Rabu, 10 Juli 2013

Seorang Aktivis


                        
Menjadi aktivis itu enak. Bisa selalu sibuk,semua kegiatannya merupakan hal-hal y ang diridhaiAllah, InsyaAllah. Banyak teman bahkan banyak saudara yang siap saling membantu dalam kebaikan dan takwa. Ahmad, sebut saja namanya begitu, tidak setuju dengan pendapat saya. Menurutnya, menjadi aktivis itu melelahkan. 

Mengurus kuliah saja sudah menguras waktu dan tenaga, bagaimana pula jika ditambah mengurusi  yang kegiatannya 24 jam sehari, tujuh hari sepekan?
Saya jawab, cinta membuat semua kesibukan itu terasa mengasyikkan. Tanpa cinta, upaya yang menghabiskan waktu dan tenaga memang terasa melelahkan. 

Dengan cinta, segala keletihan berubah menjadi keasyikan. Semakin keras berupaya, semakin asyik rasanya. Seperti naik roller coaster atau arung jeram, semakin menantang semakin diminati. Badrun, juga bukan nama sebenarnya, tidak setuju dengan pendapat saya. Menurutnya, cinta itu mudah datang dan pergi. Kadang kita aktif dengan penuh semangat dan cinta, kemudian esoknya menjadi
sangat malas dan bosan.

Saya jawab, itu namanya bukan cinta tetapi mood. Orang yang mud-mudan (moody) memang cepat berubah-ubah. Seperti bandul pendulum. Kadang mengayun ke kanan menjadi sangat rajin. Sebentar kemudian minatnya menurun, sampai ke
sudut kiri, terjerumus dalam dosa-dosa. Kemudian menyesal, kembali aktif, kemudian bosan, kembali malas dan seterusnya. Saya katakan, obat bagi orang yang moody adalah disiplin dalam arti ‘memaksakan diri’. Jangan ikuti kemalasan. Lawan kemalasan itu. Dan jgn lupa, iringi stiap langkahmu hanya karena Allah swt. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar