 2013 0 Comments
Seberapa pun besar kita mencintai seseorang, tapi kalau Allah tidak menghendaki berjodoh maka tidak akan bersatu.

Demikian pula seberapa besar halangan yang menghadang atau terpisah oleh jarak yang membentang, tapi kalau Allah menghendaki berjodoh pasti bersatu jua..

Seberapa pun banyaknya harta yang ingin kita kumpulkan, Allah sudah mengatur rezeki makhluk-Nya..

Seberapapun lamanya kita ingin hidup, ketika waktu yang dijanjikan tiba, kita tidak bisa mengundur barang sedetik pun..

Tapi kita harus berusaha, perkara hasil biarlah Allah yang mengatur..

Sesungguhnya semua yang dititipkan Allah kepada kita sampai hari ini merupakan anugerah yang terbaik untuk kita, yang seharusnya kita syukuri..

Ya Allah, jadikan kami termasuk hamba-hamba-Mu yang pandai bersyukur, jauhkan kami dari sifat kufur.. Aamiin..

Rabu, 28 Agustus 2013

Fiqih Bercocok Tanam (DR.Yusuf Qardhawi)

Agustus 28, 2013 0 Comments
Di dalam Al Quran Allah menyebutkan tentang masalah mencari rezeki beberapa pokok yang harus ditepati demi suksesnya bercocok-tanam itu.

Pertama Allah menyebutkan, bahwa bumi ini disediakan Allah untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan memproduksi. Untuk itu Ia jadikan bumi ini serba mudah dan dihamparkan, sebagai suatu nikmat yang harus diingat dan disyukuri.

Firman Allah:
“Allah menjadikan bumi ini untuk kamu dengan terhampar supaya kamu menjalani jalan-jalan besarnya.” (Nuh: 19-20)

“Bumi ini diletakkan Allah untuk umat manusia, di dalamnya penuh dengan buah-buahan dan korma yang mempunyai kelopak-kelopak, biji-bijian yang mempunyai kulit dan berbau harum. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar Rahman: 10-13)

Yang kedua, Allah menyebutkan tentang air, Ia mudahkannya, dengan diturunkannya melalui jalan hujan dan mengalir di sungai-sungai, kemudian dengan air itu dihidupkanlah bumi yang tadinya mati.

Firman Allah:
“Dialah zat yang menurunkan air dari langit, maka dengan air itu kami keluarkan tumbulr-tumbuhan dari tiap-tiap sesuatu, maka kami keluarkan daripadanya pohon yang hijau yang daripadanya kami keluarkan biji-bijian yang bersusun-susun.” (Al An’am: 99)

Senin, 26 Agustus 2013

#12

Agustus 26, 2013 0 Comments
Rencana tanpa tindakan adalah sia-sia.
Salah satu hal yang harus segera dirubah adalah, menunda.
Jangan sampai karena terlena oleh waktu,
pekerjaan kita tunda, tiba-tiba ajal menjemput.
Yang mampu dilakukan hari ini, lakukanlah…!



Pergaulan Bebas adalah Haram (Yusuf Qardhawi)

Agustus 26, 2013 0 Comments
Di antara jalan-jalan yang diharamkan Islam ialah: Bersendirian dengan seorang perempuan lain. Yang dimaksud perempuan lain, yaitu: bukan isteri, bukan salah satu kerabat yang haram dikawin untuk selama-lamanya, seperti ibu, saudara, bibi dan sebagainya yang insya Allah nanti akan kami bicarakan selanjutnya.

Ini bukan berarti menghilangkan kepercayaan kedua belah pihak atau salah satunya, tetapi demi menjaga kedua insan tersebut dari perasaan-perasaan yang tidak baik yang biasa bergelora dalam hati ketika bertemunya dua jenis itu, tanpa ada orang ketiganya.

Dalam hal ini Rasulullah bersabda sebagai berikut:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (Riwayat Ahmad)

“Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri dengan seorang perempuan, kecuali bersama mahramnya.”

Imam Qurthubi dalam menafsirkan firman Allah yang berkenaan dengan isteri-isteri Nabi, yaitu yang tersebut dalam surah al-Ahzab ayat 53, yang artinya: “Apabila kamu minta sesuatu (makanan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari balik tabir. Karena yang demikian itu lebih dapat membersihkan hati-hati kamu dan hati-hati mereka itu,” mengatakan: maksudnya perasaan-perasaan yang timbul dari orang laki-laki terhadap orang perempuan, dan perasaan-perasaan perempuan terhadap laki-laki. Yakni cara seperti itu lebih ampuh untuk meniadakan perasaan-perasaan bimbang dan lebih dapat menjauhkan dari tuduhan yang bukan-bukan dan lebih positif untuk melindungi keluarga.

Ini berarti, bahwa manusia tidak boleh percaya pada diri sendiri dalam hubungannya dengan masalah bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak halal baginya. Oleh karena itu menjauhi hal tersebut akan lebih baik dan lebih dapat melindungi serta lebih sempurna penjagaannya.

Minggu, 25 Agustus 2013

Menjadi Ibu Teladan

Agustus 25, 2013 0 Comments

DR.Muhammad Al-Arify mengisahkan tentang salah seorang sahabatnya yang suatu ketika berpergian naik mobil bersama temannya mengajak dua orang anaknya yang berumur sekitar 4 atau 5 tahun. Ia tahu bahwa teman nya itu bukanlah laki - laki yang taat didalam beragama, namun ketika mobil hendak naik ke jalan layang, serempak anak - anaknya bertakbir (Allahu Akbar).

Ia tahu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dalam safarnya bila melalui jalan mendaki beliau bertakbir, dan bila menuruni lembah beliau bertasbih (Subhanallah). Rupa nya, anak - anak nya faham bahwa yang disunnahkan (dianjurkan) saat mobil menanjak adalah bertakbir. Dan yang disunnahkan saat mobil menurun adalah bertasbih. Ia heran, karena mengingat ayah nya bukan tipe laki - laki yang taat beragama, lalu dari manakah mereka memperoleh pendidikan secamam ini...?

Karena diusik rasa penasaran nya, ia pun bertanya secara terus terang : "Akhi, Masya Allah... Engkau bukanlah santri, dan bukan juga seorang aktivis -pelajar- tetapi anak - anank mu mampu menerapkan sunnah sedemikian rupa, apa rahasianya?"

"Ya Akhi, ini bukan hasil didikan saya, tetapi hasil didikan ibu mereka (isteri saya)." jawab teman nya.

"Isteri ku memang Masya Allah.! semoga Allah membalas kebaikan nya. Dia betul - betul ibu teladan.... Dialah yang mengajari anak - anak doa sebelum tidur, doa bangun tidur, doa sebelum makan, doa setelah makan, doa masuk WC, doa keluar WC dan doa ini dan doa itu... Bahkan dia memiliki cara unik dalam mendidik anak nya." lanjut teman nya.

"Bagaimana cara nya...?" tanya temanku.

Kata nya : "Kalau sekali waktu anak - anak bertengkar di rumah, lalu salah satu berkata kasar kepada saudara nya, maka isteri ku memanggilnya :
"Hai nak, sini sebentar..."

"Apa ma... mama hendak memukul ku ya....?" Tanya anak ku.

"Enggak kok, nggak mama apa - apapkan, mama cuma mau tanya : "Siapa yang lebih kau sayangi, Allah ataukah Syaithan?" kata isteri ku.

"Tentu aku lebih sayang Allah..." jawab anak ku polos.

"Tapi kamu sedang jadi teman nya syiathan sekarang (nak)..." kata ibu nya.

"Lho kenapa Ma...?" tanya anak ku.

"Karena kamu berkata kasar tadi.... Kalau kamu berkata kasar, kamu jadi teman nya syaithan. Tuh syaithan nya sekarang duduk diatas punggung mu, dan ia tertawa lebar mendengar ucapan (kasar) mu tadi..." kata ibu nya.

"Terus Ma..., bagaimana supaya syaithan nya menagis?" Aku tak mau jadi teman nya syaithan, aku mau jadi teman nya Allah...." kata anak ku.

"Ooo.... gampang. Kamu sekarang menghadap kiblat, lalu ucapkan Astaghfirullah seratus kali... hayo coba lakukan." kata ibu nya.

"Jadi kalau aku melakukan itu, Syaithan akan nangis ya..?" kata anak ku.

"Iya, kalau kamu melakukan nya syaithan pasti nangis..." jawab ibunya.

"Kalau begitu aku mau istighfar sekarang.. astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah... (dan seterusnya) udah belum ma?" kata anak ku.

"Belum... masih 50 lagi." kata ibu nya.

"astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah.. (dan seterusnya) udah belum?" tanya anak ku.

"Belum, masih 13 kali lagi.." kata ibunya.

" astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah..(dan seterusnya) udah?" tanya nya lagi.

"Ya, sudah..." kata ibu nya.

"sekarang syaithan lagi nangis ya ma?" kata anak ku.

"Iya, sekarang dia nangis." kata ibu nya.

"Kalau begitu aku mau istighfar lagi, supaya nangis nya lebih lama..." kata anak ku sambil menambah istighfar nya...

[Disadur dari khutbah DR.Muhammad Al-Arifi yang berjudul Mas-uuliyyatur Rajuli fi Usratihi dengan sedikit penyesuaian.

Terkadang ibu lebih berperan dalam mendidik anak daripada bapak, karena ibu lebih sering bertemu dengan anak nya daripada bapak.

semoga Allah menjadikan anak - anak kaum Muslimin, menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua nya. aamiin.

Didiklah anak dengan baik, adapun cara ibu tadi mengajarkan istighfar 100 kali, adalah sang ibu ingin mengajarkan anak nya hadi

Didiklah anak dengan baik, adapun cara ibu tadi mengajarkan istighfar 100 kali, adalah sang ibu ingin mengajarkan anak nya hadits Nabi Shallallahu'alaih wa sallam :

تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
‘Bertaubatlah kalian kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari semalam sebanyak seratus kali.’” (HR Muslim) via Prima Ibnu Firdaus Al-Mirluny

#10

Agustus 25, 2013 0 Comments

"Seharusnya orang yang paling dahulu melakukan perencanaan hari esok mereka adalah aktivis gerakan Islam, sehingga mereka tidak membirkan urusan mereka berjalan tanpa perencanaan; tanpa memanfaatkan pengalaman di masa lalu; tanpa mencermati realitas yg terjadi pada hari ini; tanpa menimbang benar dan salahnya ijtihad yg prnah dilakukan; tanpa menilai untung ruginya perjalanan kemarin dan hari ini, yg produktif dan tidak produktif."
(yusuf qhardawi)

#11

Agustus 25, 2013 0 Comments
Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Yang dibalik kesibukan pribadinya masih memikirkn kepentingan orang lain. Sambil menyelesaikan masalah hidupnya, turut mebantu memecahkan masalah orang lain. Di balik kepenatan hidupnya masih sempat memperhatikn orang lain. Yang dengan segala kekurangannya masih selalu brpikir untuk meberikan sesuatu kepada orang lain. Cukuplah Allah yang tau dan membalasnya atas amalan-amalan trebaik yang telah kita berikan.