Untuk wanita-wanita yang mencukupkan Allah saja sebagai pemback-up dirinya
Ketika
akhirnya saya dilamar oleh seorang lelaki, saya luruh dalam kelegaan.
Apalagi lelaki itu, kelihatannya ‘relatif’ sempurna. Hapalannya banyak,
shalih, pintar. Ia juga seorang yang sudah cukup matang,mapan, Kurang
apa coba?
betul!!
Saya sombong! Ketika melihat para lajang, kemudian ..saat diwisuda
sebagai pengantin, saya secara tak sadar membanding2kan, lebih keren
mana suaminya dengan suami saya. Sampai akhirnya air mata saya harus
mengucur begitu deras, ketika suatu hari menekuri 3 ayat terakhir surat
At-Tahrim.
Sebenarnya,
sebagian besar ayat dalam surat ini sudah mulai saya hapal sekitar 10
tahun silam, saat saya masih semester awal kuliah.
Akan
tetapi, banyak hapalan saya menguap, dan harus kembali mengucur bak air
hujan ketika saya menjadi satu grup dengan seorang calon hafidzah di
kelompok pengajian yang rutin saya ikuti. Ini terjemah ayat tersebut:
66:10.
Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang
kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di
antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua
suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit
pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); Masuklah ke
neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.
66:11.
Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang
beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah
di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan
perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim”,
66:
12. dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami
tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia
membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia
termasuk orang-orang yang taat.
SEBUAH KONTRADIKSI
Ada 4 orang yang disebut dalam 3 ayat tersebut. Mereka adalah Istri Nuh, Istri Luth, Istri Firaun dan Maryam. Istri Nuh, dan Istri Luth adalah symbol perempuan kafir, sedangkan Istri Firaun dan Maryam, adalah symbol perempuan beriman.
Ada 4 orang yang disebut dalam 3 ayat tersebut. Mereka adalah Istri Nuh, Istri Luth, Istri Firaun dan Maryam. Istri Nuh, dan Istri Luth adalah symbol perempuan kafir, sedangkan Istri Firaun dan Maryam, adalah symbol perempuan beriman.
Saya
terkejut, takjub dan ternganga ketika menyadari bahwa ada sebuah
kontradiksi yang sangat kuat. Allah memberikan sebuah permisalan nan
ironis. Mengapa begitu? Isteri Nuh dan Isteri Luth adalah contoh wanita
yang berada dalam pengawasan lelaki2 shalih. Suami-suami mereka setaraf
Nabi (bandingkan dengan suami2 kita! Tak ada apa-apanya, bukan?).
Akan tetapi mereka berkhianat, sehingga dikatakanlah kepada mereka, waqilad khulannaaro ma’ad daakhiliin…
Sedangkan
antitesa dari mereka, Allah bentangkan kehidupan Isteri Fir'aun(Asiyah
binti Muzahim) dan Maryam Hebatnya, Isteri Fir'aun adalah istri dari
seorang thaghut, pembangkang sejati yang berkoar-koar menyebut “ana
rabbukumul a’la.”
Dan
Maryam, ia bahkan tak memiliki suami. Ia rajin beribadah, dan Allah
tiba-tiba berkehendak meniupkan ruh dalam rahimnya. Akan tetapi, cahaya
iman membuat mereka mampu tetap bertahan di jalan kebenaran. Sehingga
Allah memujinya, wa kaanat minal qaanithiin…
WANITA SEMPURNA
Dalam
sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: ”Sebaik-baik wanita penghuni
surga itu adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad,
Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran.” (HR. Ahmad
2720, berderajat shahih).
Empat
Wanita itu dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni surga. Akan
tetapi, Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam masih membuat strata
lagi dari 4 orang tersebut. Terpilihlah dua wanita yang disebut sebagai
wanita sempurna. Rasul bersabda, “Banyak lelaki yang sempurna, tetapi
tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah Binti Muzahim istri Firaun dan
Maryam binti Imran.
Sesungguhnya
keutamaan Asiyah Binti Muzahim dibandingkan sekalian wanita adalah
sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan
lainnya.” (Shahih al-Bukhari no. 3411).
Inilah
yang membuat saya terkejut! Bahkan wanita sekelas Fathimah dan Khadijah
pun masih ‘kalah’ dibanding Asiyah Binti Muzahim Istri Fir’aun dan
Maryam binti Imran. Apakah gerangan yang membuat Rasul menilai semacam
itu? Ah, saya bukan seorang mufassir ataupun ahli hadits.
Namun,
dalam keterbatasan yang saya mengerti, tiba-tiba saya sedikit
meraba-raba, bahwa penyebabnya adalah karena keberadaan SUAMI
Khadijah,
ia wanita hebat, namun ia tak sempurna, karena ia diback-up total oleh
Rasul terkasih Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam, seorang lelaki
hebat dan nyaris sempurna.
Fathimah, ia dahsyat, namun ia tak sempurna, karena ada Ali
bin Abi Thalib ra, seorang pemuda mukmin yang tangguh luar biasa
keimanannya
Sedangkan
Asiyah Binti Muzahim??? Saat ia menanggung deraan hidup yang begitu
dahsyat, kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya????, karena justru yang
menyiksanya adalah orang terdekatnya yaitu suaminya sendiri Raja Fir'aun
Siksaan2
yang membuat ia berdoa, dengan gemetar, “Ya Tuhanku, bangunlah untukku
sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun
dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.” Siksaan
suami yang membuat nyawanya terbang, ah… tidak mati, namun menuju surga.
Mendapatkan rizki dan bersukaria dengan para penduduk akhirat.
Bagaimana
pula dengan Maryam? Ia seorang lajang yang dipilih Allah untuk menjadi
ibunda bagi Nabi Isa. Kepada siapa ia mengadu atas tindasan kaumnya yang
menuduh ia sebagai pezina??? Pantas jika Rasul menyebut mereka: Wanita
Wanita sempurna…
JADI.......
YANG MENGANTAR KE SYURGA, Adalah AMALAN2 Kita, bukan karena (sekadar)
lelaki shalih yang menjadi pendamping kita. Suami yang baik, memang akan
menuntun kita menuju jalan ke surga, mempermudah kita dalam menjalankan
perintah agama.
Namun....
jemari akan teracung pada para wanita yang dengan kelajangannya (namun
bukan sengaja melajang), atau dengan kondisi suaminya yang
memprihatinkan (yang juga bukan karena kehendak kita), ternyata tetap
bisa istiqomah, beramal dan cemerlang dalam cahaya iman yang
kuat,kokoh,teguh.
Kalian adalah Maryam-Maryam dan Asiyah-Asiyah, yang lebih hebat dari Khadijah-Khadijah dan Fathimah-Fathimah.
Sebaliknya,
alangkah hinanya para wanita yang memiliki suami-suami nan shalih,
namun pada kenyataannya, mereka tak lebih dari istri Nabi Nuh dan istri
Nabi Luth. Yang alih-alih mendukung suami dalam dakwah, namun justru
menggelendot manja, “Mas… kok pergi pengajian terus sih, sekali-kali
libur dong!” Atau, “Mas, aku pengin punya ini itu yang bagus, cari duit
yang banyak ga pentinglah cara ngedapetinnya…”
Benar,
bahwa istri hebat ada di samping suami hebat. Namun, lebih hebat lagi
adalah istri yang tetap bisa hebat meskipun ditakdirkan bersuamikan
orang tak hebat, atau bahkan tetap melajang karena berbagai sebab nan
syar’i. Dan betapa rendahnya istri yang tak hebat, padahal suaminya
orang shalih dan membentangkan baginya berbagai kemudahan untuk menjadi
hebat. Hebat sebagai hamba kesayangan Allah Ta’ala!
Wallahu a’lam bish-shawwab.
(repost by :A)fifah Afra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar