Selasa, 06 Mei 2014

Sweet April Part 2 | Arti Ayah dikehidupanku

Bismillahirrohmanirrohim

Selamat Hari Lahir Ayah nomor satu di dunia...
Teriring doa dari sini ayah, Bogor.  

Tempat dimana, ayah mempercayakan mba untuk menempuh kuliah disini.
Masih ingat kala itu, waktu pertama kali mba diterima di IPB.

#Malam itu,,,
Ketika mba melihat pengumuman bahwa mba diterima di IPB. Ibu merasa sedih dan menangis karena belum merasa siap untuk jauh dari anakn perempuan satu-satunya ini. Hehe..
Dan malam itu pun, ketika kita semua berkumpul di ruang keluarga, dengan mantap ayah mengizinkan mba untuk melanjutkan studi di Bogor. Ayah berusaha memberika penjelasan kepada Ibu. Bla...bla....hingga akhirnya ibu pun sedikit paham akan penjelasan ayah. Terima Kasih ayah sudah menjadi salah satu orang yang mendukung mba untuk kuliah di Bogor. (ada sebuah alasan mengapa saya memutuskan untuk kuliah di Bogor. Apa itu ? Owh...rahasia. Nanti aja ya ceritanya. Paaanjjjaaang :D )
#
Alhamdulillah. Allah masih memberikan nikmat yang begitu luar biasa. Semoga berkah dan panjang umur ayah hingga sempat melihat mba, abang dan adek io meraih kesuksesan dan bisa membahagiakan ayah dan ibu J
#
Ayah.....
Mba terenyah membaca tulisan ini "arti ayah dikehiudpanmu" {baca http://sefi-indria.blogspot.com/2014/05/arti-ayah-dikehidupanmu.html } . Sepertinya memang benar adanya cerita ini. Iya kan Ayah ?
#
Arti Ayah dikehidupanku...
Dulu,,,
Saat mba masih kecil, sekitar beumur 4 tahun.
Ayah ingat ?
Kita berdua hampir disetiap sorenya ke rumah kakek dan nenek (ortu dari ayah) menggunakan sepeda. Sampai-sampai Ayah membuatkanku kursi khusus di depan dari bambu. Agar mba terasa nyaman duduk di depan ayah. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika Mba dan Abang selalu menanti kedatangan ayah dari luar kota. Menanti oleh-oleh dari ayah. Mba ingat sekali, ayah waktu itu membelikan mba dan abang jam berbentuk pesawat terbang dan nyala lampunya, berwarna merah. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika mba sembunyi-sembunyi dari Ayah, karena saat itu mba baru saja jatuh dari kursi yang menyebabkan luka hingga saat ini berbekas di dagu mba. Ayah, saat itu mba ga mau bercerita kepada ayah, pasti ayah akan marah. Makanya mba mengindar dari Ayah saat ayah baru pulang dari kantor. Tapi, ternyata Ayah tak memarahiku. Ayah justru memotivasi mba sambil melihat dan mengobati luka itu. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
#Siang Itu,,,
Saya hendak mengambil kunci lemari yang berisi tabungan. Khawatir akan hilang. Makanya, kunci lemari itu aku simpan di atas pentilasi rumah. Karena tak mampu meraihnya dan tubuh in yang masih kecil. Hingga akhirnya, jatuh tepat di ujung lantai. Terus ? Berdarah deh... hehe
#

Ayah ingat ?
Mba merecokkan ayah ketika hendak membuat desain untuk rumah kita yang baru. Hingga akhirnya, terlelap dalam tidur disampping ayah. Bahagianya saat itum karena ingin memiliki ruamh baru. Dan sekarang rumah itu menajdi kenyataan. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika mba mulai beranjak besar. Ayah mengajarkan kami semua untuk sholat. Hingga, akhirnya itu semua melekat untuk menjalankan kewajiban itu. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat mba sekolah dasar, ayah juga sering mengantar mba menggunakan motor vespa merah ayah. Wah... ‘vespa merah’ itu...Motor yang pertama kali ayah punya. Penuh dengan kenangan dan bersejarah.  Ayah membelinya agar bisa mengantar mba dan Ibu kemana-mana. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat itu, kita berkeliling-keliling SMP, menghantarkan mba untuk memilih melanjutkan studi kemana. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Disetiap paginya, saat mba SMP ayah selalu mengantar mba ke sekolah. Hampir setiap hari. Ayah merasa sayang mendingan ongkos angkutan itu menjadi tambahan uang jajan untuk ku. Memang jarak sekolah dan rumahku saat itu cukup jauh, Harus naek 2x angkutan umum. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat mba SMP dulu, saat pertama kalinya ikutan acara kemah pramuka dan persiapan lomba PMR. Hanya Ayah dan Ibulah yang datang menengok mba sambil menghantarkan makanan. Ya. Hanya Ayah dan Ibu. Satu-satunya wali murid yang datang menengok. Merasa malu juga saat itu. Tapi, mba tau ko kenapa ayah dan ibu melakukan itu. T.T Terima Kasih ayah ibu.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat mba SMA dulu ikutan eksul paskibra. Dimana saat itu, mba harus datang pagi-pagi ke kegiatan latihan gabungan paskibra itu. Tempatnya pun berpindah-pindah bahkan jauh-jauh setiap bulannya. Hingga akhirnya, karena jarang angkutan, mba memohon kepada ayah agar bisa menghantarkan mba. “Iya.” (kata ayah). Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika mba mempunyai tugas/PR yang itu membutuhkan jawaban tingkat tinggi (ahay...lebay :D)
Mba sampai bosan menunggu ayah untuk menjawabnya. Laamaaaa sekali. Tapi, sekalinya jawaban itu keluar. Cukup memuaskan. Kereen. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan

Tak terlepas saat masih kecil hingga SMA saja. Perhatian itu, semakin besar ketika saya memutuskan untuk melanjutkan studi di Bogor.

Ayah ingat ?
Ayah pernah bilang,
”Mba....jangan lupa dzikir ya. Dimanapun dan Kapanpun. Entah saat itu berjalan dari kosan menuju kampus. Sehabis sholat. Bahkan saat terdiam sekalipun. Jangan sampai kosong itu pikiran. Ingat Allah. Terima Kasih ayah.....
Ayah ingat ?
Ayah juga pernah bilang saat saya ingin meninggalkan lampung,
“Kalau mba disana sakit sedikitpun, betapa khawatirnya ayah dan ibu disini. Jaga kesehatan ya mba. Makan yang teratur. Semua tergantung dengan mba. Pola aktivitas dan makan. Ayah dan ibu ga mungkin ngontrol setiap hari.” Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika mba ingin pergi kemana-mana. Ayah lah yang setia mengantar mba terutama dalam hal menyelesaikan tugas seperti nge-print dan ke toko2 alat tulis.
Ayah ingat ?
Mba tahu, ayah khawatir sekali kalau anak perempuannya satu ini kenapa-kenapa. Oleh karenanya, ayah selalu menunggu di depan pagar rumah/gang rumah untuk menanti mba pulang. Melihat dari kejauhan, “Oh itu ayah, yang sedang menungguku pulang.” (dalam hati). Saat hujan turun dengan derasnya. Aku melihat ayah sudah standby berdiri di depan gang lalu menyambut mba turun dari angkutan umum, lalu memayungi. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ayah selalu punya kejutan tersendiri ketika mba berada dirumah atau lagi liburan. Mengajak kita semua untuk pergi ke laut. Sambil menikmati makanan dan minuman yang telah disediakan serta menikmati keindahan laut yang begitu mempesona. Membuatku merasa refresh sekali.
Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat mba sakit,,
“Mba mau makan apa ? “kata ayah.
“Nasi padang, sate, dll.”
“Okee, ayah pergi dulu ya.” Kata ayah
Entah kenapa setiap habis makan dari makanan yang diinginkan aku cepat sembuhnya. Memang ampuh. Mungkin karena pake kasih sayang dan doa terdalam dari ayah. Hehe, Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ayah juga selalu punya ide kreatif untuk mba, abang dan ade. Saat mati lampu. Untuk menhidupkan suasana. Ditengah gelapnya malam, hanya ditemani sebuah lampu emergency. Ayah mengajak kita semua untuk bermain game dan tebak-tebakan. Betapa serunya saat itu.... Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika ayah membuka sebuah forum, untuk menanyakan kepada kami semua, apakah ingin membeli tanah atau mobil ? Ayah melemparkan keputusan itu kepada kami semua. Wah....benar2 diajarkan untuk demokratis kami. Hingga akhirnya, kami pun memutuskan untuk membeli mobil. Kata Ibu, supaya kita ga kehujanan lagi kalau kemana-mana. Hehe. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Mulai memasuki masa kuliah. Saya adalah tipikial orang yang jarang ke salon. Karena maklum salon ynag deket dan muslimah di daerahku masih jarang. Hingga akhirnya, aku selalu memiliki suatu agenda rutin saat pulang, yaitu potong rambut. Ayah yang memangkas rambutku ini. Ayahku ini, jago loh. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat ayah menceritakan tempat tinggal mba di Bogor, pondok pesantren kepada teman-teman ayah ? Ayah sepertinya merasa bangga sekali ketika mba tinggal di pondok pesantren. Dimana aktivitas dan keamanan mba terjaga. InsyaAllah. Aku mendengar percakapan itu terkesan ayah merasa senang dan bersyukur. (percakapan yang tak sengaja ku dengar dibalik ruang tamu hehe). Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika saat itu, Ibu sedang pergi ke kampung. Hanya ada ayah, abang dan ade. Ayah banyak sekali memberikan nasehat kepada kami semua. Sampai pada akhirnya, ayah pun mengatakan merasa ‘cemburu’ kepada mba.
“Kenapa mba jarang menghubungi ayah ? Selalu ibu yang disms/di telepon. Ya walupun ayah tau kalau seandainya Ibu sering sms. Tapi, ayah ‘cemburu’ aja. “
“Oh No...Ya Allah. Beginikah perasaan seorang ayah ? Astaghfirulohal’adzim. Ternyata memiliki rasa ‘cemburu’ juga terhadap anaknya.”
“Maaf ayah.” (dalam hati)
Ayahku memang tipikal orang yang jarang berbicara. Sekalinya berbicara. Wah....semua terpukau. Hehe. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.

Dan terakhir,,belum lama ini. Aku mengajukan sebuah permintaaan.

Ayah pasti masih ingat ?
“Bulan juni nanti, mba kan KKP/KKN. Jadi, mba mau belajar motor. Boleh ya Ayah ?” (pintaku)
“Ga usah ya mba. Nanti aja. “ (jawab ayah santai)
Merasa gimana gtiu....kenapa ayah belum mengizinkan saya untuk bisa mengendarai motor. Namun, prinsip yang selalu pegang teguh. Bahwa kita hidup di dunia ini, jangan terlintas sedikitpun akan sebuah keputusan yang ada. “Jangan tanyakan ‘mengapa ?’ tetapi ‘apa?’_ apa hikamhnya ?”
Baiklah ayah. Aku paham keputusan itu. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.

Kalau melihat cerita diatas, begitu banyak usaha, kerja keras dan pengorbanan seorang ayah. Lantas apa yang dapat kita berikan kepadanya ?
Apa ?
“Ya, berbakti | mewariskan mimpi-mimpinya | doa terbaik untuknya dan menjadi anak sholehah. InsyaAllah. Mohon doanya.”
Selamat Hari Lahir Ayah


Yang ke-55 tahun (24 april 1959)
Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.


Salam Rindu,
Anakmu,
Sefi Indria

 Bogor, 6 mei 2014 

1 komentar: