Selasa, 02 Juni 2015

Menasihati Diri

Juni 02, 2015 0 Comments

Renungan......
Sudah lelahkah wahai kawan atas perjuangan ini..?
mungkin jadwal dakwah yang padat itu membuatmu lemah?
Atau tak pernah punya waktu istirahat di akhir pekan yang kau gusarkan, karena harus terus BERGERAK berdakwah?
Atau pusingnya fikiranmu mempersiapkan acara2 dakwah yang membuatmu ingin terpejam?
Atau panasnya aspal jalanan saat kau melakukan aksi yang ingin membuatmu “rehat sejenak”?
Atau sulitnya mencari orang yang ingin kau ajak HIJRAH ini yang kau risaukan?
Atau karena seringnya kehidupan sekitar kita meminta infak2mu yang membuatmu ingin menjauh?
Dakwah kita hari ini hanya sebatas ‘itu’ saja kawan. bukan ingin melemahkan tapi izinkan saya mengajakmu merenung sejenak….
Tahukah engkau wahai kawan, siapa Umar bin Abdul Azis?? Tubuhnya hancur dalam rangka 2 tahun masa memimpinnya...
2 tahun kawan, cuma 2 tahun memimpin tubuhnya yang perkasa bisa rontok, kemudian sakit lalu syahid...
Sulit membayangkan sekeras apa sang khalifah bekerja…tapi salah satu pencapainya adalah; saat itu umat kebingungan siapa yang harus diberi zakat…
tak ada lagi orang miskin yang layak diberi infaq…
Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Tapi Syekh Musthafa Masyhur mengatakan
“jalan dakwah ini adalah jalan yang panjang tapi adalah jalan yang paling aman untuk mencapai ridho-Nya.”
Ya kawan, jalan ini yang akan menuntun kita kepada ridho-Nya… saat Allah ridho.. maka apalagi yang kita risaukan?
Saat Allah ridho…semuanya akan jauh lebih indah…karena surga akan mudah kita rasa..., in syaa Allah.
Rasulullah begitu berat dakwahnya.. harus bertentangan dengan banyak kabilah dari keluarga besarnya..
Mush'ab bin Umair harus rela meninggalkan ibunya...
Salman harus rela meninggalkan seluruh yang dia kumpulkan di Mekkah untuk hijrah…
Asma' binti Abu Bakar rela menaiki tebing yang terjal dalam kondisi hamil untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya dan Rasulullah
Hanzholah segera menyambut seruan jihad saat bermalam pertama dengan istrinya,
Ka'ab bin Malik menolak dengan tegas suaka, Raja Ghassan saat ia dikucilkan…
Bilal, Ammar, keluarga Yasir..mereka kenyang dengan siksaan dari para kafir,
Abu Dzar habis dipukuli karena meneriakkan kalimat tauhid di pasar,
Ali mampu berlari 400 KM guna berhijrah di gurun hanya sendirian,
Usman rela menginfakkan 1000 unta penuh makanan untuk perang Tabuk,
Abu Bakar hanya meninggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk keluarganya…
Umar nekat berhijrah secara terang terangan, Huzaifah berani mengambil tantangan untuk menjadi intel di kandang musuh,
Thalhah siap menjadi pagar hidup Rasul di Uhud, hingga 70 tombak mengenai tubuhnya,
Zubair bin Awwam adalah hawariinya rasul, Al Khansa' merelakan anak2nya yang masih kecil untuk berjihad,
Nusaibah yang walaupun dia wanita tapi tak takut turun ke medan perang,
Khadijah sang cintanya rasul siap memberikan seluruh harta dan jiwanya untuk islam, siap menenangkan sang suami di kala susah..benar2 istri shalihah
Atau mari kita bicara tentang

 📌Musa…mulutnya gagap tapi dakwahnya tak pernah pudar… ummatnya seburuk-buruknya ummat, tapi proses menyeru tak pernah berhenti…
📌atau Nuh, 950 tahun menyeru hanya mendapat pengikut beberapa orang saja..bahkan anaknya tak mengimaninya…
📌Ibrahim yang dibakar Namrud, Syu’aib yang menderita sakit berkepanjangan tapi tetap menyeru…
📌Ismail yang rela disembelih ayahnya karena ini perintah Allah…
Deretan sejarah di atas adalah SEBAIK-BAIKnya guru dalam kehidupan kita...
Sekarang beranikah kita masih menyombongkan diri bersama jalan dakwah yang kita lakukan saat ini,
mengatakan lelah padahal belum banyak melakukan apa apa…bahkan terkadang… kita datang menyeru dengan keterpaksaan, berat hati kita, terkadang menolak amanah (untuk menjadi TELADAN)
Kawan… dakwah kita hari ini hanya sebatas “itu2” saja, he he bukan untuk melemahkan…
tapi menguatkan karena ternyata yang kita lakukan belum apa apa….
Hidupku adalah hari ini, bukan hari kemarin ataupun esok.. 
aku akan BERBUAT SEMAKSIMAL mungkin dalam aktivitasku demi mencapai
keridhoan Allah Swt.

#repost

Rabu, 13 Mei 2015

Menara Hijau

Mei 13, 2015 0 Comments
Bismillah....

Semester 8 khususnya ditahun 2015 ini, saya masih diamanahkan menjadi pengurus di LDK Al Hurriyyah IPB, sebagai kakak yang di ‘tua’ kan atau disebut sebagai kakak SDM.  Ya, hampir 4 tahun juga saya berada di organisasi ini sama seperti diperkuliahan (tambahan gelar nanti nih - S.Alhur he). But, it’s okay because from here hidayah-Nya menghampiri diri ini. Alhamdulillah.

Menjadi kakak SDM adalah tugas yang luar biasa, ya layaknya seperti mendapat amanah yang lain, diakhir nanti, tak hanya LPJ dihadapan manusia namun juga LPJ dihadapan Allah swt.

LDK Al Hurriyyah yang hampir setiap tahunnya memiliki jumlah pengurus hingga 100-an, tak mudah untuk mengelola SDM sebanyak itu. Butuh kakak-kakak SDM yang ‘kuat’ dan ‘sehat’.

Pada tahun 1436 H/2015 M, dengan nama tim Menara Hijau berkomposisi 5 ikhwan kece dan 5 akhwat tangguh. Insha Allah. Meskipun sudah 4 tahun kami bersama di lembaga Al Hurriyyah, proses ta’aruf masih tetap saja terus berjalan. Sebab memang seperti itulah fitrahnya. Proses saling memahami/mengerti dan mengenal  itu akan terus berlanjut hingga akhir.

SDM ‘Keren’ Over All

Mei 13, 2015 0 Comments
Bismillahirrohmanirrohim

Sejujurnya menjadi kakak SDM itu sangatlah berat. Ada tugas yang begitu besar dipundak mereka. Ya, mencetak generasi – generasi pelurus nantinya. Ada harapan besar yang ingin dicapai disana. Apalagi kalau bukan mencetak generasi yang lebih, lebih baik lagi dari sebelumnya. Sudah semestinya untuk mengahsilkan itu semua butuh perjuangan yang besar. Temanku pernah berkata bahwasanya
“Hasil itu berbanding lurus dengan seberapa besar usaha kita.”

Ya, bukan menuntut untuk sempurna ketika kita ingin membina orang lain. Karena kesempurnaan itu akan terbentuk dengan seiring berjalannya waktu dan atas kehendak dari-Nya. Nikmati saja prosesnya, maka akan tercapai hal itu, walaupun not perfect 100%. Tetapi alangkah baiknya, ketika kita membina orang lain. Kita pun sudah selesai dengan ‘urusan’ kita. Jangan sampai terjadi, ketika sibuk membina orang lain, kita sendiri yang tidak terbina.

Kali ini saya mengangkat judul SDM ‘keren’ over all. Keren ? Iya. Awalnya mungkin dulu sempat terinsprasi dengan orang lain, yang menurut saya itu keren. Sehingga jadilah tagline yang saya sering sebut-sebut. Keren disini pakai tanda kutip ya. Keren disini adalah memandang secara luas. Tak hanya keren dari segi penampilan tapi juga banyak hal. Berikut saya jabarkan makna dari ‘keren’ disini yaitu :

Keren Ruhiyahnya
Apalagi yang membedakan organisasi LDK dengan yang lainnya kalau bukan menjunjung tinggi amalan yaumiyah (ruhiyah) setiap anggotanya. Disinilah yang mungkin menjadi nilai plus  bagi seorang kader dakwah. Karena, bagaimanapun kekutan ruhiyah itu begitu dahsyat dirasakan. Kalau kata murobbi, ruhiyah itu bagaikan motor penggerak dari segala akitivitas yang kita kerjakan. Yups, setuju banget. Pernah mengalami hal itu.

Keren akademiknya
Dengan segudang aktvitas yang ada, tentunya kita harus bisa membuktikan ke orang diluar sana kalau kita juga memilki prestasi dibidang akademik. Apalagi kalau kita yang sering dipanggil ‘ikhwan’ (berjenggot, celana bahan, dll) serta ‘akhwat’ (berjilbab besar, etc). Yang mungkin sering disebut kaku, tradisional atau apalah. Coba deh, ubah mindset  itu dengan kita memeberikan karya nyatanya. Misal, ikutan lomba karya tulis, memiliki IP tinggi.

Keren dengan hubungan sesamanya
Seharusnya kita tidak hanya bergaul dengan orang-orang seperti ‘kita’ saja melainkan juga dengan teman2 yang ammah. Bangunlah hubungan yang baik disana. Kalau bisa menjadi orang yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya, orang yang sangat perhatian dengan sesamanya, tempat curhat teman-temannya, dsb. Sehinggam, teman-teman yang dimiliki pun banyak. Saling membantu, mengerti, memahami hingga akhirnya ada keterikatan hati. Huh, alangkah indahnya.

Keran jasmaninya
Allah pun lebih menyukai muslim yang kuat daripada yang lemah. Nah, hal seperti ini yang terkadang kita lupa, yaitu tak memenuhi hak tubuhnya. Terkadang aktivitas kita sangat padat, sehingga lupa untuk makan, olahraga, dsb. Hingga akhirnya kita mnezholimi diri sendiri. Yah, kawan, tubuh juga memliki hak yang harus dipenuhi. Semangat Olahraga !! minimal jalan kaki lah ya :D

Keren pengaruhnya
Maksudnya disini adalah dimanapun kita berada, baik itu diorganisasi A,B,C,D dsb. Jadilah orang yang memiliki pengaruh disana, Kalau kata salah satu ustad, jadilah posisi yang strategis disana agar menjadi orang yang diperhitungkan atau beprengaruh. Kalau sudah begitukan mudah saja untuk kita ‘menarik’ hati objek dakwah.

Keren wawasannya
Tak hanya paham mengenai ilmu agama saja, melainkan juga harus bisa ‘melek’ terhadap kejadian – kejadian yang saat ini. Maksudnya tak terkotak-kotak tetapi wawasannya luas. Sehingga, ketika diajak diskusi dengan orang-orang, setidakanya kita sedikit paham. Oleh karena itu, banyaklah membaca buku. Jadilah orang yang selalu ‘haus’ akan ilmu.

Keren penjagaan waktunya
Demi masa !! Allah saja bersumpah akan hal itu. Ya, berkenaan dengan waktu, memang banyak diantara kita sering lalai. Mengabiskan waktu dengan penuh kesia-siaan atau membuatnya bermanfaat.

Yeah, pemaparan keren diatas tadi tidak jauh berbeda dengan 10 karakter muslim. Ketika 10 karakter muslim itu sudah bisa dimiliki itu artinya kita sudah masuk ke dalam SDM ‘keren’ over all.

Keren itu,
Ketika kita menajdi perantara hidayah kedalam diri orang lain.
Sebab, sebaik-sebaik kita adalah ketika orang lain melihat kita, ia ingat dengan Allah swt.
Dan,
Yang lebih keren itu,
Ketika aku, kamu dan kita semua istiqomah dalam barisan dakwah ini. Tak sungkan mengingatkan dan meluruskan jika diantara kita yang membuat barisan ini merenggang atau mulai bengkok. Sampai akhirnya, aku, kamu dan kita semua tersenyum dan berkata, “Ana Uhibbukum Fillah”.

Semangat  !! Semoga kita bisa menjadi kakak2 SDM yang ‘keren’ sebelum membuat adik-adiknya ‘lebih dari keren’ :D (atau bisa sambil berproses mencapai itu)

5 Feb 2015


Selasa, 21 April 2015

Ketika Rasa Cinta-Nya Hadir

April 21, 2015 0 Comments

Karena sabar membuatmu belajar dewasa, menyikapi hidup lebih baik, dan mensyukuri apa yang telah kamu dapati hingga hari ini.”

| 21 April 2015, Selamat Hari Kartini.
Ya, suprise buatku. Sangat suprise sekali. Mau tau kenapa ? Simak ya ceritanya.
Check this out !!

Sudah dua hari ini, aku melakukan operasi kamar. Mengobrak – ngabrik lagi semua barang – barang yang ada dikamar.  Namun, masih saja belum bisa menemukannya. Bahkan aku pun sampai memimpikannya.

Mencoba terus bersikap tenang meskipun hati sedemikian rusuhnya.
Mencoba meningat kembali mobilitas aku selama satu minggu ke belakang, dan ternyata ada 10 tempat yang aku kunjungi ; kantor, desa, alhur, dekanat fem, dsb. Dengan begitu, aku pun mulai mendatangi tempat – tempat yang kemarin dikunjugi. Merekam kembali jejak itu.

Sambil berusaha mencari buku itu, aku pun memohon doa kepada teman-teman. Agar segera diketemukan.

Kawan, kalau buku itu hilang maka aku akan terhambat untuk seminar hasil penelitian. Karena salah satu syaratnya adalah buku bimbingan dan kartu seminar harus full. Dan yang terlebih menggoreskan luka di hati adalah kartu seminar itu sudah mencapai 99%. Tinggal satu seminar lagi yang diisi. Butuh waktu lama untuk memenuhi kartu seminar sebanyak 20 orang.

#21 April 2015
Pagi ini, aku memberanikan diri untuk melaporkan ke Komdik departemen.
“Mba, mau melaporkan bahwasanya buku bimbingan akademik dan kartu seminar saya hilang.” Kataku sambil tetap bersikap tenang dan berusaha kuat agar air mata ini tidak berkaca- kaca.

“Coba dicari dulu aja. Jangan mudah menyerah. Pengalaman sih, biasanya kalau udah dicari pasti ketemu ko.” Kata mba komdik

“Ga ada mba, sudah tanya sana – sini, hasilnya nol. Kira- kira gimana ya mba ?”
Kataku, Tetep berusaha tegar

“Ya, harus mengulang lagi mba kalau untuk kartu seminarnya dan kalau untuk buku bimbingan akademiknya, baru ada lagi tahun depan. Dan untuk mendapatkan itu, bayar lagi Rp 10.000/bukunya.”

Tiba – tiba, kakak kelas menghampiriku.
“Coba sef, dicari dulu. Siapa tau......ada ditas saya.” (mencoba menghiburku)

Tak lama dari itu, seorang adik kelas pun datang.
“Wah, itu harus ngulang dari awal lagi ka ? Ya Allah.” (katanya, mempertegas apa yang dibicarakan mba komdik)

“Ya, biasa.....ujian wanita sholehah memang kayak gini.” (kata kakak kelasku sambil secara tersirat untuk menguatkan aku)

Air mata ini, sudah tak mampu terbendung. Kuat sef....kuat sef.
“Oh ya udah mba, saya beli kartu seminarnya.” (sambil mengeluarkan uang
Rp 10.000,00)

“Semangat sef,,,,tak doain semoga cepet ketemu.” (kata kakak kelasku)

“Iya, makasih ka.” (sambil berjalan meninggalkan ruangan.

#Mengahadiri seminar
“Hei....Barakallah ya udah seminar.” (mencoba tetap tersenyum meski hati begitu rapuh)
“Sini sef,,, foto dulu. Maksih yah. ”kata temanku

#Curhat ke temen
“Tadi sefi, sudah menghadap ke komdik. Katanya harus ngulang dari awal. Heuu.” (sambil memeluknya)
“Cup..cup. Ya udah, hari ini kan ada 5 seminar di ESL, tetep running aja, sembari menunggu bukunya ketemu.”

“Iya, itu rencana sefi hari ini ko J “, kataku.

Ya, Alhamdulillah. Aku masih punya teman – teman yang bisa menguatkan aku ketika aku rapuh. Beraaat, Ya Rabb L

Masih terngiang d telinga pesan dari Murobbi.
“Rencana-Nya akan jauh lebih indah dan semoga diberikan ganti yang lebih baik.”

Ya, kata – kata itulah yang bisa meyakiniku bahwa aku harus tegar untuk melewati ini semua. Ya sudah jalani saja.

“Ya Allah, jika itu memang masih rezeki, semoga orang yang menemukannya, tergerak hatinya untuk mengembalikannya kepadaku. Aamiin.”

#masuk kelas seminar
“Kartu seminar sefi hilang...” (sambil memegang tangannya dan mata pun kembali berkaca – kaca) ~ kataku, kepada teman dekatku. “

Di dalam ruangan seminar, aku masih saja belum merasa fokus.
Dan tiba – tiba terlintas, aku lupa satu tempat yang belum di list, yaitu JNE. Terakhir aku pegang, ketika itu, setelah mengambil surat ke dekanat adalah membeli amplop kemudian mengirim surat itu via JNE. Ya, JNE yang belum aku datangi.

“Ya Rabb, aku mohon dengan sangat....semoag berada disana. Aku mohon dengan sangat, Ya Allah.”

#pasca seminar
Aku segera bergegas menuju tempat itu.
“Mas, selasa minggu lalu, saya mengirim barang ke sini. Ada yang ketinggalan ga ya ? Buku warna hijau putih.

“Kalau ada yang ketinggalan, pasti ada disini mba.”

“Minta tolong dicarikan dulu mas, saya yakin ada disini. Saya bantu cari deh.”

“Coba disini mba, sambil membuka lembaran – lembaran kertas dimeja. Dan ternyata .....ku lihat buku hijau bersampul plastik...dan Alhamdulilah ya Rabb,  I find it....”

Segera ku menuju ruang seminar tadi, sekedar mengabarkan bahwa aku telah menemukannya. Haa....lega dan sedikit ku meneteskan air mata -  ya, air mata kebahagiaan. Segala Puji Bagi-Mu, Ya Allah. 

Bogor, 21 April 2015
Ketika Allah menunjukkan rasa Cinta-Nya kepadaku.










Kamis, 16 April 2015

Go Home on March

April 16, 2015 0 Comments
Bismillah....

"Maaf mba tiketnya habis." , kata bapak2 damri via telepon. 
"Ko bisa ya, padahal sekarang kan ga lagi musim apa2. Libur semester ga. Libur sekolah ga." didalam hati
"Ya udah, mungkin memang takdirnya untuk ngeteng sendirian besok pagi... Okeey. Tak apa. You must brave sefff."
Dan Allah pun...menuntun gerakan tangan ini tuk menghubungi salah seorang teman. Menayakan harga tiket damri yang dari Jakarta.
And then, Yeah...ternyata Allah punya rencana jauh lebih indah. Alhamdulillah. Akhirnya aku pulang tak sendirian. Ditemani oleh mamahnya temen. Kebetulan beliau mau pulang ke lampung, habis dari Padang. Huu...sedikit tenang.
Sebelum pulang, menyempatkan dulu nih meeting with temen2 HR,  Production & menyambut tamu dari Belgia, yg kebetulan akan berkunjung ke Perusahaan kami - Agrisocio.

Sekitar pukul 16.30 baru otw dari kosan. Eh, ternyata sebelum itu ketemu murobbi (guru ngaji) di jalan. Ah, Allah tau saja, betapa inginnya bertemu dgn beliau. Krna sebelumnya aku ditransfer saat itu.
Jujur saja, kondisi perjalanan pulang kali ini tidak begitu fit. Karena selama 2 hari ke belakang - aktivitas begitu padat. Bogor - Jakarta. Untung ada yg menemani. Jadi kalau kenapa2kan ada yang nolongin hehe.
Kemudian, Allah pun menurunkan air hujan dan petirnya. Heeu. Lengkap sudah rasanya. Sekalinya pergi sendirian ke Jakarta disore hari. Seperti ini. Memang Allah menuntut aku tuk tetap tangguh dan berani.

Tiba2 rasa takut mulai menghampiri. Gimana ga, kereta yg aku tumpangi mengalami gangguan sinyal akibat hujan yang begitu deras dan petir yg begitu besar. Allah. Akankah aku akan ketinggalan damri di Jakarta nanti ? Dengan siapa aku tinggal malam ini ? 
Begitu banyak pikiran2 negatif. Stay cool sef...berdoa...berdoa. Ya Rabb :-(
Dan pada akhirnya, baru sekitar pukul 20.30 tiba juga distasiun gondang dia. Huh...hampir 2,5 jam dikereta. Untungnya mamah temanku yg membelikan tiket tidam memesan pukul 20/21 - melainka pukul 22. Alhamdulillah.

Seperti biasa. Disetiap kali aku melakukan perjalanan sendirian..Disitu aku memsang muka 'sok tau' & 'sok serem'. (Padahal mah didalamnya rapuh :D, Ga lah ya....keep tangguh sis). Hal itu aku lakukan ya biar ga keliatan muka polosnya haha. Dan menghindari dari berbagai hal2 negatif.

Di dalam bis
Rada penasaran bakalan sebangku dengan siapa. Dan ternyata, Alhamdulillahs sama mahasiswa juga. Bisalah ya saing berbagi cerita. Ya, cerita adalah salah satu hobiku hehe. Ternyata dia adalah mahasiswa tingkat akhir juga di UNILA tapi tempat tinggalnya di Jakarta. Manajemen 2011. Tapi, dia sudah sidang, datang ke Lampung mau mengurusi wisudaannya.
“Owh manajemen 2011 ya, kenal dengan ini ga sebut saja X ?”
“Iya kenal, sekelas malah. Mang dulu dari SMA berapa ?”
“SMA Negeri 7 Bandar Lampung.” Jawabku
“Wah itu mah banyak ada A,B,C,D.”
“Si A dan B, bakalan wisuda rabu besok tuh.”
“Iya ? “ tanyaku serius (dalam hati, keren banget.
Ya, begitulah sedikit percakapannya. Maklum udah tingkat akhir bahasannya kalau ga seminar, rencana ke depan dsb.

Tiba dirumah
Alhamdulillah akhirnya tiba juga dirumah. Tempat dan suasana yang paling dirindukan ketika berada jauh disana. Ayah, Ibu, Abang, dan Adek.
Seperti biasa, aku selalu menyusun jadwal setiap harinya, begitupun ketika dirumah. Tapi, ini berbeda ketika dikampus. Kalau dirumah mah fokusnya cuma 2 yaitu keluarga dan teman lama :D
Oh iya, salah 3 alasan kenapa pulang adalah pertama, kangen kumpul bareng keluarga ; kedua, mau menghadiri kakak wisuda ; ketiga, ketemu teman2 lama.

Kisah Cinta Sayyidina Alli bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra

April 16, 2015 0 Comments
Inilah kisah cinta suci antara Ali bin Abi thalib dan Fatimah Az-Zahra. Cinta sahabat Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra memang luar biasa indah, cinta yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata, maupun expresi. Hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan.

Konon karena saking teramat rahasianya setan saja tidak tahu urusan cinta diantara keduanya. Sudah lama Ali terpesona dan jatuh hati pada Fatimah, ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Ummar melamar fatimah. Sementara dirinya belum siap untuk melakukannya.

Namun kesabaran beliau berbuah manis, lamaran kedua orang sahabat yang sudah tidak diragukan lagi keshalihannya tersebut ternyata ditolak oleh Rasulullah. Hingga akhirnya Ali memberanikan diri, dan ternyata lamarannya yang mesti hanya bermodal baju besi diterima oleh Rasulullah.
Di sisi lain, Fatimah ternyata juga sudah lama memendam cintanya kepada Ali. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali,
"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya",
Ali pun bertanya mengapa ia tak mahu menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.
Sambil tersenyum Fatimah Az-Zahra menjawab, "Pemuda itu adalah dirimu".

Decetitakan, Ali Bin Abi talib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri nabi Muhammad SAW. Tapi karena dia tidak mempunyai uang untuk membeli mahar, maka ia membatalkan niat itu. Ali segera berhijrah untuk bekerja dan mengumpulkan uang. Pada saat Ali sedang bekerja keras, ia mendengar khabar kalau Abu Bakar ternyata melamar Fatimah. Wah, bagaimana agaknya perasaan Ali, wanita yang sudah dia inginkan dilamar oleh seseorang yang ilmu agama nya lebih hebat dari dia. Tetapii Ali tetap bekerja dengan giat.
Lalu setelah beberapa lama Ali mendengar kabar kalau lamaran Abu Bakar kepada Fatimah ditolak. Ali terpegun dan sedikit bergembira tentunya, kata Ali “waah, saya masih punya kesempatan ”. Setelah mendengar khabar itu, Ali bekerja lebih giat lagi agar cepat mengumpulkan uang dan segera melamar Fatimah. Tapi tak lama setelah itu, Ali mendengar khabar kalau Umar Bin Khatab melamar Fatimah. Wah, sekali lagi Ali mendahulukan orang lain, bagaimana perasaanya? Tapi tak berapa lama Ali mendengar kalau lamaran Umar bin Khatab ditolak. betapa senangnya Ali, mendengar kabar itu.
Tapi tak lama kesenangan itu kembali pudar Karena terdengar khabar lagi, ternyata Usman bin Affan melamar Fatimah. ini sudah yang ketiga kalinya, kata Ali “mungkin kali ini diterima. Kalaulah Usman tidak melamar Fatimah secepat ini, InsyaAllah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah, tapi , apa hendak dikata , adakah mahu mengalah?".
Dan sekali lagi, tidak berapa lama dari itu, khabar ditolaknya lamaran Usman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali. Semangat Ali untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi, dan semangat itu didukung oleh sahabat-sahabat Ali. Kata sahabat nya “pergilah Ali, lamar Fatimah sekarang, tunggu apa lagi?? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. tunggu apa lagi??? Tunggu yang ke4 kalinya??? baik cepat!!!”
Dengan segera Ali memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi Muhammad S.W.T dengan tujuan melamar Fatimah, dan sahabat-sahabat tau??? LAMARANNYA DITERIMA!!!

Rabu, 25 Maret 2015

Luka ini milik siapa ?

Maret 25, 2015 0 Comments

Mengapa amanah ini diberikan kepada kita, padahal mereka belum membangun ‘pondasi’ untuk itu. Akhirnya, kita berada di jalan ini dengan tertatih lantaran kita diterjunkan secara ‘prematur’. Kesendirian akibat ditinggalkan oleh sahabat seolah menjadi bumbu yang biasa karena rapuhnya pe-ri`ayah-an. Apalagi lemahnya kepemahaman membuat waktu kita habis untuk mengejar ketertinggalan diri kita terhadap amanah ini. Sehingga ketika periode amanah ini habis, kita baru sadar kalau kita masih berjalan di tempat, belum banyak prestasi yang dibuat.

Tidakkah para qiyadah kita terdahulu memikirkan apa yang akan kita rasakan saat ini? Atau kita yang terlalu bodoh hingga tak dapat membaca alur regenerasi, bahwa kita telah diproyeksikan untuk amanah ini? Dan, ke mana mereka setelah amanah ini bergulir? Jangan-jangan mereka hanya ‘cuci tangan’ agar dapat segera lepas dari dakwah ini? Ah, betapa sakitnya hati ini.


Mereka sebenarnya tahu, karena itu mereka menjelaskan bahwa tidak selamanya mereka akan menemani kita. Kita harus tahu bahwa mereka sibuk. Ada amanah yang lain yang mungkin lebih tinggi dari amanah kita sekarang ini. Mereka memikul beban yang boleh jadi lebih berat. Kita harus mengerti. Tapi, di saat mereka ingin dimengerti, sadarkah bahwa kita pun ingin dimengerti?


Terlebih para jundi, yang tak lain adalah teman dan adik-adik kita sendiri, sepertinya tak mampu merasakan bagaimana sulitnya kita untuk istiqamah. Rasanya dada ini semakin sesak kalau kita ingat mereka jugalah yang dulu memilih kita di posisi ini, meyakinkan kita bahwa kitalah yang pantas memimpin mereka. Tapi sekarang? Mereka dengan mudah berkata “’afwan” di setiap panggilan kita tanpa memberi alasan yang jelas. Apa mereka lupa kalau jundi itu harus patuh pada qiyadah? Getir jadinya kalau ingat definisi ukhuwah itu apa.

Di satu sisi kita ingin ‘ngebut’ mengukir prestasi ini-itu saat menjabat, tapi ketidakdisiplinan mereka menjadikan jalan ini macet, yang akhirnya tenaga kita malah terkuras banyak untuk mengurusi mereka daripada tuntutan dakwah itu sendiri. Merepotkan!

AL-QUR'AN DAN SANG JENDRAL ..

Maret 25, 2015 0 Comments
Suatu sore, di tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jendral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.
Setiap sipir penjara membungkukkan badannya rendah-rendah ketika 'algojo penjara' itu berlalu di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu 'jenggel' milik tuan Roberto yang fanatik .. itu akan mendarat di wajah mereka.

Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara Ayat Suci yang amat ia benci. 

"Hai ... hentikan suara jelekmu! Hentikan ...!!!" Teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakkan mata.
Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.
Dengan congak ia menyemburkan ludahnya ke wajah renta sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala.
Sungguh ajaib... Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan kepada sang Algojo, bibir keringnya hanya berkata lirih "Rabbi, wa-ana 'abduka ...".

Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata,
"Bersabarlah wahai ustadz ... Insya Allah tempatmu di Syurga".
Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.
Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-keras hingga terjerembab di lantai.
"Hai orang tua busuk!! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu!!

Sang Ustadz lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah Subhanahu wa ta'ala..  Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh".
Baru saja kata-kata itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah bersimbah darah.
Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'.
Adolf Roberto bermaksud memungutnya. Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat.

Rabu, 18 Maret 2015

Dear ESL 48...

Maret 18, 2015 0 Comments
Bismillahirrohmanirrohim...


Dear ESL...
Aku tahu tau pasti, kapan pertama kali kita bertemu. Yang aku tahu, disanalah Tuhan sudah menggariskan takdir dengan siapa saja kita akan bertemu, khususnya dgn kalian ESL 48. Ya, ketika itulah, takdir antara pandanganku dan pandangan-Nya bersatu.

Ketika itu...saat pertama kali bertemu, diruang kelas FPIK.  kita saling berkenalan, saling menyapa, sok kenal sok dekat (SKSD) | bahkan | kuperhatikan lebih jauh | ternyata masih ada juga yang bersikap malu-malu.

Agustus 2012 (Tingkat 2) Ketika itu...Masa Perkenalan Departemen. Masa dimana, aku mulai mengenal sedikit lebih jauh tentang kalian. Sikap kalian, perhatian kalian, cara berbicara kalian | walaupun tak semuanya bisa ku kenal saat itu | Tapi, keinginanku tak hanya sebatas itu kawan, aku ingin mengenal lebiiih jauh, tentang keluarga, impian kalian bahkan sampai hal ‘terdalam’ dalam hidup kalian. (ah kepo sekali). Ya, mau gimana lagi, 3 tahun bersama adalah waktu yg cukup lama, apa mungkin hanya sebatas untuk dilewati saja, padahal begitu banyak pelajaran yg bisa kita dapatkan dari setiap orangnya.

Ketika itu...saat UAS terakhir disemester 5 | Aku mulai resah, aku merasakan suasana kelas yg biasa saja. Not Feel. Hingga akhirnya, aku memutuskan tuk berbicara dengannya (pak komti). Dan mungkin, sebenarnya dia ada saja keinginan, hal yang sama seperti aku. Tapi, belum ada kekuatan jika itu dilakaukan sendirian. Hingga akhirnya, kita memutuskan tuk mengoptimalkan fungsi BPH untuk kelas. Membuat suasana kelas lebih bermakna.

Dan sejak itu, coba kita bangun dengan adanya Line ESL 48. Sebagai wadah untuk komunikasi kita.
Teman2 ingat, ketika itu aku mengabarkan via LINE kalau salah satu anggota keluarga kita ESL 48 sedang sakit, dan dia butuh uang yang banyak tuk berobat. Bagiku, satu hal yg paling disesali adlh ketika kita tidak tahu kabar salah satu keluarga kita~ESL 48 | apalagi kalau kita tahunya dari orang lain. Ah, sungguh tak perhatiannya aku...Bagaimana dengan kalian kawan ? Apakah rasa perhatian itu ada ?

Senin, 09 Maret 2015

#4 - Sore Hari

Maret 09, 2015 0 Comments
Alhamdulillah menuju mission completed. Perjuangan banget ya – mulai dari kejer responden. Menunggu responden. Ngetuk pintu rumah orang. Nanya2 rumah orang.

Tapi, banyak kisah juga ketika wawancara responden. Dari dengerin curhat seorang ibu yang lagi sedih karena suaminya habis di PHK, bu RT yang baru saja kehilangan suaminya, kakek dan nenek yang sudah tua lagi ngerawat cucunya, dan lain-lainya.

Dan ternyata, ada rasa berbeda ketika turun lapang dipagi hari atau sore hari. Rasa terharunya itu loh. Hehe.

Sore hari = ga tau kenapa. Allah menuntun langkah ini hingga mewawancarai orang =orang yang bisa ‘menyentuh’ hati ini. Salah satunya adalah mengingatkan aku tentang makna hidup yang luar biasa dan rumah =ayah dan ibu. Heuu dan disitu saya kadang merasa sedih.

Disore hari juga, Bandung sering dikarunia nikmatnya –Hujan dan angin yang segar. Ah, jadi teringat kata seorang teman dekatku.

“Sef, kamu tau kenapa aku suka hujan ?” tanya temanku
“Karena hujan bisa membuat kamu bahagia (mungkin).” Jawabku sok tau
“Ya, mungkin kebanyakan orang akan berkata seperti itu. Tapi bagi aku, hujan membuat kita bebas berekspresi, khususnya ketika kita sedang nangis, jadinya kan ga keliatan. Apalagi kalau sambil goes sepeda. Huh, pasti ‘berasa’ banget.”
“Hehe...bisa aja.”

Dan ternyata aku pun merasakan hal itu :)

Minggu, 08 Maret 2015

#3 - Ketika Ujian-Nya Menyapa

Maret 08, 2015 0 Comments

Hampir satu minggu di Bandung. Selain harus berjuang keras untuk mencari responden, juga harus berjuang untuk ngapa-ngapain sendirian. Mulai dari harus tinggal dirumah sendiri (karena masih baru), masak sendiri, kemana-mana sendiri, nyuci sendiri dsb. Tak hanya itu tapi, butuh penyesuain suhu juga disini. Herannya, kalaupun di Bogor itu hujannya hampir seharian full tapi berasa dinginnya itu masih biasa aja, tapi kalau di Bandung, turun hujannya Cuma satu waktu aja (misal sore) itu berasa dingin banget...banget...bahasa sundanya teh tiris pisan euy. Mana hanya bermodalkan satu kain yang cukup bisa mengobati kalau dingin lagi menyerang. Pengen banget dah, dipaketin dari Bogor suruh kirim selimut hehe. Tapi, ya kelles....sebegitunya ahaha.

Ya, kalau ditanya betah atau ga disini ? Jujur, banyak alasan sih yang ga bisa dipungkiri kalau saya memang harus betah disini. Salah satunya, ya harus bisa berdiri sendiri untuk bisa melewati fase ini. Berat, mungkin sangat berat (tapi mungkin untuk saat ini) belum tahu fase selanjutnya. Yang terpenting adalah terus berusaha, berani, tetap kuat dan yakin akan Tuhanmu.

#2 - It's TIME for Me

Maret 08, 2015 0 Comments
Rasanya itu seneng banget. Ternyata kunci dari kita diizinkan untuk turun lapang/penelitian adalah survei lokasi dan bagaimana meyakinkan dosen kalau kita memang sudah matang persiapannya. Mulai dari hal apa yang harus dicari, data yang didapat terus mau dikayak gimanaini. Ya, kalau dalam ranah formalnya sih Proposal dan Kuesioner sudah oke semua.

Pukul 06.00 sudah siap untuk melakukan perjalanan Bogor – Bandung. Awalnya merasa takut. Tapi mau gimana lagi, harus tetap untuk melangkah. Yeaah...

Cinta dan pesan AYAH yang sangaat menguatkan :)

Dibis MGI
“Eh kamu, mau kemana ?’”, tanyaku kepada teman satu bis. Kebetulan dia teman satu ESL 48.
“Mau pulang nih.” Jawab dia santai
“Eh kalau dari Leuwipanjang ke Rancaekek naek apa ya ?”, tanyaku
“Nanti bareng aja sef, kebetulan dijemput sama mamah dan papah di Leuwipanjang dan lewat rancaekek juga ko.”
“Huaa,,,boleh ?”
“Sok atuh....”
“Makasih yah.” Jawabku senang.

Niatnya, perjalanan kali bisa ditempuh sendiri. Supaya bisa mandiri ke depannya – ga nanya2 dan ngerepotin banyak orang lagi hehe. Eh tapi ternyata, Allah paham kalau aku belum cukup berani untuk sendirian Dan akhirnya, Allah kirmkan aku teman seperjalanan dan ditraktir makan siang juga sama mamah dan papahnya. Heeuu makasih ya Allah dan kamu. 

Rumah ke-3
Seberapapun banyak rumah yang kita singgahi, akan lebih nyaman ketika berada dirumah pertama – rumah orang tua kita. Harus bisa betah nih disini, secara kan disini kita ga bentar tapi akan lama.

#1 - Survei Lokasi Penelitian

Maret 08, 2015 0 Comments
Setelah menjalani pertapaan dan pertimbangan yang begitu mendalam. Dan pada akhirnya aku pun menjatuhkan pilihan yaitu memilih Bandung – sebagai lokasi penelitian.

31 Januari 2015, waktu dimana aku berhasil juga untuk mencoret semua target dibulan januari - survei lokasi penelitian. Perjalanan ini kebetulan bareng kakak HRD ditempat kerjaan dan salah satu my best friend hoho. Yeah, harus bisa nih buat hati ini terpaut di Bandung. Sebab kedepannya, Bandung bukan hanya sekedar tempat melainkan juga sebagai saksi sejarah aku dalam mencapai kesuksesan, salah satunya adalah sukses meraih gelar sarjana. Aamiin ya Rabb.

“Sef, kenapa milih di Bandung ?”. tanya temanku ketika kami dalam perjalanan menuju lokasi penelitian.
“Ehm....mau jawaban ilmiah atau mau jawaban non ilmiah. Ahaha.” Jawabku tertawa
“Haha. Ada ya, non ilmiah. Mau dua2nya deh.”,tanya dia penasaran
“Jawab yang ilmiah dulu ya ; kalau berdasarkan informasi yang didapat, lokasi penelitian sefi itu sudah mengalami permasalahan yang begitu hebat. Bukan hanya isu lokal atau provinisi tapi juga isu nasional. Nah, dari situ pengen aja bisa mengetahui seluk beluk permasalahannya. Berharap bisa menjadi orang yang bisa berkontribusi untuk kebaikan dan kemajuan desa tersebut. Cukup ah, kalau mau dijelasin mah nanti bisa kebawa bobo kamunya :D.” Sambil melirik kondisi teman yang matanya mulai redup.
“terus terus sef, kalau jawaban non ilmiahnya apa ?”
“hm....bla...bla...bla.....”, sampai berujung kata Aamiin. (rahasia ya hehe).

Sabtu, 28 Februari 2015

#NinjaHatoriPamit

Februari 28, 2015 0 Comments
20-22 Feb 2015 | @Universitas Tanjung Pura -Pontianak

Amanah yang diemban selama kurang lebih 3 tahun ini telah berakhir. Saat itu, kota khatulistiwa – Pontianak yang menjadi saksi bisu pergantian kepengurusan itu. Pusat Komunikasi Nasional (PUSKOMNAS) Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus  (FSLDK) Indonesia dari tangan kampus IPB ke UNS. Barakallah.

Hampir disetiap harinya, kami berkaktivitas dari pagi sampai malam. Huh...cukup melelahkan. Tapi tak apa, hal itu pun terbayar dengan pertemuan kita disini. Biasanya kita hanya bisa berkomunikasi via media, sekarang bisa bertemu langsung. Masya Allah. Ya, inilah yang dinamakan ikatan hati. Kalau hati sudah tertaut pada ‘sesuatu’ pasti akan menjadi hal yang dinanti atau kita rindukan.

Dinamika organisasi, of course, layaknya sebuah kehidupan.
Kalau aku boleh bercerita. 3 tahun yang lalu, aku bekeinginan masuk BEM FEM. Namun, seiring dengan niat itu,ketika mau mendaftar, ba’da shubuh, ada sebuah SMS yang masuk.
Isinya menjelaskan ‘Assalamualaikum. Barakallah Antum menjadi pengurus Komisi D -PUSKOMNAS FSLDK Indonesia, dst.’

Huaa...ga tahu kenapa, hati ini pun bergetar. Ya Rabb, amanah ini begitu besar. Apakah aku bisa melaksanakannya dengan baik ?
Mengingat amanah ini begitu besar dan perlu fokus yang tinggi. Hingga akhrinya, niat masuk BEM FEM pun pupus. Tapi, setidaknya kalaupun belum bisa bergabung disana, saya bisa lolos dan merasakan suasana BEM FEM melalui magang disana – sekitar 4 bulan. Lumayan. Ah, Allah selalu mempersiapkan rencana terbaik-Nya.

Kebun Raya Bogor (Foto) yang menjadi awal pertemuan itu. Keluarga Besar PUSKOMNAS FSLDK Indonesia 2012-2015. Komisi D –Humas & Media, itulah ranah kerja yang akan digeluti dan didalami selama 3 tahun ke depan. 


Lantas bagaimana perasaannya selama mengemban amanah ini >>

Selasa, 13 Januari 2015

#harusTangguh2015

Januari 13, 2015 0 Comments
Bismillah....
La Haula Wala Quwwata illa Billah...
"Ya Allah, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu."

2015 | Semester 8 | Tingkat Akhir |
"Akan segera tiba saatnya, dimana kita harus berjalan sendiri." (kata seorang teman)
#edisiTingkatAkhir

Ah, tapi bagiku tidak. Justru disaat itulah kita berjalan beriringan. Melangkah bersama untuk tujuan yang sama. #wisuda2015


“Masa-masa tingkat akhir itu atau masa skripsian adalah masa dimana, Tuhan menunjukkan siapa-siapa saja temen kita yang bener-bener setia sampe akhir. Saling menguatkan, saling menyemangati, bertanya kabar dan lain sebagainya. Ya, bagiku, itulah teman sejati yg sesungguhnya.”


Perjuangan dimulai....
[Project Nulis Buku | AgriSocio - HRD | Penelitian & Skripsi | FSLDKN ke-17 - menuju khusnul khatimah - Sekdept Komisi D | LDK Al Hurriyyah - Sekdept SDM | Ponpes Al Iffah]

Kuatkan dan mudahkan YA RABB :) 

Ketika cinta seorang Ibu itu menenangkan,
cinta seorang Ayah itu menguatkan,
dan cinta Allah yg begitu menghebatkan
Kota Hujan, 14 Januari 2015
0:28 WIB