Jumat, 28 April 2023

Cerita Resign Kerja #Part2

Setelah berdamai dengan diri sendiri.
Meyakini bahwa inilah pilihan terbaikku.
Tak perlu. Tak perlu disesali lagi.

Honestly, awalnya agak bingung mau ngapain dirumah.
Sendirian dirumah kalau suami kerja. 9 jam aku yang biasa dipakai dikantor untuk ngerjain kerjaan domestik juga engga begitu banyak. 

9 jam yang ada mau dipakai buat apa nih?
Okey, let's start....
Mulai deh kita coba set ulang manajemen waktunya. 

2 jam pagi 1 (8-10)
3 jam pagi 2 (10-12)
2 jam siang (13-15)
2 jam sore (16-18)

Kalau Ba'da magrhib kami sudah terbiasa mengajar mengaji anak-anak lingkungan perumahan

Mulai memplotkan yang sekiranya aktivitas apa yang bisa dilakukan dijam tersebut. Kala itu:

- Statusnya masih menjadi Mahasiswa Bunda Produktif di Institut Ibu Profesional, bersama tim menggarap dibidang kepenulisan untuk menulis e-magazine bernama "HexaBliss" setiap bulannya. Alhamdulillah, ilmu kepenulisan dipakai kembali, belajar menulis, belajar menjadi editor dan belajar mengelola bagaimana hulu hilirnya sebuah majalah sampai terbit. Really, Pengalaman yang luar biasa saat itu. 

- Ikutan Kelas Online tentang Food Preparetion
Urusan dapur ternyata ada ilmunya juga. Bagaimana mempersiapkan masakan yang siap dimasak, bagaimana cara menyimpan sayuran/buah/makanan, bagaimana caranya agar makanan tidak banyak yang mubazir. Bukan lagi semboyan 4 sehat 5 sempurna, ada istilah baru saat ini yang digongkan oleh Kemenkes RI yaitu bernama 'isi piringku'. dsb....

- ikutan kelas Gemar Rapi 
Sekilas tentang Gemar Rapi. Ini tuh sebuah metode berbenahnya Indonesia. Kalau dijepang ada yang namanya Metode Berbenahnya Marie Kondo. Indonesia punya Gemar Rapi. Lagi....lagi dan lagi.....everything has knowledge... dan selama menjalani kelasnya....kalau tidak salah selama 6 bulan.....aku merasa teruwow...uwow....Masya Allah.....Takjub. "oh begitu toh caranya berbenah, berarti selama ini ada yang salah", "oh ini toh cara memilih alat dapur yang aman","oh ini toh cara mensortir pakaiab/buku atau barang milik kita:, dsb

- ikutan kelas offline Tahsin dan Bahasa Arab
Ilmu dunia oke....Ilmu akhirat juga harus dong dipelajari. Apalagi hal itu yang sering kita berinteraksi dengannya...Tilawah Al-Qur'an. Masa iya, udh umur segini....baca qur'an masih gitu-gitu aja....bahasa arab yang buta sama sekali...padahal kan itu bahasa qur'an...Maluuu.....Malu sama diri sendiri, kapasitas diri engga naik-naik....Malu sama Allah...udah dikasih umur banyak, tapi enggan belajar....Astaghfirullah 🙈...Kurang lebih kemarin belajar selama 6 bulan (3 bulan tahsin, 3 bulan bahasa arab percakapan)

Itulah aktivitas 6 bulan pertama pasca resign...
Alhamdulillah engga diam-diam aja sih dirumah. 
Mencoba menyibukkan diri dengan belajar/meng-up-diri sesuai hal yang diingginkan/dibutuhkan.

Ikutan kelas gitu kan, pasti berbayar dong?
Berarti selama ini habisin uang dong? Biasanyakan ngehasilin uang?
Nah loh?! 

Stay tune dipart3 nya yah, ok?😉

Menurutku, saat ini tuh, apa-apa butuh ilmu. Kalau zaman dulu, mungkin masih banyak yang berpegang pada based on experiences karena mungkin memang akses informasi dan sarana belajar tuh terbatas. Berbeda dengan saat ini (Tahun 2000-an), seiring dengan perkembangan teknologi - akses keilmuan mudah saja didapatkan. So, based on knowledge itu butuh banget. supaya kita engga ketinggalan zaman - apa yang kita lakukan selama ini itu bisa dikoreksi (benar/salah ga sih selama ini). Dan yang pasti, dengan kita berilmu itu bisa menjadi point tersendiri, bahwa kita itu paham. Apakah itu penting/dibutuhkan/tidak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar