Bismillahirrohmanirrohim
Katakanlah:
"Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agamaku." (QS. Az-Zumar : 14)
“Dan
(aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan
ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. “ (QS. Yunus :105)
Keikhlasan dalam
beramal adalah suatu hal yang sangat penting, karena apabila suatu amalan
dikerjakan tanpa dilandasi oleh keikhlasan, akan bernilai sia-sia dia mata
Allah SWT.
Ikhlas dalam beramal karena Allah
ta’ala merupakan rukun paling mendasar bagi setiap amal salih. Ia merupakan
pondasi yang melandasi keabsahan dan diterimanya amal di sisi Allah ta’ala,
sebagaimana halnya mutaba’ah (mengikuti tuntunan) dalam melakukan amal
merupakan rukun kedua untuk semua amal salih yang diterima di sisi Allah.
Amalan yang ikhlas,
tapi sedikit, itulah yang bernilai dihadapan-Nya.
Amalan yang banyak
tapi tidak ikhlas, tidak akan bernilai dihadapan-Nya.
Apapun hasilnya dari
kerja keras kita baik itu pujian dan cemooh, jangan dihiraukan. Karena yang
berhak menilainya adalah Allah SWT. Tapi bukan berarti kita cuek. Tetap
senantiasa berbenah dan menerima saran atau masukan dari orang lain.
Antara Ikhlas dan
Riya’ itu sanga berbeda tipis dalam pengaplikasiannya. Jadi berhati-hatilah
dalam bertindak.
Ketika kita
melakukan sesuat amalan, semuanya kita pasrahkan kepada Allah. Tidak perlu
mengumbar-ngumbar amalan-amalan baik apa saja yang telah kita lakukan. Cukup
Kita dan Allah saja yang tahu. Sebab, amalan kita tidak ada harganya, kecuali
tanpa keikhlasan dari Allah SWT.
“Meninggalkan suatu
ibadah karena takut dianggap ria oleh orang lain berarti di syirik.” Imam
Ghazali
Allah itu Maha Baik,
Dia tidak menerima (suatu amal) melainkan yang baik-baik.
“Sesungguhnya
setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan
balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya.
Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang
ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR.
Bukhari)
oleh @sefiindria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar