Selasa, 29 Desember 2015

Bertahan

Desember 29, 2015 0 Comments
Tahun 2012 menjadi awal baginya untuk bergabung di dalam organisasi itu. Mungkin, memang sudah menjadi goresan takdir-Nya untuk dirinya kala itu. Yang sebelumnya tak pernah disadari, bahwa bermula dari organisasi itulah, Allah membawanya ke jalan yang benar - jalan yang Dia ridhoi. Ia merasa bahwa tahun itu, ia benar-benar hijrah. Hijrah ke arah kebaikan. Masya Allah. Sungguh, Allah telah menurunkan hidayahnya. Lantas apa yang terjadi ? Banyak. Sangat banyak perubahan yang terjadi. Terutama dalam hal hubungannya dengan Sang Pemiliknya - Allah SWT.

Awal-awal masa kepengurusan, ia memang masih merasa 'asing'. Belum menemukan makna yang mendalam disana. Ah, hal ini biasa terjadi, namanya juga permulaan. Tapi, seiring bergulirnya waktu, ia pun mulai merasa nyaman - dengan lingkungannya, temannya dan amanahnya. Tahun pertama di organisasi itu, baginya cukup spesial. Sebab, disitulah ia bisa melakukan apapun yang ia sukai, bebas berekspresi, tak mesti harus ini dan itu. Pada tahun pertama ini juga, ia merasa bahwa kamilah - anak tingkat satu (masih status anggota), yang masih menjadi 'perhatian' bagi kakak-kakak yang lain. Misal, sering ditanyakan kabar, ditraktir makan, bertukar kado atau sekedar duduk bersama. Sederhana. Memang, tapi ia bahagia karenanya. Merasa diperhatikan.

Namun, ia mulai menyadari bahwa diberi perhatian itu tak akan selamanya. Ada masanya. Masa dimana kamu tak lagi menuntut untuk diperhatikan melainkan sudah saatnya kamu yang memperhatikan.  Ya, masa itu adalah masa disaat kamu telah menjadi qiyadah (pemimpin) untuk adik-adiknya. Ditingkat dua dan tiga, masa dimana Allah mempercayakan ia untuk mengemban amanah mulia ini - membimbing adik-adiknya, mencurahkan perhatiannya, dan menjadi tempat untuk adik-adiknya agar selalu ingat kepada-Nya. Berat. Terasa berat ketika diamanahkan menjadi seorang qiyadah. Yang menjadi pertanyaan di dalam hati saat itu adalah apakah diri ini sudah pantas ? apakah amalannya sudah baik untuk bisa menjadi teladan bagi adik-adik ? Hatinya bergumam, ia merasa takut jika dalam perjalanannya nanti tidak bisa menjadi qiyadah yang baik. Takut saat dimintai pertanggungjawaban dihadapan-Nya nanti. 

Rabu, 25 November 2015

Pesan Ayah

November 25, 2015 0 Comments
Duhai anakku,
kemarin aku bertemu teman temanku,
.
Mereka dengan bangga menceritakan anak anaknya yang baru selesai S3,
.
ada yg baru saja datang ke wisuda anaknya di melbourne,
.
ada yg bangga karena anak semata wayangnya sudah menjadi dokter,
.
ada yg bangga karena anaknya jadi direktur dan manajer,
.
ada yg bangga karena anaknya menjadi pemenang cover girl,
.
ada yg bangga karena anaknya menjabat asisten manager,
.
ada yg bangga karena anaknya menjadi fashion designer,
.
ayah hanya mampu tersenyum dan mengucap selamat pada mereka semua,
.
Bukan karena ayah iri ataupun kecewa,
.
bukan pula karena ayah ingin berada di posisi mereka,
.

melainkan karena ayah bangga memiliki putri seperti dirimu,
yg hatinya tak pernah terpaut oleh dunia,
yang matanya tak pernah tergiur oleh emas mutiara,
yang pribadinya ayah doakan mampu menjadi anak sholihah.
.
.
ayah tak pernah memintamu untuk mampu menjadi mereka,
atau bahkan melebihi mereka,
karena ayah sadar kebahagiaan dunia takkan membahagiakan selamanya,
.
melainkan karena ayah bangga memiliki putri seperti dirimu,
yg hatinya tak pernah terpaut oleh dunia,
yang matanya tak pernah tergiur oleh emas mutiara,
yang pribadinya ayah doakan mampu menjadi anak sholihah.
cukuplah menjadi putri yg slalu ayah cinta,
dengan kesederhaan dan hijab syar'inya,
dengan ketaatanmu kepada Allah semata,
dengan ketaatanmu kelak pada suamimu saja,
.
cukuplah tutup auratmu,
cukuplah jadikan Al-qur'an sebagai teman hidupmu,
cukuplah doamu slalu untukku,
.
duhai putriku,
Cukup jadilah wasilah untukku dan ibumu meraih Jannah Allah,
tak perlulah kaya terlalu berlebih di dunia,
cukup mudahkan kami menuju syurgaNya.
.
maka ayah akan slalu bangga memilikimu,
Cukuplah ketaqwaanmu pada Rabbmu.
Mudahkanlah kami menuju syurga dengan akhlaqmu, jangan seret ayah dan ibumu ke neraka.
sungguh.. ayah dan ibu lebih bangga bila melihatmu tumbuh menjadi wanita sholihah.
sedang dunia dan rizeki yg lainnya semata mata bonus dari Allah saja.

@cahyaadityafajri

Rabu, 14 Oktober 2015

Nasehat Pagi

Oktober 14, 2015 0 Comments
Setiap kali engkau memperbaiki niatmu,
maka Allah akan memperbaiki keadaanmu.

Dan setiap kali engkau mengharapkan kebaikan tuk orang lain, 
engkau akan mendapatkan kebaikan dari arah yg tidak kamu sangka.

Dan saat kita hidup tuk membahagiakan orang lain, 
Allah akan memberi kita rezeki berupa orang lain yg akan membahagiakan kita.

Maka berusahalah tuk memberi bukan menerima. 
Karena setiap kali engkau memberi maka engkau akan menerima tanpa meminta sekalipun.

- Syaikh Shalih Awadh Al Mughamisi - 
(Imam Masjid Quba)

Kamis, 08 Oktober 2015

22 Tahun Lamanya

Oktober 08, 2015 0 Comments

Bismillah....

"Ya Rabb, jadikanah sebaik-baik umurku pada ujungnya, jadikan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku dan jadikan sebaik-baik hariku pada saat aku bertemu dengan- Mu."

Tiga minggu lalu. Tepatnya 22 Sept 2015. Usiaku menginjak 23 tahun. Terima kasih ya Allah, Engkau masih memberiku umur yg panjang. Engkau masih memberikan kesempatan pada diri ini untuk berbuat kebaikan agar bisa menghapus dosa-dosa yang pernah ku lakukan dimasa lampau.

Ya Rabb,
Banyak. Sangat banyak. Bahkan seperti yang Engkau bilang. Andaikan pohon kelapa sebagai pena nya dan lautan menjadi tintanya. Tak kan mampu ku tuliskan semua nikmat, karunia, dan hidayah-Mu atasku.

Ya Rabb,
22 tahun lamanya. Banyak capaian dalam hidup yg telah ku raih. Banyak mimpi-mimpi yg tadinya hanya tertulis diselembar kertas menjadi kenyataan dalam hidup. Tak ayal juga, Banyak perubahan dari diri ini, tentunya ke arah pribadi yang baik. Ya, ketika sholihah itu cukup sulit bagiku, maka izinkan aku menjadi pribadi yg baik dari hari ke hari.

Ya Rabb,
Aku sadar, itu semua terjadi karena kuasa-Mu. Kaulah yg memampukan ku selama ini. Kau ajarkan aku melalui proses-proses kehidupanku. Tentang keikhlasan. Kesabaran. Memaafkan. Kekecewaan. Juga, kebahagiaan. Aku yakin, apapun yang menjadi keputusanmu, itu adalah yg terbaik untukku.

Ya Rabb,
Ini tentang orang tua ku. Ayah dan Ibu. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil. Ampunkanlah dosanya. Teguhkanlah hatinya. Mudahkanlah mereka dalam menjemput rezekimu. Panjangkanlah umurnya, agar bisa mempersiapkan dengan optimal bekal dimasa depan nanti-akhirat. Izinkanlah mereka agar bisa merasakan nikmat dan kebahagiaan atas kesuksesan dan kesholehan anak-anaknya.  Izinkanlah ya Allah. Dan izinkan aku agar bisa sedikit membalas jasa mereka. Ya, meskipun tak seberapa.

Ya Rabb,
Ini tentang temen-temanku. Saudaraku. Lingkungan sekitarku. Terima kasih atas banyak orang yg kau kirimkan untukku. Aku bersyukur dan kagum bisa dipertemukan dengan mereka. Mereka yg sangat peduli, perhatian, saling mengingatkan dalam kebaikan, saling menguatkan dan saling mendoa dalam diam. Ah, betapa 'manis' rasanya. Masha Allah. Ya Allah, jikalau suatu saat nanti kami berpisah. Pertemukanlah kami kembali. Jika tidak didunia, ku berharap bertemu di surga-Mu.

Ya Rabb,
Ini tentang harapanku. Masa depanku. Aku tak tahu bagaimana masa depanku nantinya. Yang bisa ku lakukan adalah ikhtiar seoptimal mungkin dan berdoa kepada-Mu. Mudahkan. Mudahkan. Apa yang menjadi hajat ku untuk ke depannya. Kuatkan dan teguhkan hati ini.

"Ya Allah, Sesungguhnya Engkaulah yg membolak-balikan hati manusia. Engkaulah yg mengajarkan hikmah kepada manusia. Maka lapangkanlah dadaku untuk senantiasa mampu menerima dan memahami cahaya-Mu. Kuatkan aku atas segala kelemahanku. Bimbinglah aku atas segala ketidaktahuanku. Maafkan aku atas segala kesalahanku. Ampuni aku atas segala dosaku. Dan ku serahkan hidup dan matimu, kepada-Mu." Aamiin

Barakallah fii umrik SEFI INDRIA.

*Jazakumullah khair atas semua kado terindahnya.

Selasa, 06 Oktober 2015

Kisah Cin-TA ku

Oktober 06, 2015 0 Comments


Ini tentang sebuah rasa. Rasa yang menjadi fitrah setiap anak manusia. Karunia yang luar biasa dari Tuhan-Nya. Rasa yang bisa membuat orang rela berkorban baik waktu, tenaga, pikiran bahkan sampai hartanya, untuk berjuang mendapatkannya. Demi sebuah rasa bernama Cinta. Setiap orang pasti akan berjuang sampai titik penghabisan untuk meraihnya. Luar biasa. Tapi, apakah akan sama perlakuannya untuk kisah cin-TA (read : Tugas Akhir) yang satu ini ? Kisah cin-TA yang mungkin, orang yang mendengar pertama kalinya, akan menghindarinya. Langsung tutup telinga. Pergi jauh-jauh darinya.

Kamu mahasiswa tingkat akhir ?
Ya, ketika title mahasiswa tingkat akhir itu mulai melekat. Banyak. Sangat banyak sekali pertanyaan yg terlontarkan dari orang tua, saudara dan teman. Mereka berkata “Bagaimana progress cin-TA nya, kapan seminar, kapan sidang, kapan lulus.” Huuh. Terasa bebal mendengarnya. Bosan. Tapi, begitulah yang memang seharusnya terlontarkan untuk kita para mahasiswa tingkat akhir. Cukup berpikir positif dan mencoba menerjemahkan pertanyaan itu, bahwa mereka sangat peduli dengan kita. Ya, itulah yang mestinya menjadi pemacu untuk segera menyelesaikannya. Urusan cin-TA satu ini.

Kawan,
Langkah pertama untuk memulainya menjadi selalu yang terberat. Tapi mau sampai kapan jika tidak memulai dari sekarang ? Ayolah, bergerak. Kalahkan egomu. Hadapi. Jangan merasa lemah ketika rasa malas itu menghampirimu. Jangan menyerah. Kamu harus berani. Pasti bisa. Kamu harus yakin, kalau kamu mampu menyelesaiakan ini semua sendiri. Karena ini adalah kisah cin-TA mu. Tak mungkin orang lain yang akan mengambil peran dalam urusan dihidupmu. Bebas. Tentukan saja jalan cerita mana yang ingin kau ambil. Ingin cepat lulus atau lama lulus ? Ingin meringankan beban orang tua atau menambah beban orang tua ?
Sederhana. Hanya saja, kamu yang mudah tergoda dengan urusan lainnya.

Kawan,
Inilah kisah cin-TA ku. Aku yang selau berjuang untuknya. Aku yang rela berlelah-lelah untuknya. Aku yang berani mengurangi jatah tidurku disetiap harinya. Aku yang harus berjalan sendiri untuknya. Bahkan, aku yang sampai masuk rumah sakit karena aku sangat cin-TA kepadanya. Lebay. Memang sangat lebay. Tapi inilah bukti cintaku meraih cin-TA nya. Selayaknya saat kita berjuang untuk meraih cinta yang sesungguhnya. Dahsyat.

Kawan,
Lantas alasan apa lagi yang membuatmu tak bergerak sampai sekarang ? Dosbing (read : dosen pembimbing) mu menuntut untuk sempurna pada tugas akhirmu ? Dosbingmu sering ke luar kota dan ke luar negeri ? Atau data yang kamu ambil masih ada yang kurang sehingga kamu harus turun ke lapang lagi ? Ah, ini nih yang menjadi senjata mahasiswa  kalau ditanya, bagaimana progress tugas akhirnya ? bla...bla... kebanyakan excuse, seperti diatas. Hei, kamu. Kamu yang sudah bergelar sebagai ‘Maha’siswa.  Kamu itu agen intelektual loh. Mesti cerdas dalam menyikapi setiap permasalahan dan jeli terhadap peluang yang ada. Kalau disuruh cari data lagi, ya, laksanakan. Kalau banyak revisian, ya, kerjakan. Kalau dosen lagi pergi ke luar kota atau ke luar negeri, ya, persiapkan bagian yang lainnya. Cukup deh. Berhenti cari-cari alasan. Buat susah sendiri aja. Ambil celah dari setiap permasalahan dan berpikirlah layaknya kaum intelektual.

Kawan,
Cerita tiap orang itu beda-beda. Unik. Terkadang bisa membuat kita tertawa lepas. Membuat kita merenung. Bahkan, bisa membuat air mata ini tak mampu tertahan. Apalagi, jika sudah berbicara mengenai takdir-Nya. Ini persoalan yang berat. Tentang takdir, mau menerima atau menolaknya, dia akan tetap terjadi. Takdir tak mengenal kamu siapa, sedang apa, dan bagaimana perasaannya. Tapi yang terpenting, ketika takdir yang tak kamu harapkan itu ‘menyapa’, mulailah menerimanya dengan lapang dada. Cobalah mengambil hikmah dan pembelajaran dari setiap goresan ttitah-Nya.

Kawan,
Inilah kisah cin-TA ku. Ketika semua permasalahan teknis atau konseptual berhasil aku lalui, tapi untuk urusan ini aku tak bisa berbuat apa-apa. Ya, inilah kisah takdirku, dari-Nya. Aku yang Dia kirimkan nikmat sakit, menjelang H-1 ujian tugas akhirku. Aku yang harus berbaring dirumah sakit beberapa hari. Aku yang banyak merepotkan orang lain. Dan aku yang membuat orang tuaku menangis serta jauh-jauh harus datang untuk menjemputku. Huuh. Sedih. Campur aduk rasanya. Saat itu, aku hanya bisa pasrah dan ikhlas. Dan pada akhirnya aku pun memutuskan untuk membatalkan ujian tugas akhirku. Kecewa. Itu pasti, tapi aku sadar bahwa kekecewaan itu adalah cara Tuhan dalam berkata bahwa Dia mempunyai sesuatu yang lebih baik untuk ku nantinya. Itulah janji-Nya, bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan. Dan ambillah pelajaran darinya, bahwa jikalau setiap harapan kita selalu berjalan sesuai rencana, mungkin kita tak pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan.
****

(Alhamdulillah tulisan ini bisa menjadi salah satu kontributor dibuku antalogi 'Tugas Akhir' -Penerbit Genom 2015)

Semoga bermanfaat...

Rabu, 30 September 2015

UJIAN PALING BERAT yang bernama KEMUDAHAN .

September 30, 2015 0 Comments
1. Kehamilan dan persalinan yg mudah, lancar, normal cenderung tanpa kesulitan.. Sering membuat mencemooh yg susah hamilnya, penuh resiko, atau bErmasalah dgn kata2 mandul, manja, dll
.
2. Anak-anak yg cenderung sehat, serba normal, penuh aktivitas, mudah di urus, penuh kasih sayang.. Sering menimbulkan rasa riya' merasa diri ibu sempurna hingga merendahkan ibu yg lain dan enggan belajar..
.
3. Suami yg setia, ndak neko2, romantis dan begitu perhatian, membuat terlena untuk memperbaiki diri dan akhlak agar terus menjadi bidadari surga dan bukan pencela pasangan lain yg bermasalah..
.
4. Keuangan yg stabil, bahkan berlebihan, kadangkala membuat terlupa menengok ke bawah, lupa rasanya bersyukur, mudah menghakimi yg lain pemalas dan tak mau kerja keras layaknya dirinya..
.
5. Orangtua dan mertua yg pengasih, mudah beradaptasi, membuat kita merasa sempurna sbgai anak, sering membuat kita mudah menghakimi mereka yg brmasalah dgn orangtua dan mertua sebagai anak durhaka, tak tau terima kasih kasih..
.
6. ilmu yg tinggi, pengetahuan yg luas tanpa sadar membuat kita merasa lebih mumpuni, malas mengejar ilmu2 yg lain, akhirnya merendahkan dan menyepelekan mereka yg kita anggap tak seluas kita ilmu dan pengetahuannya.
.
7. Kemudahan dalam ibadah, sholat yg kita anggap tak pernah lalai, puasa yg tk putus, zakat milyaran rupiah, shodaqah tak terhitung, haji dan umroh berkali2, membuat kita merasa paling alim dan takwa, tanpa sadar tidak lagi mau belajar dgn alim ulama, enggan bergaul dgn mereka yg kita anggap pendosa..
.
Kemudahan itu ujian yg berat, melenakan sering mendatangkan penyakit hati tanpa disadari.. berhati-hatilah.

[Ustadz Hasan Al-Jaizy]

Rabu, 23 September 2015

"Semua Akan Cie Cie Pada Waktunya"

September 23, 2015 0 Comments
Dari sekian majelis yang pernah saya belajar di dalamnya, saya melihat perempuan lebih rajin mencatat. Kebalikan dari laki-laki. Malas mencatat. Tapi tidak jarang saya dapatkan laki-laki malah lebih bagus jawabannya dibandingkan perempuan, padahal tidak mencatat. Apa yang bisa dipelajari dari sini? Yang bisa dipelajari adalah:
- Bahwa laki-laki lebih menguasai hal-hal global daripada perempuan.
- Bahwa perempuan lebih menguasai hal-hal rinci daripada laki-laki.

Makanya, pemetaan pikiran laki-laki biasanya lebih global, simple, meluas dan tepat dibandingkan perempuan yang kadang pemetaan pikirannya lebih fokus ke furu' mufashshalah (cabang-cabang rinci) yang bahkan kadang menurut laki-laki ga penting sama sekali.

Contoh:
Laki-laki kalau mau safar (bepergian), modal dengkul juga jadi. Simple. Tapi perempuan? Jangan harap cuma modal pakaian. Perempuan lebih berfikir ke furu', sampai minyak kayu putih, bahkan sampai memikirkan jarum. Kayak mau nyantet orang aja :)

Laki-laki kalau mau ke kajian, atau ke mall, atau ke pasar, atau ke kantor, tidak begitu memikirkan kosmetik. Asal baju rapih dan matching, selesai. Jangan tanya perempuan tentang mereka saat mau pergi ke sana.
Laki-laki saat di kajian, mendengarkan ustadznya, sambil menata mind-mapping global. Rincinya tidak penting-penting amat. Ego dan rasa 'keperkasaan' mereka akan berkata, 'Ah, gue juga bisa mikirin rincinya sendiri tanpa di-talqin'. Beda sama perempuan, mendengarkan ustadznya, sambil banyak mencatat. Sehalaman, dua halaman, sampai banyak. Setelah itu ya sudah. Kalau diadu sama laki-laki, malah bisa kalah. Karena laki-laki lebih menguasai ushul (masalah-masalah pokok -red), sedangkan perempuan lebih menguasai furu'(cabang -red). Dan mereka yang menguasai ushul, lebih layak jadi pemimpin daripada yang lebih dominan penguasaan furu'. Iya. Kalau diadu sama laki-laki, malah bisa kalah. Tapi kecenya, kalau laki-laki ternyata yang kalah, mereka akan beralasan, 'Ya wajar lah, wong akhwat pada nyatet, saya nggak.'

Ga wajar, mas. Antum cuma jiping (ngaji kuping), jihadnya di telinga doang. Beda sama akhwat-akhwat itu, mereka jihadnya di kuping, tangan dan hati. Jihad di kuping? Ya dengerin. Jihad di tangan? Ya mencatat. Jihad di hati? Ya menahan perasaan supaya ga suka sama ustadznya. (emoticon merem lalu ada setetes keringat di pojok kepala sebelah kiri)

Laki-laki itu exist di pertama. Dia bisa berfoya dengan kemegahan. Tapi semegah-megahnya bujang dan jomblo, kalau belum beristri, maka kemegahannya ghayru mu'tabar (gak ter-anggap). Malah dunia akan tertawa kalau seorang bujang sudah mapan tapi belum mau beristri. Mencari ilmu pun tidak. Ini abnormal. Perlu dipertanyakan dosis kelelakiannya. Coba tengok kisah Nabi Adam.

Nabi Adam alaihissalam, awalnya tinggalnya di surga. SURGA! SURGA! Apa sih yang ga enak di Surga? Enak semua, bro! Apa-apa azek. Tapi semegah-megahnya taraf hidup beliau di Surga, tetap saja beliau suatu kala merasa murung. Ada yang kurang. Ada fitrah yang belum dilengkapi. Ada relung jiwa yang belum diisi. Perempuan. Ah, itu dia. Hidup laki-laki sehebat apapun tetap saja dependant (tergantung) pada makhluk halus bernama 'perempuan'. Maka, Allah berikan pasangan buat Nabi Adam. Seneng....

Tapi memang sudah lazimnya. Ujian mesti ada. Susah seneng tetap saja ada ujiannya. Nabi Adam meminta perempuan, namun kemudian dengannyalah beliau terjatuh. Ke bumi. Ke dasar. Cobaannya ada.
Makanya, jangan mengira after-marriage itu ketemunya Surga doang. Salah besar. Ujiannya banyak. Kegalauannya malah lebih banyak, lebih rutin dan lebih tinggi intensitasnya dibandingkan kegalauan bujang. Tapi tentu saja penyembuhnya lebih available dibandingkan buat bujang. Semua itu kalau di-manage sesuai syariah, bakal berpahala besar.

Dan dari semua kegalauan, baik sektor ekonomi, sosial, dan psikologi, ternyata laki-laki sangat matching untuk menghadapinya bersama perempuan. Tidak bisa satu doang. Harus berdua. Kenapa? Karena laki-laki lebih menguasai ushul, sedangkan perempuan lebih menguasai furu'.

Dari sektor ekonomi, laki-laki lebih mampu mencari uang banyak dan memang keharusannya mencari nafkah. Pas awal bulan (bagi orang kantoran moo MPEG n), seluruh atau sebagian uang di-manage istri. Ada nafkah khusus buat istri, ada juga dana umum. Istri, yang lebih suka masalah furu', bakal lebih mampu handle ini. Really. Kalau laki-laki yang handle beginian, istri bisa terzhalimi. Rumah tangga bisa rapuh. Sudahlah, biar ditangani istri. Nanti pas belanja bulanan, di market istri cari semua barang di semua rak, suami cuma cari satu: bangku. Hehe.

Dari sektor sosial, laki-laki tidak begitu suka 'kepoin' orang secara detail. Beda bingits sama perempuan. Makanya, tensi ghibah perempuan lebih besar daripada laki-laki. Makanya juga, anak-anak ngaji yang lebih suka ngomongin fulan dan fulan, itu lebih layak digelari 'banci mengaji' dibandingkan anak ngaji. Mirip perempuan. Makanya gan, jangan mengetahui personal seseorang secara detail, karena pengetahuan tersebut bakal mendorong untuk berghibah. Kecuali personal Rasulullah. Itu lain lagi.

Baiklah. Kemudian, istri lebih bisa dijadikan senjata untuk urusan-urusan sosial. Arisan, rukun tetangga, musyawarah di gerobak sayur sambil acak-acak barang dagangan, kajian-kajian kampung dan pesta pernikahan. Itu semua girly (baca: emak-emak) banget. Tentu saja aneh jika arisan hanya dikuasai laki-laki, lalu para bapak-bapak ngegosip di gerobak sayur. Ga pantes. Makanya, kalau mau siarkan nikah di kampungmu, tidak usah repot-repot buat kertas undangan. Irit aja. Itu buat orang jauh aja. Untuk sekelurahan, cukup bicara sama nenek-nenek atau emak-emak "Saya mau nikah sama
"namalengkap(spasi)tanggal(spasi)dimana(spasi)kok bisa ya?""

Dari sektor psikologi: laki-laki dengan keperkasaannya akan rapuh tanpa perempuan, dan bisa mudah rapuh karena perempuan. Perempuan dengan kelembutannya bisa menjadi pejuang gigih karena laki-laki. Berjuang sabar, tekun, baik-baik...

Siapapun dari sesiapa punya harapan tentang siapa, namun siap-siaplah. Jangan sampai hanya berharap tanpa bekal dan perjuangan. Semakin besar perjuanganmu dan kesabaranmu, menunjukkan semakin kamu menghargai harapanmu dan menghargai dia yang kamu harapkan. Iya, menghargai dia, yang kamu harapkan. Barangsiapa yang menghargai, ia akan dihargai.

Tetaplah kamu laki-laki menjadi pemimpin
Tetaplah kamu perempuan menjadi sandaran pemimpin.

Saat kamu datang ke kondangan "fulan vs fulanah", mereka akan bertanya 'kapan kamu nyusul'. Sakitnya tuh di sana sini.
Pas ngobrol asik-asik sama temen-temen, mulai ada yang membahas topik begitu, 'kamu kapan?' Sakitnya tuh di perasaan.

Lihat pasangan halal gandengan enak banget. Lalu, karena ga ada yang bertanya, malah diri sendiri yang bertanya, 'saya kapan?' Sakitnya udah ga pake perasaan.

Kalau mengingat pertanyaan 'kamu kapan?' 'kamu kapan?' 'kamu kapan?', rasanya sendi-sendi begitu sakit. Memang, sendi-sendi biasanya sakit karena sendirian.

Tapi percayalah, (emoticon senyum), kamu ga 4usah banyak kirim biodata, cukup perbaiki diri, kirim proposal kepada Allah setiap selesai shalat dan setiap 1/3 malam terakhir, jaga diri, pantaskan diri dan tawakkal, maka:
"Semua Akan Cie Cie Pada Waktunya"


[Ustadz Hasan Al-Jaizy]

"Cara Masuk Surga Sekeluarga"

September 23, 2015 0 Comments
1. Coba suatu hari ingatkan seluruh anggota keluarga begini; "Kita kerjasama agar masuk surga sekeluarga yuk?"
2. Bagaimana caranya? Lihat surat Ath Thur ayat 25-26. Para penghuni Surga membocorkan rahasianya bagaimana cara masuk Surga sekeluarga. Mau tau?
3. Ceritanya penghuni Surga saling bercengkrama berhadap-hadapan, masing-masing bertanya jawab bagaimana keluarga kalian dulu, koq bisa masuk Surga?
4. Jawabnya seragam; "Kami bisa masuk Surga karena dulu di Dunia, dikeluarga kami saling mengingatkan satu sama lain tentang siksa pedih Neraka".
5. Karenanya Visi rumah tangga orang beriman adalah: "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa Neraka" (QS At Tahrim; 6).
6. Rumahku Surgaku, akan terjadi jika masing-masing anggota keluarga memelihara dirinya dan mengingatkan anggota keluarga lainnya dari siksa Neraka.
7. Siapa yang tak sedih jika ada salah seorg anggota keluarganya (ayah, ibu, kakak atau adik) terjerumus ke lingkungan siksa "Neraka"?.
8. Setiap anggota keluarga pasti sangat sedih jika Bahtera Keluarga pecah dan karam akibat terpaan gelombang kehidupan dunia yang mematikan.
9. Agar masuk Surga sekeluarga, ingatkan anggota keluarga kita yang sedang khilaf berbuat dosa atau lalaikan perintah Allah, jangan dibiarkan.
10. Jangan kecewa kalau peringatan kita diabaikan, atau malah dilecehkan, karena dakwah di tengah keluarga kadang lebih berat, jangan lupa doakan.
11. Nabi Nuh as tak pernah bosan mengingatkan anaknya yg tersesat, Nuh as terus mendoakannya sampai akhirnya Allah tenggelamkan Kan'an.
12. Nabi Luth as tak pernah berhenti memperingatkan isterinya yang membangkang, sampai akhirnya Allah binasakan isterinya bersama kaum Sodom.
13. Asiah binti Muzahim, tertatih -tatih peringatkan suaminya Fir'aun, konsisten mendidik Masyithah & Musa as, akhirnya Asiah yang dibunuh Fir'aun.
14. Habil tak pernah takut mengingatkan dan menasehati kakaknya Qabil, rasa iri dan dengki berkecamuk sampai akhirnya Habil dibunuh Qabil.
15. Agar bisa masuk Surga sekeluarga perlu perjuangan dan pengorbanan yang besar, selain itu kesabaran dan konsistensi juga harus dilakukan.
16. Ingatkan suami agar bekerja ditempat yang halal, jangan bawa pulang penghasilan yg haram, krn akan jadi bahan bakar neraka Rumah Tangga.
17. Ingatkan isteri agar memperhatikan Pola Konsumsi Halal untuk keluarga, anak-anak akan susah diajak taat dan ibadah jika mengkonsumsi yang haram.
18. Ingatkan anak-anak bahwa bahan bakar Neraka adalah Batu dan Manusia, jangan sampai salah seorang dari kita jadi bahan bakarnya Neraka.
19. Ceritakan bahwa penjaga Neraka adalah Para Malaikat Perkasa yang kuat dan kasar, mereka tak pernah khianati Allah & pasti laksanakan perintahNYA.
Semoga bermanfaat buat kita dan keluarga kita masing-masing. Selamat beraktifitas yang indah bersama keluarga kita sampai akhirat yang husnul khotimah...
Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

Oleh Ustadz Bachtiar Nasir 
(Sekjen Miumi Pusat)



Percakapan Seorang Ayah dan Anak Perempuannya

September 23, 2015 0 Comments
Seorang anak yang sudah remaja bertanya pada ayahnya.

Anak : "Ayah, mengapa seorang wanita itu sangat mudah menangis?"

Ayah : "Seorang wanita itu mudah menangis karena Allah menciptakan bahu yang cukup kuat untuk menopang dunia, namun harus cukup lembut untuk memberi kenyamanan..!"

Anak : "Menopang dunia?"

Ayah : "Iya, karena wanita memiliki peranan sangat penting di dunia ini..!"

Anak : "Bisa ayah jelaskan apa yang istimewa dari seorang wanita?"

Ayah : "Allah memberikan kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak, dan menerima penolakan yang sering datang dari anak2nya. Allah memberi kekerasan untuk membuatnya tegar saat orang lain menyerah, namun dia mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.."

Anak : "Seistimewa itu yah..?"

Ayah : "Bukan hanya itu, Allah juga memberikan kepekaan untuk mencintai anak2nya dalam setiap keadaan. Bahkan ketika anak2nya bersikap sangat menyakiti hatinya.."

Anak : "Ternyata wanita itu sungguh luar biasa..ya ayah??!"

Ayah : "Masih ada lagi keistimewaan yang dimilik seorang wanita."

Anak : "Apa itu yah??"

Ayah : "Allah memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalan dan melengkapi tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya. Allah memberi kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa suami yang baik tak akan pernah menyakiti istrinya. Tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu."

Anak : "Lalu bagaimana dengan lelaki??"

Ayah : "Lelaki harus membuat wanita merasa nyaman dan terlindungi saat berada disampingnya. Jangan pernah membuat hati wanita terluka, jika lelaki berniat mempermainkan wanita, ingatlah pengorbanan wanita yang telah melahirkannya.


Kamis, 10 September 2015

Mahfudzat (Pribahasa Arab)

September 10, 2015 0 Comments
١. ﻣَﻦْ ﺳَﺎﺭَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺪَّﺭْﺏِ ﻭَﺻَﻞَ
Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia

٢. ﻣَﻦْ ﺟَﺪَّ ﻭَﺟَﺪَ
Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia.

٣. ﻣَﻦْ ﺻَﺒَﺮَ ﻇَﻔِﺮَ
Barang siapa sabar beruntunglah ia.

٤. ﻣَﻦْ ﻗَﻞَّ ﺻِﺪْﻗُﻪُ ﻗَﻞَّ ﺻَﺪِﻳْﻘُﻪُ
Barang siapa yang kejujurannya sedikit, maka sedikit pula temannya.

٥. ﺟَﺎﻟِﺲْ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟﺼِّﺪْﻕِ ﻭَﺍﻟﻮَﻓَﺎﺀِ
Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji.

٦. ﻣَﻮَﺩَّﺓُ ﺍﻟﺼَّﺪِﻳْﻖِ ﺗَﻈْﻬَﺮُ ﻭَﻗْﺖَ ﺍﻟﻀِّﻴْﻖِ
Kecintaan/ketulusan teman akan tampak pada saat kesempitan/susah.

٧. ﻭَﻣَﺎﺍﻟﻠَّﺬَّﺓُ ﺇِﻻَّ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺘَّﻌَﺐِ
Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan/cape

٨. ﺍﻟﺼَّﺒْﺮُ ﻳُﻌِﻴْﻦُ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﻋَﻤَﻞٍ
Kesabaran menolong segala pekerjaan.

٩. ﺟَﺮِّﺏْ ﻭَﻻَﺣِﻆْ ﺗَﻜُﻦْ ﻋَﺎﺭِﻓًﺎ
Cobalah dan amatilah, niscaya kau jadi orang yang tahu.

١٠. ﺍُﻃْﻠُﺐِ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻤَﻬْﺪِ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟﻠَّﺤْﺪِ
Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur.

١١.  ﺑَﻴْﻀَﺔُ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺩَﺟَﺎﺟَﺔِ ﺍﻟﻐَﺪِ
Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.

١٢. ﺍﻟﻮَﻗْﺖُ ﺃَﺛْﻤَﻦُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ
Waktu itu lebih mahal daripada emas.

١٣. ﺍﻟﻌَﻘْﻞُ ﺍﻟﺴَّﻠِﻴْﻢُ ﻓﻲِ ﺍﻟﺠِﺴِْﻢ ﺍﻟﺴَّﻠِﻴْﻢِ
Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat.

١٤. ﺧَﻴْﺮُ ﺟَﻠِﻴْﺲٍ ﻓﻲِ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ﻛِﺘَﺎﺏٌ
Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku.

١٥. ﻣَﻦْ ﻳَﺰْﺭَﻉْ ﻳَﺤْﺼُﺪْ
Siapa yg menanam pasti akan memetik (panen).

١٦. ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻷَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻣَﻦْ ﻳَﺪُﻟُّﻚَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺨَﻴْﺮِ
Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan.

١٧. ﻟَﻮْﻻَ ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻛَﺎﻟﺒَﻬَﺎﺋِﻢِ
Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang.

١٨. ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻓﻲِ ﺍﻟﺼِّﻐَﺮِ ﻛَﺎﻟﻨَّﻘْﺶِ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺤَﺠَﺮِ
Ilmu (yg dipelajari) waktu kecil, bagaikan ukiran di atas batu.

١٩. ﻟَﻦْ ﺗَﺮْﺟِﻊَ ﺍﻷَﻳﺎَّﻡُ ﺍﻟَّﺘﻲِ ﻣَﻀَﺖْ
Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

٢٠. ﺗَﻌَﻠَّﻤَﻦْ ﺻَﻐِﻴْﺮًﺍ ﻭَﺍﻋْﻤَﻞْ ﺑِﻪِ ﻛَﺒِﻴْﺮًﺍ
Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar.

٢١. ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﺑِﻼَ ﻋَﻤَﻞٍ ﻛَﺎﻟﺸَّﺠَﺮِ ﺑِﻼَ ﺛَﻤَﺮ
Ilmu tanpa amalan bagaikan pohon tidak berbuah.

٢٢. ﺍﻻﺗِّﺤَﺎﺩُ ﺃَﺳَﺎﺱُ ﺍﻟﻨَّﺠَﺎﺡِ
Bersatu adalah pangkal keberhasilan.

٢٣. ﻻَ ﺗَﺤْﺘَﻘِﺮْ ﻣِﺴْﻜِﻴْﻨًﺎ ﻭَﻛُﻦْ ﻟَﻪُ ﻣُﻌِﻴْﻨﺎً
Jangan engkau menghina orang miskin tapi jadilah penolongnya.

٢٤. ﺍﻟﺸَّﺮَﻑُ ﺑِﺎﻷَﺩَﺏِ ﻻَ ﺑِﺎﻟﻨَّﺴَﺐِ
Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi pekerti) bukan dengan keturunan.

٢٥. ﺳَﻼَﻣَﺔُ ﺍﻹِﻧْﺴَﺎﻥِ ﻓﻲِ ﺣِﻔْﻆِ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥِ
Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya
(perkataannya).

٢٦. ﺁﺩَﺍﺏُ ﺍﻟﻤَﺮْﺀِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺒِﻪِ
Adab seseorang itu lebih baik (berharga) daripada emasnya.

٢٧. ﺳُﻮْﺀُ ﺍﻟﺨُﻠُﻖِ ﻳُﻌْﺪِﻱ
Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular.

٢٨. ﺁﻓَﺔُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢِ ﺍﻟﻨِّﺴْﻴﺎَﻥُ
Bencana ilmu itu adalah lupa.

٢٩. ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺪَﻕَ ﺍﻟﻌَﺰْﻡُ ﻭَﺿَﺢَ ﺍﻟﺴَّﺒِﻴْﻞُ
Jika benar kemauannya niscaya terbuka jalannya.

٣٠. ﻻَ ﺗَﺤْﺘَﻘِﺮْ ﻣَﻦْ ﺩُﻭْﻧَﻚَ ﻓَﻠِﻜُﻞِّ ﺷَﻴْﺊٍ ﻣَﺰِﻳَّﺔٌ
Jangan menghina orang yang lebih rendah darimu, karena segala sesuatu itu punya kelebihan

٣١.  ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻧَﻔْﺴَﻚَ ﻳَﺼْﻠُﺢْ ﻟَﻚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ
Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu.

٣٢. ﻓَﻜِّﺮْ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺰِﻡَ
Fikirlah dahulu sebelum kau berkemauan
(merencanakan)

٣٣. ﻣَﻦْ ﻋَﺮَﻑَ ﺑُﻌْﺪَ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮِ ﺍِﺳْﺘَﻌَﺪَّ
Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia.

٣٤. ﻣَﻦْ ﺣَﻔَﺮَ ﺣُﻔْﺮَﺓً ﻭَﻗَﻊَ ﻓِﻴْﻬَﺎ
Barang siapa menggali lobang, ia akan terperosok ke dalamnya.

٣٥.  ﻋَﺪُﻭٌّ ﻋَﺎﻗِﻞٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺻَﺪِﻳْﻖٍ ﺟَﺎﻫِﻞٍ
Musuh yang pandai, lebih baik daripada teman yang bodoh.

٣٦. ﻣَﻦْ ﻛَﺜُﺮَ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧُﻪُ ﻛَﺜُﺮَ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻪُ
Barang siapa banyak amal baiknya, maka akan banyak pula temannya.

٣٧. ﺍِﺟْﻬَﺪْ ﻭَﻻَ ﺗَﻜْﺴَﻞْ ﻭَﻻَ ﺗَﻚُ ﻏَﺎﻓِﻼً ﻓَﻨَﺪَﺍﻣَﺔُ ﺍﻟﻌُﻘْﺒﻰَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺘَﻜﺎَﺳَﻞُ
Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas.

٣٨. ﻻَ ﺗُﺆَﺧِّﺮْ ﻋَﻤَﻠَﻚَ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟﻐَﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﻘْﺪِﺭُ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﻤَﻠَﻪُ ﺍﻟﻴَﻮْﻡَ
Janganlah mengakhirkan (menunda) pekerjaanmu hingga hari esok, jika dapat kau kerjakan hari ini.

٣٩. ﺍُﺗْﺮُﻙِ ﺍﻟﺸَّﺮَّ ﻳَﺘْﺮُﻛْﻚَ
Tinggalkanlah kejahatan, niscaya (kejahatan itu) akan meninggalkanmu.

٤٠  ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﺧُﻠُﻘﺎً ﻭَﺃَﻧْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ
manusia terbaik adalah yang baik budi pekertinya dan bermanfaat bagi manusia.

٤١. فيِ التَّأَنِّي السَّلاَمَةُ وَفيِ العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
Dalam kehati-hatian ada keselamatan, dan dalam ketergesaan ada penyesalan.

٤٢. ثَمْرَةُ التَّفْرِيْطِ النَّدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَّلاَمَةُ
Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan.

٤٣. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
Lembut kepada orang yang lemah adalah perangai orang mulia (terhormat).

٤٤. فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
Pahala/balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang sama dengannya.

٤٥. تَرْكُ الجَوَابِ عَلىَ الجَاهِلِ جَوَابٌ
Tidak menjawab (pertanyaan) orang yang bodoh adalah jawabanya

٤٦.  مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
Barang siapa manis tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya.

٤٧. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلاَمُ
Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya.

٤٨. مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بَلاَ أَخٍ
Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman.

٤٩. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit.

٥٠. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu.

٥١. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا
Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja).

٥٢. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada tiap kata ada tempatnya yang tepat.

٥٣. إِذاَ لمَ ْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
bila kau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki).

٥٤. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلِ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلاً
Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir.

٥٥.  لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti.

٥٦. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَلاَمٍ جَوَابٌ
Tiap pekerjaan ada upahnya, tiap perkataan itu ada jawabannya.

٥٧. وَعَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ مِنْهُ دَائِماً
Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya.

٥٨. هَلَكَ امْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
Hancurlah orang yang tidak tahu (mengenal) dirinya sendiri.

٥٩.  رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
Pokok dosa itu, adalah kebohongan.

٦٠.  مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ
Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya.

٦١. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنُا إِنَّ الجَمَالَ جمَاَلُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan.

٦٢. لاَ تَكُنْ رَطْباً فَتُعْصَرَ وَلاَ يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga kamu akan diperas, dan janganlah kamu bersikap keras, sehingga kamu akan dipatahkan.

٦٣. مَنْ أَعاَنَكَ عَلىَ الشَّرِّ ظَلَمَكَ
Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka ia telah menyiksamu

Sabtu, 05 September 2015

Tuhan ingin kita menjadi Manusia yang Tangguh

September 05, 2015 0 Comments

Bismillah....



"....Bahkan harus sampai masuk rumah sakit dulu untuk menjalani semua prosesnya hingga akhir." hehe

Aku percaya bahwa setiap ujian dari-Nya akan ada hikmahnya.

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah : 153)

Ya, satu bulan yang lalu Allah memberi  nikmat sakit bahkan samapi harus masuk rumah sakit.Namun, sebagai hamba-Nya hanya bisa menerima. Menerima takdirnya bahwa inilah garisnya untukku. Disamping itu, aku terus intropeksi diri dan memperbanyak istighfar serta bersabar karena salah satu hal yang telah lama diperjuangkan hingga tiba waktunya tinggal melewati batas akhir, hal itu tertunda. Pasrah dan ikhlas.

Pasca keluar dari rumah sakit, pikiran pun masih merasakan ada beban. Ya, karena biaya RS yang cukup mahal kondisi keuangan dirumah pun cukup menurun. Sangat...sangat merasakan sekali konidisinya waktu itu karena kebetulan juga moment idul fitri, yang sangat berbeda pada tahun-tahun sebelumnya.

“Allah sedang menguji kita,bu. Maafin mba ya bu, gara-gara mba ga bisa jaga kesehatan sampai RS akhirnya makan uang yang banyak dan kondisi kita seperti ini.” Kataku kepada Ibu.

Aku pun teringat dalam sebuah ayat yang menjelaskan bahwa,
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. “ (QS. Al Baqarah :155)

Ya Allah, kuatkanlah kami dalam menghadapi cobaan ini.
Dan selepas ujian itu datang. Allah memberikan cerita indahnya untukku.
“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Ya, ketika kita dekat dengan-Nya, maka pertolongan-Nya pun begitu dekat. Insha Allah.

Bersandarlah kepada-Nya. Ikhlaskan. Pasrahkan. Bersabar. Tingkatkan ibadah. Perbanyak shodaqoh. Iktiar terus.

Dan benar saja, Masha Allah.
Allah memudahkan segala urusanku. Kurang lebih butuh waktu 2 minggu untuk bisa menyelesaikan semuanya, hingga Allah masih memberikan kesempatan aku untuk bisa daftar wisuda 21 Oktober 2015 (masih dapat kuota dengan urutan 447).

Allah kirimkan rezeki lewat perantara-Nya. Allah tunjukkan Maha Besarnya  Ia. Allah membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Allahuakbar !!

Dan Alhamdulillah, Allah mengirimkan rezeki-Nya lagi lewat aku bekerja sambil menunggu wisuda nanti. Ada lowongan kerja proyek dosen dan gajinya pun Masha Allah. Rasanya jika aku sudah menerima gajinya nanti, pertama kalinya aku ingin berikan kepada keluarga khususnya IBU.

Yah, meskipun pemberian ini  nantinya tidak seberapa jika dibandingkan dengan kasih sayang dan perhatiannya selama ini. Tapi untuk saat ini, inilah yang bisa kupersembahkan untukmu, ibu :)

Oke. Mari kita jadikan setiap ujian atau cobaan dari-Nya adalah moment yang begitu istimewa karena disitulah Allah ‘menyapa’ kita. Baik itu dengan ‘sapaan’ yang membuat kita merasa sedih atau bahagia. Tapi, sekalipun itu ujiannya begitu berat, yakinlah kalau itu memang kadarnya untuk kitan dan Allah ingin kita menjadi Manusia yang Tangguh. Keep Strong !!


Bogor, 6 September 2015
02:14 WIB
-SA-






Agenda Dakwah dan Skripsi

September 05, 2015 0 Comments
Bismillahirrohmanirrohim

Alasan apalagi bagi mahasiswa tingkat akhir ketika diajak kumpul, rapat atau apalah itu namanya ‘diajak kumpul’. Jawabannya sama ‘Mau bimbingan, ketemu dosen, mau revisi dan lain sebagainya.’ Bahkan untuk pertemuan-pertemuan penting pun, itu semua terabaikan-hampir semua memilih untuk sibuk mengurusi tugas akhirnya. Tulisan ini pun sekaligus memuhasabah diriku juga. 

“Ya Rabb, harus seperti itukah ? Bahkan panggilan dakwah pun dinomorduakan ? Egoiskah seperti itu ?” Wallahu’alam. (pertanyaan yang muncul saat kehadiran undangan agenda-agenda dakwah sangat minim).

Aku menyadari bahwasanya skripsi adalah memang amanah dari orang tua, yang harus disegerakan. Tapi, terkadang membuat hati ini tertohok ketika mendengar dan melihat sikap teman2 yang begitu rada ‘egois’. Menjadi datang hadir dikegiatan2 pembinaan, dll. Tidak lain dan tidak bukan, alasannya ya IL2-itu lagi itu lagi, skripsi,,,

Ah, tapi yaitu hidup itukan pilihan setiap orang, terserah dia mau kemana dan pilih yang mana.
Aku punya prinsip bahwasanya “Berikanlah manfaat sebanyak-banyaknya ke orang lain. Itu artinya, kita bisa memprioritaskan kegiatan2 kita. Manakah yang mendatangkan manfaat lebih banyak ? Untuk urusan pribadikah atau untuk banyak orang ? sebab Rosulullah SAW bersabda.”Orang yang terbaik adalah orang yang memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang.”

Bagiku, hadir ketika teman2 ‘seminar hasil penelitian’ adalah suatu kebermanfaatan untuknya. Kita disana bisa kasih masukan/pertanyaan terhadap tugas akhirnya. Oleh karena itu, bisa menyempatkan untuk hadir diatas kepentingan urusan2 pribadi kita yang tidak begitu penting atau mendesak.

Prinsip lainnya  yaitu ‘Bisa menyempatkan hadir dalam undangan/kegiatan lain meskipun hanya sebentar.” Sebab walaupun hanya bisa melihat senyumnya, itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri hehe.

Sempat terbesit rasa iri kepada teman2 yang memang sudah tidak memegang amanah organisasi lagi dikampus. Eits, tapi insha Allah rasa iri ini aku menyikapinya positif. Menjadi penyemangat. Iri seperti apa maksudnya ?

“Ya, yang dipikiran mereka hanya skripsi, skripsi dan skripsi. (mungkin) | Sedangkan kita, yang masih memegang amanah sana dan sini, sedikit terbagi konsentrasinya. Bahkan tidak hanya sedikit, tapi juga hampir keseluruhannya. Untuk apa ? Ya, untuk kebaikan dan menggapai ridho Allah. Insha Allah. Aamiin.”

Pertanyaan ini yang mungkin sering terlontar.
“Kenapa aku ka ? Kenapa aku yang harus diamanahkan disini ? Bolehkah aku off dan fokus skripsi saja ? Aku ingin lulus cepat.” (sanggahan ketika amanah itu datang)

Astaghfirullahal’adzhim.

Berbeda dengan orang yang meyakini bahwasanya Allah itu Maha Besar, Cintanya kepada Allah dan Rosul begitu besar. Ia akan menerima amanah itu, meskipun hal itu nanti akan memecahkan banyak konsentrasinya. Ia yakin bahwa bahwa pertolongan Allah begitu dekat dan Allah pun sudah berfirman dalam surat cinta-Nya :

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad :7)

Yakin. Yakin. Yakin. Ikhlas dan ikhtiar sampai maksimal. Insha Allah, Allah akan memudahkan segala urusan kita. Aamiin.

No Excuse, meskipun masih ada amanah diorganisasi, lulus kita bisa lambat, bisa ko lulus cepat but itu semua tergantung dengan DIRI KAMU. Mau seberapa besarkah usahanya ?

Tapi terkadang, amalan yang kita lakukan saat menjelang kelulusan pun diperhatikan.
Berapa banyakkah waktu yang kita berikan untuk diri kita SAJA atau Berapa waktu yang kamu berikan untuk orang lain atau agenda-agenda dakwah kamu ?

Bukan halangan lagi. Malah coba kamu buktikan dan bisa menjadi contoh kepada adik-adik nantinya. Bahwa dengan masih memegang amanah di organisasi juga bisa cepet lulus looh.

Bisa pasti bisa. Sekaligus syiar kita juga.

Membuktikan kalau kita juga bisa seperti orang lain, hal ini juga bisa menjadi contoh untuk adik2 diorganisasinya. Sebab, memberikan teladan adalah salah satu cara ampuh untuk kita berdakwah.
Skala prioitas yang harus kita perhatikan. Apakah kita masih egois atau kah tidak ? Apakah manfaatnya lebh besar untuk orang lain atau pribadi ? Yuk, kita renungkan.

Semoga Allah selalu meneguhkan hati kita untuk selalu berada dijalan-Nya dan mencurahkan segala karunia-Nya. Aamiin.

Amanah tetep amanah, skripsi juga ok. NO EXCUSE.

-SA-








Kamis, 20 Agustus 2015

Cinta Sejati :)

Agustus 20, 2015 0 Comments

"Hati ga bisa bohong tapi hati sangat bisa untuk salah."

Maksudnya adalah...

Ketika kita belajar untuk melepaskan seseorang. 
Seseorang yang mungkin 'saat ini' sudah bersama orang lain. 
Kecewa, sedih, ingin pergi jauh dan sebagainya, tentu. 
Inilah yang dinamakan 'rasa'. Hati yang merasakan.
Kitapun memang tidak bisa menolak apalagi hati, tidak bisa berbohong.

Setiap 'rasa' yang muncul. Semua tergantung dari setiap orang, bagaimana cara ia me-manajemennya.
Pilihan. Ya, karena hidup memang pilihan. Mau ke arah yang baik atau buruk ? That's your choice.

Ketika melihat dia yang sudah bersama orang lain.
Kita ternyata masih tetap saja berinterkasi yang berlebihan bahkan sampai ke arah yang bisa membuat hubungannya dengan 'orang lain' itu menjadi tidak baik.
Inilah yang membuat hati kita bersikap salah. 
Memang perasaan cinta dan sayang itu tidak mudah untuk hilang. 'Rasa' tidak pernah bohong.
Tetapi bukankah 'salah' ketika kita masih saja berhubungan lebih dengan ia yang telah bersama orang lain.

Bukankah cinta sejati itu adalah melepaskan ?
Sebab semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. 
Sulit. Tapi bukan berarti mustahil. Right ?

Ibarat seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan , dilepas dengan rasa suka-cita.

Tapi, terkadang kita masih saja protes dan bilang, 
Bagaimana mungkin kita bilang itu cinta sejati ? tetapi kita justru melepaskannya ?

Kawan, 
tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah kita pahami - para pecinta.
Sebagian besar, kita tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya, tidak bersedia.

Untuk aku, kamu atau siapapun yang sedang atau telah mengalami 'rasa' ini.

Yakinlah, 
Jika dia adalah cinta sejatimu, dia akan kembali dengan cara mengagumkan. 
Ada saja takdir hebat yang tercipta.
Jika dia tak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.

Kalau kita telisik kembali, kisah-kisah cinta didalam buku, dongeng-dongeng cinta atau hikayat tua, itu semua ada penulisnya.

Tapi kisah cinta kita, siapa penulisnya ? Allah.
Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. 
Masya Allah.

Yang menjadi penting dalam hal ini adalah terus ikhtiar, berdoa dan mempersiapkan yang terbaik, untuk dia, yang dimasa depan :)

-SA-
20-08-2015

Senin, 17 Agustus 2015

Tentang Aku dan Dia

Agustus 17, 2015 0 Comments

Ini bukan tentang lebih tua, seumuran atau lebih muda.
Iini tentang yang menyeimbangkan hidup dan yang bisa berjalan beriringan.
Yang memberi kedamaian hati, kenyamanan disisi dan kasih sayang tiada henti.
Tentang tertawa bersama., saling mensupport,  mendoakan satu sama lain, berbicara lepas tak terbalas tanpa berpikir ini pantas atau tidak.
Ketika dunia begitu kejam, dia menjadi tempatmu untuk selalu pulang.
Yang bisa membuatmu sangat sabar dan berusaha mengerti mesti sulit.
Memahamimu apa adanya meskipun kamu cuma seadanya. Wajah mungkin tak rupawan tapi kebersamaan dengannya itu sesuatu yang kamu yakin harus kamu perjuangkan.
Masa lalunya tidak kamu persoalkan karena tahu itu yang membentuknya sekarang.
Kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk belajar saling menerima dan memperbaiki agar jadi lebih baik.

Tentang dia yang kamu ikhlas seumur hidup menjadi makmum/imamnya. 
Membuatmu bangga menjadi ibu/ayah dari anak-anaknya :3

Ketika aku dan kamu, telah menjadi KITA
with love
-SA-

Maaf ^_^

Agustus 17, 2015 0 Comments

Suatu hari, kamu pasti mencari dia.
Dia yang kamu abaikan, padahal dia sangat memperdulikanmu.
Dia yang jauh dari kata sempurna, tapi berusaha menjadi sempurna untukmu.
Dia yang selalu menyisihkan waktu untukmu tanpa kamu menyisihkan waktu untuknya.
Dia yang selalu tersenyum, saat kamu menyakitinya.
Dia yang selalu mema’afkanmu, padahal kamu selalu mengulanginya.
Dia yang sangat mencintaimu, dan kamu menyia-nyiakannya.

Dan kamu, akan menyadarinya betapa berharganya dia, saat kamu kehilangannya.

Maaf,
-SA-