Rabu, 05 Agustus 2015

Lauh Mahfuz - 04.08.2015

Bismillah....

Takdir.
Mulai lah menerimanya dgn lapang hati.
Karena mau menerima atau menolaknya, dia tetap terjadi.
Takdir tak pernah bertanya apa perasaan kita, apakah kita bahagia, apakah kita tidak suka. Takdir bahkan basa-basi menyapa pun tidak. Tidak peduli. Tapi, kabar baiknya adalah karena kita tidak bisa mengendalikannya bukan berarti kita jadi makhluk tak berdaya. Kita tetep bisa mengendlikan diri sndiri bagaimana menyikapinya. Apakah bersedia menerimanya atau mendustakannya.

Aku meyakini bahwa takdir setiap makhluk-Nya, semua sudah tertuliskan 50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan yaitu di Lauhul Mahfuz. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amru bin 'Ash) :

"Allah menulis takdir pada makhluk 50.000 tahun sebelum diciptakannya semua langit dan bumi." (HR. Muslim)

Dan tahukah kamu ?

"Benda pertama yang diciptakan oleh Allah adalah pena. 
Allah berfirman,'Tulislah! 
'Pena menjawab,'Apa yang aku tulis?
'Allah berfirman,'Tulislah takdir yang telah terjadi dan akan terjadi selamanya!'.
(H.R.at-Tirmidziy dan dinyatakan shahih oleh al-Albaniy)


 Hal ini juga telah Allah terangkan di dalam al-Qur'an. Allah berfirman,


"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kamami menciptakanya.Sesungguhnya Allah mengetahuinya apa saja yang ada dilangit dan dibumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh).Sesungguhya yang demikian itu amat mudah bagi Allah."(Q.S.al-Hajj:70)


Apa yand terjadi diseluruh alam dijadikan oleh Allah dengan iradah dan masyiah-Nya yang berporos pada rahmat dan hikmah-Nya. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki tersesat dengan hikmahNya. Semua itu dan semua takdir telah ditulis didalam Lauh Mahfuzh. Tidak ada seorang pun yang terlewatkan. Apa yang telah terjadi dan akan terjadi sampai hari kiamat. Dan saat kejadianya,semuanya persis seperti apa yang tertulis disana. Tidak sesuatu pun yang bergeser.Ini adalah bukti kesempurnaan ilmu,kuasa dan hikmah Allah.

Lantas, bagaimanakah sikap kita terhadap takdir-Nya ? Usaha seperti apa yang kita lakukan dalam rangka menjemput takdir-Nya ?


Hal ini sebagaimana yang terjadi pada zaman Amirul Mukminin 'Umar bin Khaththab. Ketika itu, Umar diberitau bahwa wabah kolera sedang mewabah di sana-di Syam. Maka,

'Umar memutuskan untuk kembali ke Madinah. Abu'ubaidah, bertanya,"Apakah kamu hendak lari dari takdir, wahai Amirul mukminin?"
'Umar menjawab,"Ya,lari dari takdir Allah kepada takdir Allah."


Dialog antara dua orang sahabat yang dijamin masuk surga diatas memberikan gambaran tetang pemahaman 'Umar bin Khaththab yang dalam mengenai posisi usaha seorang hamba terkait dengan takdir yang Allah tuliskan untuknya.

Takdir adalah rahasia Allah.Ilmu Allah yang ditulis di Lauh Mahfuzh, tetapi tidak ada seorang manusia yang mengetahui takdirnya sendiri atau takdir orang lain. Seandainya ada yg tau, lalu orang itu mengajak semua manusia untuk melawan takdir itu, maka usaha mereka itu akan sia-sia belaka. 

"Sekiranya seluruh makhluk berkumpul untuk membuat sesuatu yang telah ditulis oleh Allah Ta'ala bahwa sesuatu itu ada sehingga tidak ada, mereka tidak akan mampu melakukanya. Pena telah kering mengenai apa yang akan terjadi sampai hari kiamat."

Tetapi, sekali lagi, tidak ada manusia yang mengetahui takdirnya sendiri atau takdir orang lain.Jika ada yang mengaku tau sungguh, pengakuanya justru membuatnya keluar dari iman dan islam. Oleh karena itu Amirul Mukminin bermaksud  kembali ke Madinah sebagai sebentuk usaha untuk menghindari sesuatu yang tidak disukai.Jika wabah kolera ditakdirkan sampai kepada mereka, dimana pun mereka berada, pasti akan kena juga. Tetapi sebagai suatu usaha,menjahui daerah yang terjangkiti adalah tindakan yang benar; sebenar berdoa supaya keburukan yang telah menimpa atau dkhawatirkan akan menimpa dijauhkan dari diri.

Ya. LAUHUL MAHFUZ
Aku percaya, bahwa apa yang terjadi pada hari ini padaku adalah kehendak dan Takdir dari-Mu.
Inilah waktu yang terbaik dari-Nya. 


Segala puji bagi-Mu ya Allah. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Allahuakbar. 
Hari ini - 4 Agustus 2015. Engkau menghendaki hamba untuk melaksanakan ujian akhir S1. 
Terima kasih ya Allah.

Semoga Engkau menghendaki agar hamba bisa menyelesaikan hingga akhir - hingga tiba waktunya untuk 'pulang'. 
Sebagai kado terindah untuk kedua orang tua ku, agama dan Indonesia. Insha Allah.

Jazakumullah khair atas doa dan dukungan dari rekan2 semua. Semoga Allah senantiasa menguatkan dan mengistiqomahkan hati kita dalam menjalani kehidupan ini. 




Temen2 yang setia menunggu saat aku Ujian. 

Muka ba'da sidang. Bolehlah yah senyum sedikit.  

Sefi Indria, SE - Semoga berkah ilmunya. 



4 Agustus 2015 : 13.45 WIB
Ba'da sidang yang kemudian langsung menuju Jakarta.
#STRONGgirl hhe



Tidak ada komentar:

Posting Komentar