Kamis, 20 Agustus 2015

Cinta Sejati :)

Agustus 20, 2015 0 Comments

"Hati ga bisa bohong tapi hati sangat bisa untuk salah."

Maksudnya adalah...

Ketika kita belajar untuk melepaskan seseorang. 
Seseorang yang mungkin 'saat ini' sudah bersama orang lain. 
Kecewa, sedih, ingin pergi jauh dan sebagainya, tentu. 
Inilah yang dinamakan 'rasa'. Hati yang merasakan.
Kitapun memang tidak bisa menolak apalagi hati, tidak bisa berbohong.

Setiap 'rasa' yang muncul. Semua tergantung dari setiap orang, bagaimana cara ia me-manajemennya.
Pilihan. Ya, karena hidup memang pilihan. Mau ke arah yang baik atau buruk ? That's your choice.

Ketika melihat dia yang sudah bersama orang lain.
Kita ternyata masih tetap saja berinterkasi yang berlebihan bahkan sampai ke arah yang bisa membuat hubungannya dengan 'orang lain' itu menjadi tidak baik.
Inilah yang membuat hati kita bersikap salah. 
Memang perasaan cinta dan sayang itu tidak mudah untuk hilang. 'Rasa' tidak pernah bohong.
Tetapi bukankah 'salah' ketika kita masih saja berhubungan lebih dengan ia yang telah bersama orang lain.

Bukankah cinta sejati itu adalah melepaskan ?
Sebab semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. 
Sulit. Tapi bukan berarti mustahil. Right ?

Ibarat seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan , dilepas dengan rasa suka-cita.

Tapi, terkadang kita masih saja protes dan bilang, 
Bagaimana mungkin kita bilang itu cinta sejati ? tetapi kita justru melepaskannya ?

Kawan, 
tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah kita pahami - para pecinta.
Sebagian besar, kita tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya, tidak bersedia.

Untuk aku, kamu atau siapapun yang sedang atau telah mengalami 'rasa' ini.

Yakinlah, 
Jika dia adalah cinta sejatimu, dia akan kembali dengan cara mengagumkan. 
Ada saja takdir hebat yang tercipta.
Jika dia tak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.

Kalau kita telisik kembali, kisah-kisah cinta didalam buku, dongeng-dongeng cinta atau hikayat tua, itu semua ada penulisnya.

Tapi kisah cinta kita, siapa penulisnya ? Allah.
Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. 
Masya Allah.

Yang menjadi penting dalam hal ini adalah terus ikhtiar, berdoa dan mempersiapkan yang terbaik, untuk dia, yang dimasa depan :)

-SA-
20-08-2015

Senin, 17 Agustus 2015

Tentang Aku dan Dia

Agustus 17, 2015 0 Comments

Ini bukan tentang lebih tua, seumuran atau lebih muda.
Iini tentang yang menyeimbangkan hidup dan yang bisa berjalan beriringan.
Yang memberi kedamaian hati, kenyamanan disisi dan kasih sayang tiada henti.
Tentang tertawa bersama., saling mensupport,  mendoakan satu sama lain, berbicara lepas tak terbalas tanpa berpikir ini pantas atau tidak.
Ketika dunia begitu kejam, dia menjadi tempatmu untuk selalu pulang.
Yang bisa membuatmu sangat sabar dan berusaha mengerti mesti sulit.
Memahamimu apa adanya meskipun kamu cuma seadanya. Wajah mungkin tak rupawan tapi kebersamaan dengannya itu sesuatu yang kamu yakin harus kamu perjuangkan.
Masa lalunya tidak kamu persoalkan karena tahu itu yang membentuknya sekarang.
Kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk belajar saling menerima dan memperbaiki agar jadi lebih baik.

Tentang dia yang kamu ikhlas seumur hidup menjadi makmum/imamnya. 
Membuatmu bangga menjadi ibu/ayah dari anak-anaknya :3

Ketika aku dan kamu, telah menjadi KITA
with love
-SA-

Maaf ^_^

Agustus 17, 2015 0 Comments

Suatu hari, kamu pasti mencari dia.
Dia yang kamu abaikan, padahal dia sangat memperdulikanmu.
Dia yang jauh dari kata sempurna, tapi berusaha menjadi sempurna untukmu.
Dia yang selalu menyisihkan waktu untukmu tanpa kamu menyisihkan waktu untuknya.
Dia yang selalu tersenyum, saat kamu menyakitinya.
Dia yang selalu mema’afkanmu, padahal kamu selalu mengulanginya.
Dia yang sangat mencintaimu, dan kamu menyia-nyiakannya.

Dan kamu, akan menyadarinya betapa berharganya dia, saat kamu kehilangannya.

Maaf,
-SA-

Sabtu, 08 Agustus 2015

Suplemen untuk kamu, sang Penghafal Qur’an

Agustus 08, 2015 0 Comments
      Jangan pernah kehilangan cita-cita…
Kita semua pernah punya mimpi.
Punya cita-cita.
Menjadi penghafal Qur'an.
Menjadi penjaga Al-Qur'an.
Menjadi Ahlul Qur'an.
Datang dengan agak malu-malu ke halaqoh karena ingin bisa. Tapi sungkan juga karena merasa belum bisa.
Ingin kayak mereka, menjadi hafizh Qur'an.
Lalu datang tiap pekan.
Membaca Al-Qur'an menjadi nikmat. Hati menjadi lapang. Dan mimpi pun mulai terjalin. Janji mulai tercipta…
Ingin menjadi penghafal Al-Qur'an. Ingin menjadi ahlul Qur'an.
Lalu waktu terus berjalan. Belajar menjadi keharusan. Jadwal rutin ditetapkan. Baca Al-Qur'an dirutinkan.
Meski kemudian mulai berlomba dengan kesibukan…
Kalau tidak bertahan, mimpi akan terkikis pelan-pelan. Lalu lama-lama pudar. Akhirnya menyerah oleh keadaan.
“Saya nggak bisa.”
“Saya nggak bakat.”
“Saya malu mau bergabung lagi…”
***
Duhai jiwa… Jangan kalah oleh semangat setan. Mereka membangun mimpi mereka di atas dendam dan kebencian. Tapi ribuan tahun mereka tetap bertahan…
Sementara kita membangun mimpi ini di atas pondasi cinta.
Cinta kepada Allah…
Cinta Rasululah…
Maka buktikanlah bahwa ia lebih kuat dan lebih kokoh…
Target akhirnya adalah surga. Perjalanannya adalah sepanjang usia. Tidak masalah belajarnya di sini atau di sana. Yang penting esensinya sama.
Yang harus kita sesali adalah ketika kita berhenti. Padahal maut adalah pasti. Dan surgaNya adalah kerinduan sejati…
Menghafal Qur'an bukan sekedar status sosial atau kegiatan pengisi waktu senggang.
Menghafal Qur'an adalah pekerjaan seorang Nabi.
Juga tugasnya Malaikat Jibril.
Menghafal Qur'an adalah tentang menjaga kalamullah. Ketika banyak orang meninggalkannya…
Menghafal Qur'an adalah meniti anak tangga setingkat demi setingkat, menuju tingkatan surga yang tertinggi. Di mana di ujungnya kita akan berkumpul bersama Rasulullah dan semua makhluk yang mulia.
Juga bertemu Dzat yang menciptakan langit bumi dan semua yang ada di antara keduanya…
Adakah pertemuan yang lebih indah selain pertemuan dengan Allah di surga tertinggi sembari membawa kalamNya di lisan dan hati kita?
***
Kelelahan adalah hal wajar dalam perjalanan. Istirahat sejenak. Lalu lanjutkan langkah.
Jangan berhenti, atau kita tidak akan sampai ke tempat tujuan…
Jangan pernah kehilangan cita-cita…
Atau hidup hanya sekadar menunggu mati…
Tetaplah semangat…
Dan senantiasa berdoa…
Semoga Allah meridhai kehidupan kita…
Abu Qawwam

#

Yusuf Mansur: Niat Jadi Hafizh Jangan Tanggung-tanggung

Seseorang pada saat hendak tidur malam Senin berniat puasa Senin. Namun saat terbangun menjelang Shubuh, ternyata dia sudah meninggal.
Apakah dia mendapatkan  pahala puasa Senin? “Dia tetap dapat pahala puasa Senin, walaupun dia tidak sempat melaksanakannya karena keburu meninggal dunia,” kata Ustadz Yusuf Mansur saat mengisi pengajian di Masjid Ar-Rahim Kompleks 165 Jakarta, pekan lalu.
Bagaimana dengan seseorang yang niat menghapal Surah Yasin yang jumlahnya 83 ayat, namun baru hapal lima ayat dia sudah keburu meninggal? “Insya Allah dia wafat dengan membawa pahala 83 ayat,” kata ustadz yang menggerakkan secara masif tahfizh Quran.
Kalau seseorang berniat menghapal 30 juz Alquran, tapi belum selesai 30 juz, ajal sudah menjemputnya, apakah dia mendapat pahala hapal 30 juz juga? “Yes! Dia berhak memperoleh pahala 30 juz, walaupun saat meninggal dunia dia baru hapal satu juz,” tutur Pimpinan Program Pembibitan Penghapal Alquran (PPPA).
Karena itulah, kata da’i kondang yang kental logat Betawinya itu, niat jadi hafizh Quran jangan tanggung-tanggung. “Mengapa cuma niat hapal Surah Yasin aja, atau Surah Al-Mulk aja, atau Surah Al-Waqiah aja? Niatkan aja sekalian jadi hafizh 30 juz,” papar Yusuf Mansur.
Yusuf Mansur lalu mengajarkan doa untuk menjadi penghapal Quran 30 juz sebagai berikut, “Saya (sebutkan nama) ingin hapal Quran 30 juz. Bantuin ya Allah, supaya kalau saya nanti menghadap-Mu di akhirat dan ditanya bekal apa yang saya bawa, saya bisa menjawab ‘bekal kalam-Mu’.”
Sumber : Republik.co.id

Rabu, 05 Agustus 2015

Kasih Waktu

Agustus 05, 2015 0 Comments
"Eh bukber SMA yuk."
"Bukber SMP yuk."
"Ketemuan yuk."

Heuu. Percakapan yang muncul ketika masa2 liburan kuliah atau karena moment2 tertentu. Khususnya untuk temen2 yang udah lama ga ketemu. Tapi, yaitu terkadang susaaah banget untuk ketemuan. 

"Maaf, gue udah acara x, y,z." 
"Maaf gue ada janji sama temen, dsb."

Ga pa2 sih. Wajar. Toh kita juga udah punya teman masing2. Tapi, bagaimana mungkin kita semua bisa ketemu, tanpa masing2 dari kita mengalokasikan waktunya. Sempatkanlah.

Dari situ, aku menyimpulkan. 

"Bagiku, hal yang paling luar biasa itu bukan lagi ketika kamu dikasih bunga, baju atau coklat, melainkan ketika kamu dikasih WAKTU atau kamu yang ngasih WAKTU."

"Ya, dikasih atau memberi waktu untuk/oleh orang-orang yang mungkin bisa dibilang supersibuk atau temen lama yang memang sangat jarang untuk ketemu - itu adalah Luar Biasa." #agak lebay yah ? Tapi ini serius loh hehe.

Sebab, gimana yah. Kalau rasa rindu itu udah merasuki. Heuh. Kepikiran mulu dah. Bahkan sampe kebawa mimpi. #inibarulebay

Bener sih, rindu itu hangat. Tapi, hanya saja jarak seringkali membuatnya terasa begitu jahat. hoho

So ?
Sudah seberapa banyak waktu yang kita luangkan untuk orang yang kita sayangi. Meskipun hanya sms berupa tanya kabar. Cukup sepertinya. Khususon kepada orang tua kita.

"Bukan ga ada waktu atau kesibukkan yang padat. Tapi lebih dari seberapa besar usaha kamu untuk menyempatkan waktu untuk dia."


Sabtu, 25 Juli 2015
Perjalanan menuju Bogor.

Sedikit moment ketika liburan singkat idul fitri 1436 H kemarin. 












Lauh Mahfuz - 04.08.2015

Agustus 05, 2015 0 Comments
Bismillah....

Takdir.
Mulai lah menerimanya dgn lapang hati.
Karena mau menerima atau menolaknya, dia tetap terjadi.
Takdir tak pernah bertanya apa perasaan kita, apakah kita bahagia, apakah kita tidak suka. Takdir bahkan basa-basi menyapa pun tidak. Tidak peduli. Tapi, kabar baiknya adalah karena kita tidak bisa mengendalikannya bukan berarti kita jadi makhluk tak berdaya. Kita tetep bisa mengendlikan diri sndiri bagaimana menyikapinya. Apakah bersedia menerimanya atau mendustakannya.

Aku meyakini bahwa takdir setiap makhluk-Nya, semua sudah tertuliskan 50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan yaitu di Lauhul Mahfuz. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amru bin 'Ash) :

"Allah menulis takdir pada makhluk 50.000 tahun sebelum diciptakannya semua langit dan bumi." (HR. Muslim)

Dan tahukah kamu ?

"Benda pertama yang diciptakan oleh Allah adalah pena. 
Allah berfirman,'Tulislah! 
'Pena menjawab,'Apa yang aku tulis?
'Allah berfirman,'Tulislah takdir yang telah terjadi dan akan terjadi selamanya!'.
(H.R.at-Tirmidziy dan dinyatakan shahih oleh al-Albaniy)


 Hal ini juga telah Allah terangkan di dalam al-Qur'an. Allah berfirman,


"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kamami menciptakanya.Sesungguhnya Allah mengetahuinya apa saja yang ada dilangit dan dibumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).Sesungguhya yang demikian itu amat mudah bagi Allah."(Q.S.al-Hajj:70)


Apa yand terjadi diseluruh alam dijadikan oleh Allah dengan iradah dan masyiah-Nya yang berporos pada rahmat dan hikmah-Nya. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki tersesat dengan hikmahNya. Semua itu dan semua takdir telah ditulis didalam Lauh Mahfuzh. Tidak ada seorang pun yang terlewatkan. Apa yang telah terjadi dan akan terjadi sampai hari kiamat. Dan saat kejadianya,semuanya persis seperti apa yang tertulis disana. Tidak sesuatu pun yang bergeser.Ini adalah bukti kesempurnaan ilmu,kuasa dan hikmah Allah.

Lantas, bagaimanakah sikap kita terhadap takdir-Nya ? Usaha seperti apa yang kita lakukan dalam rangka menjemput takdir-Nya ?


Hal ini sebagaimana yang terjadi pada zaman Amirul Mukminin 'Umar bin Khaththab. Ketika itu, Umar diberitau bahwa wabah kolera sedang mewabah di sana-di Syam. Maka,

'Umar memutuskan untuk kembali ke Madinah. Abu'ubaidah, bertanya,"Apakah kamu hendak lari dari takdir, wahai Amirul mukminin?"
'Umar menjawab,"Ya,lari dari takdir Allah kepada takdir Allah."


Dialog antara dua orang sahabat yang dijamin masuk surga diatas memberikan gambaran tetang pemahaman 'Umar bin Khaththab yang dalam mengenai posisi usaha seorang hamba terkait dengan takdir yang Allah tuliskan untuknya.

Takdir adalah rahasia Allah.Ilmu Allah yang ditulis di Lauh Mahfuzh, tetapi tidak ada seorang manusia yang mengetahui takdirnya sendiri atau takdir orang lain. Seandainya ada yg tau, lalu orang itu mengajak semua manusia untuk melawan takdir itu, maka usaha mereka itu akan sia-sia belaka. 

"Sekiranya seluruh makhluk berkumpul untuk membuat sesuatu yang telah ditulis oleh Allah Ta'ala bahwa sesuatu itu ada sehingga tidak ada, mereka tidak akan mampu melakukanya. Pena telah kering mengenai apa yang akan terjadi sampai hari kiamat."

Tetapi, sekali lagi, tidak ada manusia yang mengetahui takdirnya sendiri atau takdir orang lain.Jika ada yang mengaku tau sungguh, pengakuanya justru membuatnya keluar dari iman dan islam. Oleh karena itu Amirul Mukminin bermaksud  kembali ke Madinah sebagai sebentuk usaha untuk menghindari sesuatu yang tidak disukai.Jika wabah kolera ditakdirkan sampai kepada mereka, dimana pun mereka berada, pasti akan kena juga. Tetapi sebagai suatu usaha,menjahui daerah yang terjangkiti adalah tindakan yang benar; sebenar berdoa supaya keburukan yang telah menimpa atau dkhawatirkan akan menimpa dijauhkan dari diri.

Ya. LAUHUL MAHFUZ
Aku percaya, bahwa apa yang terjadi pada hari ini padaku adalah kehendak dan Takdir dari-Mu.
Inilah waktu yang terbaik dari-Nya. 


Segala puji bagi-Mu ya Allah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Allahuakbar. 
Hari ini - 4 Agustus 2015. Engkau menghendaki hamba untuk melaksanakan ujian akhir S1. 
Terima kasih ya Allah.

Semoga Engkau menghendaki agar hamba bisa menyelesaikan hingga akhir - hingga tiba waktunya untuk 'pulang'. 
Sebagai kado terindah untuk kedua orang tua ku, agama dan Indonesia. Insha Allah.

Jazakumullah khair atas doa dan dukungan dari rekan2 semua. Semoga Allah senantiasa menguatkan dan mengistiqomahkan hati kita dalam menjalani kehidupan ini. 




Temen2 yang setia menunggu saat aku Ujian. 

Muka ba'da sidang. Bolehlah yah senyum sedikit.  

Sefi Indria, SE - Semoga berkah ilmunya. 



4 Agustus 2015 : 13.45 WIB
Ba'da sidang yang kemudian langsung menuju Jakarta.
#STRONGgirl hhe



Terbaik Untukku, dari-Nya

Agustus 05, 2015 0 Comments

Bismillah....

Hari itu adalah hari dimana aku bisa merasakan kebersamaan dengan mereka. Sebelum pada akhirnya kami semua pisah untuk birul walidain ke kampung masing2 - Libur Idul Fitri.

"Menyempatkan waktu diatas kesibukan masing-masing untuk melepas kerinduan dan memohon doa restu untuk kelancaran dan keberkahan sidang/ujian S1 saya."

Empat hari sebelum waktu itu tiba. 2 Juli 2015. Ba'da subuh, tetiba suhu badan melejit tinggi.
Ya Rabb...ada apa ini ?
Waktu tersisa 2 hari lagi sebelum waktu ujian itu tiba. Namun kondisi kesehatan pun masih turun drastis. Ku pikir ini hanyalah penyakit biasa saja.

"Sef, yuk ke rumah sakit atau dokter ?", pinta temanku.
"Ga usah. Bentar lagi juga sembuh ko."

Teman2 pun berdatangan hadir ke kosan. Menanyakan ujian sidangku dan kabarku. Dengan masukan beberapa teman. Hingga akhirnya, aku pun memutuskan untuk berobat ke dokter.

Satu hari sebelum hari-H.
"Yakin sef mau ujian besok ?" tanya temanku
"Insha Allah iya." jawabku masih kekeh
"Yakin kuat ? Emang udah belajar ?"
"Belum terlalu maksimal sih. Tapi Insha Allah."

Malam sebelum hari H. Panas badan, radang tenggorokan, batuk yang begitu menohok masih juga belum baikan.

"Ya Allah, jika ini adalah takdir dari-Mu. Aku ikhlas." 

(terus ku perbanyak istighfar hinggaku terlelap)

4 Jam menuju ujian sidang.
"Sefi, yakin mau sidang ? Sidang itu kita harus banyak ngomong loh, sedangkan kamu, ngomong aja susah. Masih pusing juga kan ?"
"Bisa insha Allah." jawabku lirih

Tetapi setelah itu, ternyata aku pun ngga sanggup. Ngedrop sekali.

Dan pada akhrinya, aku pun memberikan info kepada dosen penguji, pembimbing dan teman2 semua.
Bahwa aku memutuskan untuk membatalkan ujian ini. Ya Rabb :)

Kecewa sedikit kecewa. Sebab, waktu ini adalah waktu yang sangat dinantikan. Setelah lelah berjuang dan sedikit melegakan sebelum saatnya untuk pulang ke rumah. Tapi, apa daya. Ikhlas dan pasrah. Inilah takdirnya. Dan aku meyakini bahwasanya :

Kekecewaan adalah cara Tuhan dalam berkata : 
"Aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu"

Kemudian,,
Aku pun dibawa oleh teman2 ke Rumah Sakit Umum Daerah Bogor.
Dan saat itu adalah pertama kali aku untuk di Infus. Huh...

"Sef, gimana kalau langsung rawat inap aja ?"
"Ga usah, sefi besok pulang ke Lampung. Udah beli tiketnya juga ko." jawabku dengan membisikan temanku. Ketika itu berbicara pun sangat sakit tenggorokan ini.
Hampir sekitar 3 jam berada dirumah sakit. Karena harus menghabiskan infus dulu.

Ke esokan harinya.
Barang-barang ku untuk pulang sudah disiapkan oleh teman2ku.
Masih dalam pertanyaan yang sama.
"Sefi, yakin mau pulang ? Kan masih pusing. Nanti dikapal gimana ? Kalau kenapa2 gimana ? ke Rumah sakit aja yuk ? " Perhatian yang tulus dari temen2 satu kosan. Ya, aku bisa merasakannya.
"Ga usah. Sefi dirawat di Lampung aja nanti." jawabku yang masih saja teguh, bahwa aku tidak apa2.

Hingga akhirnya,
Hati ini pun luluh ketika Ibuku menelpon untuk aku agar mau ke rumah sakit.

"Ya, hati siapa yang ga luluh untuk bisa mentaatinya dengan percakapan yang membuatnya menangis."
"Iya ibu." jawabku dengan yakin. Kalau ini memang sudah saatnya menurunkan egoku.
"Ya udah, dirawat ya mba. Nanti ibu dan ayah ke Bogor. Jemput mba." 


7 Juli 2015.
Aku pun dirawat di Rumah Sakit Medika Dramga-Bogor.Ternyata terdiagnosa penyakit campak. Hal ini yang dibuktikan dengan tanda bintik2 merah yang sudah menyebar kemana-mana. Radang tenggorokan yang menyebabkan batuk begitu hebat dan demam tinggi yang tak kunjung turun.

Doa yang terus terucapkan oleh teman2, adik kelas dan kakak kelas tak henti2nya, agar aku bisa lekas sembuh. Kunjungan ke rumah sakit untuk menjengukku.

Bahkan ada seorang temanku. Saat itu menyempatkan hadir sebentar sebelum ia harus terbang pulang ke Padang. Sendirian. Masya Allah.#terharu heuu

"Aku menyadari bahwasanya ketika kita sakit ataupun terpuruk. Mereka yang berdoa untuk kita, menjenguk kita, perhatian dengan kita. Itu semua menunjukkan betapa besar rasa sayang mereka kepada kita." Terima Kasih ya Allah.

-the end-
#
Dan ternyata tahukah kawan ? 
Bahwa cerita ini sebelumnya pernah ku tuliskan dibuku diary ku. Entah pikiran itu terbayang dari mana. Dan kini cerita itu menjadi nyata. Wallahu'alam

Semoga ini menjadi yang terakhir & semoga kita semua bisa menjaga amanah sehat yang Dia titipkan . 

Jazakumullah khair katshir atas doa dan perhatian teman2 semua khususnya untuk Ayah dan Ibu :))
Maaf ya. Ini nih rasa kangennya lebay banget. Sampe2 harus jatuh sakit dulu he #carialasan


Bandar Lampung (rumah), 19 Juli 2015 
Yang telah sembuh dari nikmat sakit dari-Nya :)

Minggu, 07 Juni 2015

Untukmu Calon Imamku

Juni 07, 2015 0 Comments

Untukmu Calon Imamku,

Ku tulis kisah ini di malam2ku yang panjang. Bagai goresan getar hati dalam rindu yang tertahan. Untuk mu seseorang yang akan menemaniku dimasa depan. Kamu ? Siapa kamu ? Siapa namamu ? Dimana kamu berada ? Aku menantimu  bersama semua penagbdianku yang tertunda bersama segenap cinta yg tak akan sempurna bila engkau tak kunjung hadir di hadapanku.

Untukmu Calon Imamku,

Dimana engkau berada ? suatu saat bila engkau datang, cintailah aku karena Allah. Bimbinglah aku, Jadilah imam dalam solatku. Izinkan bakti dan taatku menyatu bersama senyum diwajah teduhmu. Izinkan cinta dan rinduku terpatri kuat di dalam hati dan pikiranmu.

Untukmu Calon Imamku.
yang entah sedang apa, ketahuilah aku ini adalah orang asing untuk mu, nanti terangkanlah apa2 yang tidakku mengerti tentang dirimu, apa2 yang tidak engkau sukai, agar aku bisa mengenalmu secara utuh.

Untukmu Calon Imamku,
yang sedang memantaskan dirinya dihadapan Allah. Kethuilah bahwa aku pun disini selalu menantimu dalam taat, menanti tuk menjadi belahan jiwamu, menanti tuk menjadi penyejuk hatimu.

Kau yangg tertulis dilauhul mahfuz,
Kau adalah rahasia terbesarku, kehadiranmu menyempurnakan hidupku.
Kau yang ku sebut di dalam doaku, kau yang menjadi imam dihidupku, kehadiranmu menyempurnakan imanku.
Ku menunggu dalam sabarku, ku ikhlaskan semua harapanku, bersamamu, dimasa depanku, membangun cinta membangun surga. Menggapai ridhoNya.

Dan aku menanti menjadi bidadari untukmu.
Sampai bertemu pada suatu masa, calon imamku.

~MeyRa~

Kamis, 04 Juni 2015

Jadi Subhanallah atau Masya Allah ?

Juni 04, 2015 0 Comments

Ucapan Masya Allah

Masya Allah artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.

“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).

Ucapan Subhanallah

Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)

“Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallahdigunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).

Jadi, kesimpulannya, ungkapan Subhanallahdianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala. Lalu, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah,padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya. Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi.

Oleh:  K.H Muhammad Arifin Ilham
Sumber: arrahmah.com

Rabu, 03 Juni 2015

Akan ada waktunya

Juni 03, 2015 0 Comments


"Ya Allah, tiada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah, sedang yang susah bisa Engkau jadikan mudah, bila Engkau menghendakinya."

Dan aku meyakini bahwa setiap kita akan tiba waktunya. Kapan ? tunggu saja, yang terpenting adalah kita terus berikhtiar dan berdoa. (kata-kata yang sering aku ingatkan kepada teman2, untuk kita saling menguatkan ketika mendengar teman2 yang memang sudah menyelesaikan tugas akhirnya)

Hari jum'at, akhirnya Meti mom's Squad daftar seminar.  Yup, kita ber 4. Ada aku, adit, widi dan ayu. 
Aku punya waktu 2 hari untuk belajar dan mempersiapkan itu semua. Tapi, ternyata tak seperti yang aku bayangkan. Seperti biasa, sabtu minggu lebih padat dari hari biasanya. Ada agenda Monev PKM, tugas amanah yag harus diselesaikan dan agenda pembinaan yang memang bisa dikatakan 'wajib'.

"Tentukan skala prioritasmu, luangkan waktu dimana kamu bisa free dan yakinlah bahwa pertolonganNya begitu dekat sefii ..." (pesan seseorang kepadaku)

Allah,,, ujian Mu, ya Rabb. 
Dan aku pun menjalaninya seperti biasa saja. Monev tetep monev pada hari sabtu, kemudian dilanjutkan dengan agenda pembinaan.  Baru pulang, pukul setengah 7 malam dan dikosan pun ada ta'lim setiap malam minggu. Allah, kapan ini mempersiapkan untuk seminarnya. PPT Belum, belajar belum, latihan presentasi belum. 

Namun, tetap meyakini bahwasanya ketika kita memprioritaskan untuk agenda2 dakwah, yakinlah bahwa urusanmu akan dimudahkan oleh-Nya. So, akupun mencoba untuk sms ustad, meminta izin untuk tidak ikut ta'lim. Insha Allah diizinkan. Sebab, aku yakin ustad adalah orang yang memang sangat antusias sekali kalau santrinya sukses dalam akademik. Dan....Alhamdulillah diizinkan. "Khair" (itulah jawaban ustad) | Okee tancap gas deh malam itu. Sekitar pukul 12 malam baru bisa tidur. (Alhamdulillah PPT udah 85%) lanjut lagi besok....

Ahad, 31 Mei 2015
Bismillah... semoga luangan waktu untuk menyempatkan agenda pembinaan ini menjadi berkah. 
Akupun mencoba mengatur jadwalku dengan tidak mendzholimi ke-2nya. Aku ikut setengah hari ke yang X, aku luangkan waktu 3 jam ke yang Y dan baru aku bisa fokus ke Z. 
Yah, tepat pukul 9 malam. Aku pun baru selesai menyelesaikan PPT. Setelah itu beljar dan sekali latihan presentasi. And then, I gonna sleep :D #sudahlelah lanjut besok subuh. 

Senin, 1 Juni 2015. 
Welcome Juni. I hope you give me surprise. Yeah bagaimana tidak, di bulan ini. I have seminar, ramadhan is comingsoon, and then, I hope before I back to home. I will finished my study ~ sidang skripsi. Aamiin ya Rabb. Kuatkan dan mudahkanlah jalan ini...

Toreng, ini dia dokumentasi pasca seminar. 


Tika, me and ummi

Keluarga di FEM

with Menara Hijau - SDM LDK Al Hurriyyah


with temen2 OMD Kemala 

Ayu, Adit, Nia, Widi dan Aku

Meti's Mom Squad (widi ga ikutan, maaf yak)

"Ketika raga tak mampu bersua, maka doalah yg menjadi perantara diantaranya. Sebab, kasih sayang & cinta yg terbaik itu, diwujudkan dengan saling mendoakan antar sesamanya." (m2f)
Jazakumullah khair atas doa dan dukungan tmn2 semua. Alhamdulillah berjalan sukses dan lancar seminarnya.

Senin, 1 JUNI 2015
@RK Kenanga (n)


Selasa, 02 Juni 2015

Menasihati Diri

Juni 02, 2015 0 Comments

Renungan......
Sudah lelahkah wahai kawan atas perjuangan ini..?
mungkin jadwal dakwah yang padat itu membuatmu lemah?
Atau tak pernah punya waktu istirahat di akhir pekan yang kau gusarkan, karena harus terus BERGERAK berdakwah?
Atau pusingnya fikiranmu mempersiapkan acara2 dakwah yang membuatmu ingin terpejam?
Atau panasnya aspal jalanan saat kau melakukan aksi yang ingin membuatmu “rehat sejenak”?
Atau sulitnya mencari orang yang ingin kau ajak HIJRAH ini yang kau risaukan?
Atau karena seringnya kehidupan sekitar kita meminta infak2mu yang membuatmu ingin menjauh?
Dakwah kita hari ini hanya sebatas ‘itu’ saja kawan. bukan ingin melemahkan tapi izinkan saya mengajakmu merenung sejenak….
Tahukah engkau wahai kawan, siapa Umar bin Abdul Azis?? Tubuhnya hancur dalam rangka 2 tahun masa memimpinnya...
2 tahun kawan, cuma 2 tahun memimpin tubuhnya yang perkasa bisa rontok, kemudian sakit lalu syahid...
Sulit membayangkan sekeras apa sang khalifah bekerja…tapi salah satu pencapainya adalah; saat itu umat kebingungan siapa yang harus diberi zakat…
tak ada lagi orang miskin yang layak diberi infaq…
Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Tapi Syekh Musthafa Masyhur mengatakan
“jalan dakwah ini adalah jalan yang panjang tapi adalah jalan yang paling aman untuk mencapai ridho-Nya.”
Ya kawan, jalan ini yang akan menuntun kita kepada ridho-Nya… saat Allah ridho.. maka apalagi yang kita risaukan?
Saat Allah ridho…semuanya akan jauh lebih indah…karena surga akan mudah kita rasa..., in syaa Allah.
Rasulullah begitu berat dakwahnya.. harus bertentangan dengan banyak kabilah dari keluarga besarnya..
Mush'ab bin Umair harus rela meninggalkan ibunya...
Salman harus rela meninggalkan seluruh yang dia kumpulkan di Mekkah untuk hijrah…
Asma' binti Abu Bakar rela menaiki tebing yang terjal dalam kondisi hamil untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya dan Rasulullah
Hanzholah segera menyambut seruan jihad saat bermalam pertama dengan istrinya,
Ka'ab bin Malik menolak dengan tegas suaka, Raja Ghassan saat ia dikucilkan…
Bilal, Ammar, keluarga Yasir..mereka kenyang dengan siksaan dari para kafir,
Abu Dzar habis dipukuli karena meneriakkan kalimat tauhid di pasar,
Ali mampu berlari 400 KM guna berhijrah di gurun hanya sendirian,
Usman rela menginfakkan 1000 unta penuh makanan untuk perang Tabuk,
Abu Bakar hanya meninggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk keluarganya…
Umar nekat berhijrah secara terang terangan, Huzaifah berani mengambil tantangan untuk menjadi intel di kandang musuh,
Thalhah siap menjadi pagar hidup Rasul di Uhud, hingga 70 tombak mengenai tubuhnya,
Zubair bin Awwam adalah hawariinya rasul, Al Khansa' merelakan anak2nya yang masih kecil untuk berjihad,
Nusaibah yang walaupun dia wanita tapi tak takut turun ke medan perang,
Khadijah sang cintanya rasul siap memberikan seluruh harta dan jiwanya untuk islam, siap menenangkan sang suami di kala susah..benar2 istri shalihah
Atau mari kita bicara tentang

 📌Musa…mulutnya gagap tapi dakwahnya tak pernah pudar… ummatnya seburuk-buruknya ummat, tapi proses menyeru tak pernah berhenti…
📌atau Nuh, 950 tahun menyeru hanya mendapat pengikut beberapa orang saja..bahkan anaknya tak mengimaninya…
📌Ibrahim yang dibakar Namrud, Syu’aib yang menderita sakit berkepanjangan tapi tetap menyeru…
📌Ismail yang rela disembelih ayahnya karena ini perintah Allah…
Deretan sejarah di atas adalah SEBAIK-BAIKnya guru dalam kehidupan kita...
Sekarang beranikah kita masih menyombongkan diri bersama jalan dakwah yang kita lakukan saat ini,
mengatakan lelah padahal belum banyak melakukan apa apa…bahkan terkadang… kita datang menyeru dengan keterpaksaan, berat hati kita, terkadang menolak amanah (untuk menjadi TELADAN)
Kawan… dakwah kita hari ini hanya sebatas “itu2” saja, he he bukan untuk melemahkan…
tapi menguatkan karena ternyata yang kita lakukan belum apa apa….
Hidupku adalah hari ini, bukan hari kemarin ataupun esok.. 
aku akan BERBUAT SEMAKSIMAL mungkin dalam aktivitasku demi mencapai
keridhoan Allah Swt.

#repost

Rabu, 13 Mei 2015

Menara Hijau

Mei 13, 2015 0 Comments
Bismillah....

Semester 8 khususnya ditahun 2015 ini, saya masih diamanahkan menjadi pengurus di LDK Al Hurriyyah IPB, sebagai kakak yang di ‘tua’ kan atau disebut sebagai kakak SDM.  Ya, hampir 4 tahun juga saya berada di organisasi ini sama seperti diperkuliahan (tambahan gelar nanti nih - S.Alhur he). But, it’s okay because from here hidayah-Nya menghampiri diri ini. Alhamdulillah.

Menjadi kakak SDM adalah tugas yang luar biasa, ya layaknya seperti mendapat amanah yang lain, diakhir nanti, tak hanya LPJ dihadapan manusia namun juga LPJ dihadapan Allah swt.

LDK Al Hurriyyah yang hampir setiap tahunnya memiliki jumlah pengurus hingga 100-an, tak mudah untuk mengelola SDM sebanyak itu. Butuh kakak-kakak SDM yang ‘kuat’ dan ‘sehat’.

Pada tahun 1436 H/2015 M, dengan nama tim Menara Hijau berkomposisi 5 ikhwan kece dan 5 akhwat tangguh. Insha Allah. Meskipun sudah 4 tahun kami bersama di lembaga Al Hurriyyah, proses ta’aruf masih tetap saja terus berjalan. Sebab memang seperti itulah fitrahnya. Proses saling memahami/mengerti dan mengenal  itu akan terus berlanjut hingga akhir.

SDM ‘Keren’ Over All

Mei 13, 2015 0 Comments
Bismillahirrohmanirrohim

Sejujurnya menjadi kakak SDM itu sangatlah berat. Ada tugas yang begitu besar dipundak mereka. Ya, mencetak generasi – generasi pelurus nantinya. Ada harapan besar yang ingin dicapai disana. Apalagi kalau bukan mencetak generasi yang lebih, lebih baik lagi dari sebelumnya. Sudah semestinya untuk mengahsilkan itu semua butuh perjuangan yang besar. Temanku pernah berkata bahwasanya
“Hasil itu berbanding lurus dengan seberapa besar usaha kita.”

Ya, bukan menuntut untuk sempurna ketika kita ingin membina orang lain. Karena kesempurnaan itu akan terbentuk dengan seiring berjalannya waktu dan atas kehendak dari-Nya. Nikmati saja prosesnya, maka akan tercapai hal itu, walaupun not perfect 100%. Tetapi alangkah baiknya, ketika kita membina orang lain. Kita pun sudah selesai dengan ‘urusan’ kita. Jangan sampai terjadi, ketika sibuk membina orang lain, kita sendiri yang tidak terbina.

Kali ini saya mengangkat judul SDM ‘keren’ over all. Keren ? Iya. Awalnya mungkin dulu sempat terinsprasi dengan orang lain, yang menurut saya itu keren. Sehingga jadilah tagline yang saya sering sebut-sebut. Keren disini pakai tanda kutip ya. Keren disini adalah memandang secara luas. Tak hanya keren dari segi penampilan tapi juga banyak hal. Berikut saya jabarkan makna dari ‘keren’ disini yaitu :

Keren Ruhiyahnya
Apalagi yang membedakan organisasi LDK dengan yang lainnya kalau bukan menjunjung tinggi amalan yaumiyah (ruhiyah) setiap anggotanya. Disinilah yang mungkin menjadi nilai plus  bagi seorang kader dakwah. Karena, bagaimanapun kekutan ruhiyah itu begitu dahsyat dirasakan. Kalau kata murobbi, ruhiyah itu bagaikan motor penggerak dari segala akitivitas yang kita kerjakan. Yups, setuju banget. Pernah mengalami hal itu.

Keren akademiknya
Dengan segudang aktvitas yang ada, tentunya kita harus bisa membuktikan ke orang diluar sana kalau kita juga memilki prestasi dibidang akademik. Apalagi kalau kita yang sering dipanggil ‘ikhwan’ (berjenggot, celana bahan, dll) serta ‘akhwat’ (berjilbab besar, etc). Yang mungkin sering disebut kaku, tradisional atau apalah. Coba deh, ubah mindset  itu dengan kita memeberikan karya nyatanya. Misal, ikutan lomba karya tulis, memiliki IP tinggi.

Keren dengan hubungan sesamanya
Seharusnya kita tidak hanya bergaul dengan orang-orang seperti ‘kita’ saja melainkan juga dengan teman2 yang ammah. Bangunlah hubungan yang baik disana. Kalau bisa menjadi orang yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya, orang yang sangat perhatian dengan sesamanya, tempat curhat teman-temannya, dsb. Sehinggam, teman-teman yang dimiliki pun banyak. Saling membantu, mengerti, memahami hingga akhirnya ada keterikatan hati. Huh, alangkah indahnya.

Keran jasmaninya
Allah pun lebih menyukai muslim yang kuat daripada yang lemah. Nah, hal seperti ini yang terkadang kita lupa, yaitu tak memenuhi hak tubuhnya. Terkadang aktivitas kita sangat padat, sehingga lupa untuk makan, olahraga, dsb. Hingga akhirnya kita mnezholimi diri sendiri. Yah, kawan, tubuh juga memliki hak yang harus dipenuhi. Semangat Olahraga !! minimal jalan kaki lah ya :D

Keren pengaruhnya
Maksudnya disini adalah dimanapun kita berada, baik itu diorganisasi A,B,C,D dsb. Jadilah orang yang memiliki pengaruh disana, Kalau kata salah satu ustad, jadilah posisi yang strategis disana agar menjadi orang yang diperhitungkan atau beprengaruh. Kalau sudah begitukan mudah saja untuk kita ‘menarik’ hati objek dakwah.

Keren wawasannya
Tak hanya paham mengenai ilmu agama saja, melainkan juga harus bisa ‘melek’ terhadap kejadian – kejadian yang saat ini. Maksudnya tak terkotak-kotak tetapi wawasannya luas. Sehingga, ketika diajak diskusi dengan orang-orang, setidakanya kita sedikit paham. Oleh karena itu, banyaklah membaca buku. Jadilah orang yang selalu ‘haus’ akan ilmu.

Keren penjagaan waktunya
Demi masa !! Allah saja bersumpah akan hal itu. Ya, berkenaan dengan waktu, memang banyak diantara kita sering lalai. Mengabiskan waktu dengan penuh kesia-siaan atau membuatnya bermanfaat.

Yeah, pemaparan keren diatas tadi tidak jauh berbeda dengan 10 karakter muslim. Ketika 10 karakter muslim itu sudah bisa dimiliki itu artinya kita sudah masuk ke dalam SDM ‘keren’ over all.

Keren itu,
Ketika kita menajdi perantara hidayah kedalam diri orang lain.
Sebab, sebaik-sebaik kita adalah ketika orang lain melihat kita, ia ingat dengan Allah swt.
Dan,
Yang lebih keren itu,
Ketika aku, kamu dan kita semua istiqomah dalam barisan dakwah ini. Tak sungkan mengingatkan dan meluruskan jika diantara kita yang membuat barisan ini merenggang atau mulai bengkok. Sampai akhirnya, aku, kamu dan kita semua tersenyum dan berkata, “Ana Uhibbukum Fillah”.

Semangat  !! Semoga kita bisa menjadi kakak2 SDM yang ‘keren’ sebelum membuat adik-adiknya ‘lebih dari keren’ :D (atau bisa sambil berproses mencapai itu)

5 Feb 2015