Mungkin hampir disetiap harinya kita saling menyapa,
berbicara seperti biasanya sebagaimana kita berbicara dengan orang-orang
disekitar kita, tertawa bersama bahkan kita akhir-akhir ini sering
bersikap bodoh, ya bisa dibilang mungkin kita masih dianggap anak kecil
karena sikap kita.
Tapi, hari ini tepatnya setalah menjelang matahari tengah terik semuanya
berubah. Ya, aku pun kaget kau bisa berbicara seperti itu. Entah kenapa,
atau karena aku wanita yang sudah takdirnya 'perasa'. Setelah kau
berbicara seperti itu, sangat mengganggu hati dan pikiranku. Ditambah
ujian kesabaran ku hari ini begitu besar. Ya, kata seseorang teman
pernah berkata kepadaku, sepelik apapun masalahmu atau tantangan dalam
hidup, tetap bersikap tenang meskipun hati sedemikian rusuhnya.
*Teringat
Ayah, jadi ini maksud dari semua yang kita bicarakan kala itu. Kau dulu pernah mengatakan bahwasanya seorang laki-laki jika sedang emosi, perkataannya sangat bisa untuk menyakitkan seorang wanita. Meskipun itu perkataan yang singkat. Apalagi kalau dikatakan dengan nada tinggi atau membentak. Sungguh, menghentakan hati ini. Tapi, kau hebat ayah. Dulu....dulu sekali saat aku masih kecil, engkau dan ibu pernah beradu pendapat. Kau tetap diam dan mendengarkan semua yang dikatakan ibu. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutmu tentang omongan yang menyakitkan. Kau sabar. Terus bersabar. Hingga saat ini.
Ayah, jadi ini maksud dari semua yang kita bicarakan kala itu. Kau dulu pernah mengatakan bahwasanya seorang laki-laki jika sedang emosi, perkataannya sangat bisa untuk menyakitkan seorang wanita. Meskipun itu perkataan yang singkat. Apalagi kalau dikatakan dengan nada tinggi atau membentak. Sungguh, menghentakan hati ini. Tapi, kau hebat ayah. Dulu....dulu sekali saat aku masih kecil, engkau dan ibu pernah beradu pendapat. Kau tetap diam dan mendengarkan semua yang dikatakan ibu. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutmu tentang omongan yang menyakitkan. Kau sabar. Terus bersabar. Hingga saat ini.
'Ah, ternyata memang benar. Sabar memang tidak ada batasnya, sekalipun kita masih kekeh jika sabar itu ada batasnya, ya ada....ketika kita sudah meninggal'
Ayah, aku malah menjadi takut ketika waktuku bersama mu
sudah tak sebanyak seperti biasanya. Aku tahu diluar sana
hanya sedikit orang yang bisa bersabar. Ya, tapi aku hanya bisa berdoa,
semoga kelak laki-laki yang mendampingku memiliki kesabaran yang luar
biasa. Terhadap sikapku, perkataanku, khususnya terhadap takdirku
sebagai wanita. Aamiin.
Wanita - yang notabennya banyak menggunakan perasaan.
Dibandingkan laki-laki yang banyak menggunakan logika. Sering kali
bertolak belakang dan bisa menimbulkan percekcokan. Entah karena ego
masing-masing yang masih belum habis atau masing-masing kita yang memang
tidak tepat atau apalah.
Sungguh, aku hanya berharap teruntuk semua laki-laki.
Bahwasanya wanita adalah tulang rusuk yang bengkok tidak bisa dipaksakan
lurus karena nanti ia akan patah, dan tidak pula terus dibiarkan
bengkok karena nanti bengkok lebih menjadi. Maka bersabarlah untuk bisa
meluruskannya. Dan kamu tahu, kenapa Allah ibaratkan seperti tulang
rusuk. Kenapa tidak tulang kaki, tulang tangan atau bagian tubuh lainnya. Kenapa ?
Sebab tulang rusuk itu dekatnya dihati untuk disayangi dan disamping tangan untuk dilindungi.
Baik. Demikian tulisan singkat yang bisa ku paparkan sebelum aku terlelap. Semoga dengan pelajaran hari ini, pemahaman ku bisa jadi semakin baik :))
Keep Tangguh Sef !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar