Sabtu, 22 Maret 2014

Pelajaran di Ujung Senja


Senja, tolong ajari aku untuk menjadi bermakna. Sebagaimana dirimu selalu bermakna di singkatnya waktumu. Menenangkan, menentramkan. Membuat banyak orang merindukanmu, berharap segera bertemu denganmu.


Senja, tolong beritahu aku bagaimana caranya melepaskan. Sebagaimana dirimu ringan sekali melepaskan hari pada malam, tanpa beban, tanpa keluh. Padahal baru saja engkau mendapatkannya dari sore. Padahal engkau sudah menantinya sepanjang malam, pagi, siang dan sore. 

Senja, tolong ceritakan kepadaku apa rahasianya, sehingga engkau bisa melewati semuanya dengan indah; dengan kemilau emasmu, dengan semburat jinggamu, dengan kilauan hangatmu, dengan serba-serbi romansa yang mengelilingimu. 

Senja, tolong jelaskan kepdaku apa alasannya, sehingga engkau bisa menjalani semuanya dengan tenang; di tengah hiruk pikuk jutaan manusia, di antara kesibukan yang tak pernah habis, menghadapi kepentingan-kepentingan banyak pihak yang tak terhingga, mendengar harapan-harapan yang membuncah, menghadapi keterbatasan-keterbatasan yang membuat rumit. 

Senja, bagaimana engakau bisa sebegitu kuat; menjalani semuanya, menghadapi segalanya, melewati seluruhnya? Di setiap hari, di setiap episode kehidupanmu, tanpa lelah, tanpa menyerah. 

Tiba-tiba, angin malam berbisik, menyampaikan pesan dari senja yang hari ini sudah sampai pada ujungnya; 


Sederhana saja, aku bisa seperti itu karena aku memang diciptakan untuk begitu. Untuk apa engkau diciptkan? Seperti itulah engkau harus menjalaninya. Mungkin dengan begitu, hidupmu akan jauh lebih indah dan bermakna. (NA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar