Tazkiyatunnafs
Sefi Indria
Februari 06, 2018
0 Comments
Ada panduan di Alqur'an
sebenarnya untuk "berdamai dengan masa lalu"yg disebut tazkiyatunnafs
sebagai berikut :
Tazkiyatunnafs adalah bahasa alQuran untuk mentherapy secara
alamiah dan fitriyah apa apa yang menyebabkan kita berperilaku buruk. Tiada
cara yang baik dan mengakar kecuali memperbaiki jiwa sebelum memperbaiki
fikiran dan amal.
Belum pernah ada surat di dalam alQuran dimana Allah
bersumpah begitu banyak, sampai 11 kali, kecuali untuk pensucian jiwa
"sungguh beruntung mereka yang mensucikan jiwanya" (surat asSyams).
Warisan pengasuhan masa lalu dalam dunia psikolog sering
disebut Inner Child, kadang sehebat apapun ilmu parenting atau psikologi yang
kita pahami, tetap saja di tataran praktis yang kita pakai adalah apa yang
pernah kita alami ketika kecil. Misalnya, kita tahu membentak dan menjewer itu
buruk, namun ketika kekesalan memuncak maka hilang semua pemahaman, yang ada
lagi lagi membentak dan menjewer.
Ada terapinya untuk ini, namun sebaiknya kita menggunakan
jalur alamiah dan syar'i yaitu Tazkiyatunnafs, atau pensucian jiwa. Ini perlu
waktu, perlu momen, perlu keberanian utk keluar dari zona nyaman dan instan.
AlQuran juga mengingatkan bahwa sebelum ta'lim maka penting
untuk tazkiyah lebih dulu. Dalam prakteknya paralel saja, karena begitu kita
berniat sungguh2 mendidk anak sesuai fitrahnya maka sesungguhnya kita sedang
tanpa sadar mengembalikan fitrah kita atau sedang tazkiyatunnafs
Dalam buku tarbiyah Ruhiyah, pensucian jiwa itu bisa
dilakukan dengan 5 M
1. Mu'ahadah
-mengingat ingat kembali perjanjian kita kepada
Allah. Baik syahadah, maksud penciptaan, misi pernikahan, doa doa ketika ingin
dikaruniai anak, menyadari potensi2 fitrah dstnya.
2. Muroqobah
- mendekat kepada Allah agar diberikan qoulan
sadida, yaitu ucapan dan tutur yang indah berkesan mendalam, idea dan gagasan
yang bernas dalam mendidik, sikap dan tindakan yang pantas diteladani. Allahlah pada hakekatnya Murobby anak anak
kita, karena Allahlah yang memahami fitrah anak anak kita. Maka kedekatan
dengan Allah adalah agar hikmah hikmah mendidik langsung diberikan Allah untuk
anak anak kita melalui diri kita.
3. Muhasabah
- mengevaluasi terus menerus agar semakin
sempurna dan sejalan dengan fitrah dan kitabullah, bukan obsesi nafsu dan
orientasi materialisme
4. Mu'aqobah
- menghukum diri jika tidak konsisten dengan
hukuman yang membuat semakin bersemangat dan semakin konsisten untuk tidak
melalaikan amanah
5. Mujahadah
- sungguh sungguh menempuh jalan sukses
(fitrah) dengan konsisten, membuat perencanaan dan ukuran-ukurannya.
(Hasil Diskusi dengan Ustadz Harry Santosa dan Ustdz Aad
seputar "tazkiyatunnafs)
Oleh Ibu Septi Peni W (Pendiri Institut Ibu Profesional)