Sabtu, 23 Januari 2016

Tammara Project

Bismillah....

28 Agustus 2015. Adalah waktu yang telah Allah takdirkan untuk ia yang baru saja menyelesaikan program sarjananya. Alhamdulillah, atas izin dan karunia-Nya, ia bisa lulus tepat waktu. 

2 September 2015. Tepatnya sekitar satu minggu yang lalu, semua berkas untuk persiapan graduationnya selesai. Hari ini juga merupakan hari pertamanya bertemu dengan Tim 'Tammara Project' - sebutan tim Project Asisten Ibu Tammara. Sedikit penjelasan mengenai 'Tammara Project' ini yaitu sebuah project penelitian dari Ibu Tammara yang sedang menyelesaikan gelar Ph.D nya di Canada. Disini kami ber empat, membantu beliau dalam mencari sampel penelitian. Kami diberi waktu selama satu bulan untuk mencari responden kurang lebih 300 responden. Mulai dari responden yang berpenghasilan low, middle dan high. Semuanya dengan persentase yang sama 100 responden setiap tingkatan. Ibu dengan 3 anak yang masih lucu-lucu ini, semangatnya luar biasa. Masya Allah. Super mom. Dan hari itu juga, setelah menandatangani kontrak kerja dan membaca rule penelitian ini, kami resmi menjadi asisten beliau, kami menyebutnya, 'project 5 juta'. Ha. 

Adapun kisah, ia sampai mendapatkan project asisten ini. Dari share seorang temen disalah satu grup Line nya. Awalnya keraguan itu muncul. Tapi setelah berpikir mendalam dan untuk mengisi luang sambil menunggu wisuda. Ia pun mengirimkan CV nya ke alamat email ibu Tammara. Dengan meminta restu ke dua orang tuanya yang nan jauh disana. Masya Allah, setelah satu hari di wawancara langsung
via telepon dan dengan menjabarkan keahliannya dalam analisis data menggunakan SPSS. Ia diterima untuk bergabung dalam tim 'Tammara Project'. Segala Puji Bagi-Mu, ya Rabb. 

"Aku adalah sesuai prasangka hamba-Ku." 

Begitu yang dijelaskan dalam kitab suciku, Al Qur'an yaitu mengajarkan ia untuk tetap berprasangka baik dan hanya kepada-Nya lah ia memohon pertolongan. 

Satu minggu berlalu menjalani project ini, Alhamdulillah berjalan sesuai dengan target. Disini ia bukan mau menceritakan bagaiamana, mengapa, siapa dan kapan 
dalam menyelesaikan project ini. Melainkan, apa yang bisa ia ambil hikmah atau pembelajaran yang bisa dipetik selama menjalani project ini. Sebuah aktivitas yang mengajarkan ia tentang Kesabaran. Rasa Pantang Menyerah. Berani. Rendah Hati. Dan yang paling penting yaitu ilmu tentang ikhlas dan rasa syukur. 

Hal yang paling menonjol disini adalah 

Perbedaan.

Yeah. That's the point !

Perbedaan 'sikap' antara ke tiga tingkatan Income. Low, Middle, High. 

Tapi dari perbedaan ini, bukan maksud untuk membeda-bedakannya. Melainkan, bagaimana dari banyaknya perbedaan ini bisa membuat satu dengan yang lainnya saling berkorelasi dan mengambil pelajaran. 

Misal. Sikap rendah hati seorang Low, bisa terus dilestarikan di dalam diri seorang High. Tegur sapa dan saling mengenal kepada sesamanya. Minimal antar tetangga sebelah rumah kiri-kanan-depan. Sikap rasa syukurnya seorang Low dalam mengelola makanan. Sikap ramahnya kepada sesama. Di lain sisi, kita juga bisa melihat sikap seorang High dalam memanfaatkan waktunya. Time is money. Sikap seorang High yang terus bersemangat dalam menuntut ilmu. Sikap seorang high yang jika berinfaq sangat besar sebab memang ia orang 'berpunya'. Dan kemudian Middle, bisa dibilang cukup bagus bisa berada di posisi ini. Sebab, ia yang berada ditingkatan ini asumsinya adalah 'seimbang'.

Hm, namun pada kodratnya. Allah tak melihat seberapa besar dan banyak harta yang dimiliki, semua dimata Allah adalah sama. Yang membedakan hanyalah derajat Ketaqwaannya. Nah, apapun kamu, posisi kamu, harta kamu, pekerjaan kamu. Jadikan ia sebagai ladang kebaikanmu dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun kondisinya. Okeh !!

Finally.
Kalau boleh mengambil kesimpulan dan bisa juga kali yah kalau diuji juga dengan analisa regresi. Bahwa hipotesa 'Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi Income seseorang, begitupun dengan tingkat pemahamannya dalam menjalani segala urusan kehidupan'. Berbanding lurus keduanya. Cateris Paribus. 

Dalam Arkanul Bai'at. Ternyata benar, bahwasanya hal yang mendasar seseorang melakukan 'suatu hal' adalah tingkat pemahamannya. Al Fahmu. Nomor satu dalam urutan Arkanul Bai'at. 

Tingkatan pemahaman seseorang akan mempengaruhi segala aktivitas yang ia lakukan. Mulai dari urusan A-Z, bangun tidur sampai tidur lagi, mengasuh anak dari kecil sampai dewasa, dan lain sebagainya. Banyak. Sangat banyak. Ya, tergantung apa dan bagimana tingkatan pemahaman atau ilmu yang ia miliki. Masya Allah. Evaluasi diri masing-masing aja yah. 

Pada dasarnya, pemahaman yang baik akan menghasilkan amal yang baik. 

Yuk terus bersemangat 'memperkaya' diri. Memahami apa apa yang perlu dipahami. Terutama dalam mengelola hati. #eh

Oktober 2015

*sudah sempat menulis lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar