Bismillahirrohmanirrohim
Selamat Hari Lahir
Ayah nomor satu di dunia...
Teriring doa dari sini
ayah, Bogor.
Tempat dimana,
ayah mempercayakan mba untuk menempuh kuliah disini.
Masih ingat kala
itu, waktu pertama kali mba diterima di IPB.
#Malam
itu,,,
Ketika
mba melihat pengumuman bahwa mba diterima di IPB. Ibu merasa sedih dan menangis
karena belum merasa siap untuk jauh dari anakn perempuan satu-satunya ini.
Hehe..
Dan
malam itu pun, ketika kita semua berkumpul di ruang keluarga, dengan mantap
ayah mengizinkan mba untuk melanjutkan studi di Bogor. Ayah berusaha memberika
penjelasan kepada Ibu. Bla...bla....hingga akhirnya ibu pun sedikit paham akan
penjelasan ayah. Terima Kasih ayah sudah menjadi salah satu orang yang
mendukung mba untuk kuliah di Bogor. (ada sebuah alasan mengapa saya memutuskan
untuk kuliah di Bogor. Apa itu ? Owh...rahasia. Nanti aja ya ceritanya.
Paaanjjjaaang :D )
#
Alhamdulillah. Allah
masih memberikan nikmat yang begitu luar biasa. Semoga berkah dan panjang umur
ayah hingga sempat melihat mba, abang dan adek io meraih kesuksesan dan bisa
membahagiakan ayah dan ibu J
#
Ayah.....
Mba terenyah
membaca tulisan ini "arti ayah dikehiudpanmu" {baca http://sefi-indria.blogspot.com/2014/05/arti-ayah-dikehidupanmu.html } . Sepertinya memang benar adanya cerita ini. Iya
kan Ayah ?
#
Arti Ayah
dikehidupanku...
Dulu,,,
Saat mba masih
kecil, sekitar beumur 4 tahun.
Ayah ingat ?
Kita berdua hampir
disetiap sorenya ke rumah kakek dan nenek (ortu dari ayah) menggunakan sepeda. Sampai-sampai
Ayah membuatkanku kursi khusus di depan dari bambu. Agar mba terasa nyaman
duduk di depan ayah. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika Mba dan
Abang selalu menanti kedatangan ayah dari luar kota. Menanti oleh-oleh dari
ayah. Mba ingat sekali, ayah waktu itu membelikan mba dan abang jam berbentuk
pesawat terbang dan nyala lampunya, berwarna merah. Terima Kasih ayah.....maaf
merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika mba
sembunyi-sembunyi dari Ayah, karena saat itu mba baru saja jatuh dari kursi
yang menyebabkan luka hingga saat ini berbekas di dagu mba. Ayah, saat itu mba
ga mau bercerita kepada ayah, pasti ayah akan marah. Makanya mba mengindar dari
Ayah saat ayah baru pulang dari kantor. Tapi, ternyata Ayah tak memarahiku.
Ayah justru memotivasi mba sambil melihat dan mengobati luka itu. Terima Kasih
ayah.....maaf merepotkan.
#Siang
Itu,,,
Saya
hendak mengambil kunci lemari yang berisi tabungan. Khawatir akan hilang.
Makanya, kunci lemari itu aku simpan di atas pentilasi rumah. Karena tak mampu
meraihnya dan tubuh in yang masih kecil. Hingga akhirnya, jatuh tepat di ujung
lantai. Terus ? Berdarah deh... hehe
#
Ayah ingat ?
Mba merecokkan
ayah ketika hendak membuat desain untuk rumah kita yang baru. Hingga akhirnya,
terlelap dalam tidur disampping ayah. Bahagianya saat itum karena ingin
memiliki ruamh baru. Dan sekarang rumah itu menajdi kenyataan. Terima Kasih
ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika mba mulai
beranjak besar. Ayah mengajarkan kami semua untuk sholat. Hingga, akhirnya itu
semua melekat untuk menjalankan kewajiban itu. Terima Kasih ayah.....maaf
merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat mba sekolah dasar,
ayah juga sering mengantar mba menggunakan motor vespa merah ayah. Wah... ‘vespa
merah’ itu...Motor yang pertama kali ayah punya. Penuh dengan kenangan dan
bersejarah. Ayah membelinya agar bisa
mengantar mba dan Ibu kemana-mana. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat itu, kita
berkeliling-keliling SMP, menghantarkan mba untuk memilih melanjutkan studi
kemana. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Disetiap paginya,
saat mba SMP ayah selalu mengantar mba ke sekolah. Hampir setiap hari. Ayah merasa
sayang mendingan ongkos angkutan itu menjadi tambahan uang jajan untuk ku.
Memang jarak sekolah dan rumahku saat itu cukup jauh, Harus naek 2x angkutan
umum. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat mba SMP dulu,
saat pertama kalinya ikutan acara kemah pramuka dan persiapan lomba PMR. Hanya
Ayah dan Ibulah yang datang menengok mba sambil menghantarkan makanan. Ya.
Hanya Ayah dan Ibu. Satu-satunya wali murid yang datang menengok. Merasa malu
juga saat itu. Tapi, mba tau ko kenapa ayah dan ibu melakukan itu. T.T Terima
Kasih ayah ibu.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat mba SMA dulu
ikutan eksul paskibra. Dimana saat itu, mba harus datang pagi-pagi ke kegiatan
latihan gabungan paskibra itu. Tempatnya pun berpindah-pindah bahkan jauh-jauh
setiap bulannya. Hingga akhirnya, karena jarang angkutan, mba memohon kepada
ayah agar bisa menghantarkan mba. “Iya.” (kata ayah). Terima Kasih ayah.....maaf
merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika mba
mempunyai tugas/PR yang itu membutuhkan jawaban tingkat tinggi (ahay...lebay
:D)
Mba sampai bosan
menunggu ayah untuk menjawabnya. Laamaaaa sekali. Tapi, sekalinya jawaban itu
keluar. Cukup memuaskan. Kereen. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan
Tak terlepas saat masih kecil hingga SMA saja.
Perhatian itu, semakin besar ketika saya memutuskan untuk melanjutkan studi di
Bogor.
Ayah ingat ?
Ayah pernah
bilang,
”Mba....jangan
lupa dzikir ya. Dimanapun dan Kapanpun. Entah saat itu berjalan dari kosan
menuju kampus. Sehabis sholat. Bahkan saat terdiam sekalipun. Jangan sampai
kosong itu pikiran. Ingat Allah. Terima Kasih ayah.....
Ayah ingat ?
Ayah juga pernah
bilang saat saya ingin meninggalkan lampung,
“Kalau mba disana
sakit sedikitpun, betapa khawatirnya ayah dan ibu disini. Jaga kesehatan ya
mba. Makan yang teratur. Semua tergantung dengan mba. Pola aktivitas dan makan.
Ayah dan ibu ga mungkin ngontrol setiap hari.” Terima Kasih ayah.....maaf
merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika mba ingin
pergi kemana-mana. Ayah lah yang setia mengantar mba terutama dalam hal
menyelesaikan tugas seperti nge-print dan ke toko2 alat tulis.
Ayah ingat ?
Mba tahu, ayah
khawatir sekali kalau anak perempuannya satu ini kenapa-kenapa. Oleh karenanya,
ayah selalu menunggu di depan pagar rumah/gang rumah untuk menanti mba pulang.
Melihat dari kejauhan, “Oh itu ayah, yang sedang menungguku pulang.” (dalam
hati). Saat hujan turun dengan derasnya. Aku melihat ayah sudah standby berdiri
di depan gang lalu menyambut mba turun dari angkutan umum, lalu memayungi. Terima
Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ayah selalu punya
kejutan tersendiri ketika mba berada dirumah atau lagi liburan. Mengajak kita
semua untuk pergi ke laut. Sambil menikmati makanan dan minuman yang telah
disediakan serta menikmati keindahan laut yang begitu mempesona. Membuatku
merasa refresh sekali.
Terima Kasih
ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat mba sakit,,
“Mba mau makan apa
? “kata ayah.
“Nasi padang,
sate, dll.”
“Okee, ayah pergi
dulu ya.” Kata ayah
Entah kenapa
setiap habis makan dari makanan yang diinginkan aku cepat sembuhnya. Memang
ampuh. Mungkin karena pake kasih sayang dan doa terdalam dari ayah. Hehe, Terima
Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ayah juga selalu
punya ide kreatif untuk mba, abang dan ade. Saat mati lampu. Untuk menhidupkan
suasana. Ditengah gelapnya malam, hanya ditemani sebuah lampu emergency. Ayah
mengajak kita semua untuk bermain game dan tebak-tebakan. Betapa serunya saat
itu.... Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika ayah
membuka sebuah forum, untuk menanyakan kepada kami semua, apakah ingin membeli
tanah atau mobil ? Ayah melemparkan keputusan itu kepada kami semua.
Wah....benar2 diajarkan untuk demokratis kami. Hingga akhirnya, kami pun
memutuskan untuk membeli mobil. Kata Ibu, supaya kita ga kehujanan lagi kalau
kemana-mana. Hehe. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Ayah ingat ?
Mulai memasuki
masa kuliah. Saya adalah tipikial orang yang jarang ke salon. Karena maklum
salon ynag deket dan muslimah di daerahku masih jarang. Hingga akhirnya, aku
selalu memiliki suatu agenda rutin saat pulang, yaitu potong rambut. Ayah yang
memangkas rambutku ini. Ayahku ini, jago loh. Terima Kasih ayah.....maaf
merepotkan.
Ayah ingat ?
Saat ayah
menceritakan tempat tinggal mba di Bogor, pondok pesantren kepada teman-teman
ayah ? Ayah sepertinya merasa bangga sekali ketika mba tinggal di pondok
pesantren. Dimana aktivitas dan keamanan mba terjaga. InsyaAllah. Aku mendengar
percakapan itu terkesan ayah merasa senang dan bersyukur. (percakapan yang tak
sengaja ku dengar dibalik ruang tamu hehe). Terima Kasih ayah.....maaf
merepotkan.
Ayah ingat ?
Ketika saat itu,
Ibu sedang pergi ke kampung. Hanya ada ayah, abang dan ade. Ayah banyak sekali
memberikan nasehat kepada kami semua. Sampai pada akhirnya, ayah pun mengatakan
merasa ‘cemburu’ kepada mba.
“Kenapa mba jarang
menghubungi ayah ? Selalu ibu yang disms/di telepon. Ya walupun ayah tau kalau
seandainya Ibu sering sms. Tapi, ayah ‘cemburu’ aja. “
“Oh No...Ya Allah.
Beginikah perasaan seorang ayah ? Astaghfirulohal’adzim. Ternyata memiliki rasa
‘cemburu’ juga terhadap anaknya.”
“Maaf ayah.”
(dalam hati)
Ayahku memang
tipikal orang yang jarang berbicara. Sekalinya berbicara. Wah....semua
terpukau. Hehe. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Dan
terakhir,,belum lama ini. Aku mengajukan sebuah permintaaan.
Ayah pasti masih ingat ?
“Bulan juni nanti,
mba kan KKP/KKN. Jadi, mba mau belajar motor. Boleh ya Ayah ?” (pintaku)
“Ga usah ya mba.
Nanti aja. “ (jawab ayah santai)
Merasa gimana
gtiu....kenapa ayah belum mengizinkan saya untuk bisa mengendarai motor. Namun,
prinsip yang selalu pegang teguh. Bahwa kita hidup di dunia ini, jangan terlintas
sedikitpun akan sebuah keputusan yang ada. “Jangan tanyakan ‘mengapa ?’ tetapi ‘apa?’_
apa hikamhnya ?”
Baiklah
ayah. Aku paham keputusan itu. Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Kalau melihat
cerita diatas, begitu banyak usaha, kerja keras dan pengorbanan seorang ayah.
Lantas apa yang dapat kita berikan kepadanya ?
Apa ?
“Ya, berbakti | mewariskan
mimpi-mimpinya | doa terbaik untuknya dan menjadi anak sholehah. InsyaAllah.
Mohon doanya.”
Selamat Hari Lahir Ayah
Yang ke-55 tahun (24 april 1959)
Terima Kasih ayah.....maaf merepotkan.
Salam
Rindu,
Anakmu,
Sefi
Indria
Bogor, 6
mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar