Jumat, 08 Juli 2016

Belajar Menerima

Ada yang telah, sedang dan akan terjadi adalah rentetan waktu yang sudah menjadi takdirnya.

Lantas sikap kita harus bagaimana ?

Ya, menerima. Belajar menerima.

Jawaban yang bijaksana dan cukup menenangkan.

Terhitung, 26 Oktober 2015.
Adalah kali pertama ia bekerja yang sesungguhnya. Bekerja dari jam 8 pagi sampai pukul 17. Berangkat dari Dramaga - Kedung Halang (Cibinong) PP naik angkot, pergi jam 6 tiba dikosan pukul setengah 7 malam. Huh, rasanya belum sepenuhnya tersadar, kalau ia sudah mulai memasuki dunia pasca kampus yaitu dunia pekerjaannya. Kata orang sih, di 'dunia' ini lah segala sikap dan karakter kita diuji. Akan kah terbawa arus atau tetap pada prinsip yang ia pegang teguh. Doakan yah, semoga ia bisa istiqomah sampai akhir. Serta Alhamdulillah, selang satu minggu bekerja, ia memutuskan untuk tinggal di mesh perusahaan. Percis samping kantor.

3 bulan berlalu. Terasa amat berbeda bila dibandingkan dengan aktivitas dulu dikampus. Dulu saat masih menjadi akitivis pergi jam 6 pulang jam 9 malam, sudah terbiasa. Malamnya setelah sampai kosan, masih bisa bercengkrama dengan teman kosan atau sekedar membaca buku beberapa halaman. Tapi sekarang, saat sudah bekerja. Meskipun pulang jam 5. Sampai mesh, huh terasa melelahkan. Mungkin ini yang namanya lelah pikiran. Ga kebayang kalau ditambah lelah hati. Hehe.

Selama 3 bulan ini juga ia
kondisi kesehatannya naik turun. Mulai dari diare, demam, batuk, pilek. Meskipun berujung sampai masuk rumah sakit, tapi Alhamdulillah tidak sampai dirawat. Alhamdulillah juga, gaji pertama sampai bulan ke-3 nya ia gunakan sebagian untuk berobat. Huhu...

Terus, harus bagaimana ?
Ya, menerima. Sebab, mungkin inilah bentuk ia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan terbarunya. Doakan. Semoga ke depannya selalu diberikan kesehatn dan kemudahan dalam bekerja.

" Jaga kesehatan dan jangan lupa minum madu/vitamin, Mba." begitulah kira-kira pesan ibu dan ayahnya setiap khawatir kepada anak perempuan satu-satunya ini.

Ada maksud dari setiap kondisi yang menimpa kita. Pasti. Selalu. Tergantung dari sudut pandang mana kita menilainya. Yang pasti apapun kondisinya, tetaplah berhunuzhon kepada-Nya. Sebab, disetiap ujian yang datang, ada kebaikan disana.

Setuju ??

Januari 2016.

1 komentar: