Pilihan Terbaik untuk Putri Kecilku
Sefi Indria
Agustus 25, 2017
0 Comments
"Mengapa jalan ini yang Abi dan Ummi pilihkan untukku ?”
Saat itu menjelang dua
bulan kelulusan ditingkat sekolah dasar. Saya mengajak putri kecilku, Pagi
namanya, untuk berdiskusi kecil untuk membicarakan mengenai kelanjutan
sekolahnya saat sudah lulus nanti. Saya buka diskusi itu dengan menanyakan
kabarnya disekolah. Saya sedikit menyinggung juga apa rencana ia seteleh lulus
nanti. Setelah mendengarkan cerita ia yang panjang lebar. Sedikit demi sedikit
saya membuka topik pembicaraan inti.
Saya coba sampaikan apa
yang menjadi rencana saya dan suami mengenai pendidikannya. Kami ingin ia
melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke Asrama Pesantren. Jarak tempatnya
lumayan jauh dari tempat tinggal kami. Sehingga, mungkin satu bulan sekali kami
bisa mengunjunginya. Dalam disksusi itu belum sempat ku menjelaskannya, Pagi
terus bertanya-tanya.
" Tak adakah jalan
lain untukku, Ummi ?“
“ Tak adakah yang lebih
indah dari jalan ini, Ummi ?“
“ Mengapa harus jalan
ini, Ummi ?”
" Pagi takut, Ummi."
"
Pagi pasti akan merasakan kesepian, tidak bisa bermain dengan temen-teman
diluar sana dan tidak bisa bersama Abi dan Ummi setiap harinya.", ucap
putri kecilku sambil memelukku dan menangis.
Ya Rabbi, tak kuasa saya mendengarnya. Mataku sedikit berkaca-kaca. Memang berat untuk menyampaikan hal ini
kepadanya. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah keputusan terbaik saya dan
suami. Kami sudah memiliki rencana diawal ia mulai masuk sekolah untuk
memasukkannya di Asrama pesantren setelah lulus dari sekolah dasar. Kami sudah
memikirkan matang-matang dan menabung untuk memenuhi kebutuhannya nanti.
"Ummi sayang sekali sama Pagi, jadi percayalah terhadap keputusan Abi dan Ummi. Abi dan Ummi yakin, inilah jalan terbaik untuk kamu, Sayang.”
"Kami
tidak akan meninggalkanmu, Sayang. Abi dan Ummi akan sering mengunjungimu di Asrama."
ucapku mencoba menenangkannya.
"
Jangan khawatir yah, Sayang. Di Asrama, Pagi pasti akan merasa senang. Pagi
akan memiliki banyak teman yang datang dari luar kota disana. Ibu guru yang baik
dan temen-teman yang peduli dengan Pagi."
“ Abi dan Ummi memasukkan kamu ke Asrama karena kami tidak ingin kamu bergaul
dengan orang –orang yang salah nantinya diluar sana. Kami ingin kamu menjadi
putri kecil Abi dan Ummi yang tumbuh dengan baik, menjadi remaja yang sholehah,
mandiri, cerdas dan berempati terhadap orang lain.” ,terusku menjelaskan dan
memahamkannya.
“Kamu
akan belajar banyak di Asrama, Sayang. Belajar tentang bagaimana kamu menjaga
perasaan atau mengontrol emosi, hidup berbagi dengan orang lain, mengatur waktu
dari mulai bagun pagi sampai tidur lagi, dan yang paling penting Abi dan Ummi harapkan adalah belajar bagaimana cara kamu untuk mampu berdiri menyelesaikan
masalahmu sendiri dan terus berdoa kepada Allah yang menjadi satu-satunya
sumber kekuatanmu.”
“Oke
Sayang ? Ayo, semangat putri kecil Ummi !", ucapku sambil menularkan
semangat kepadanya.
“Baiklah
Bunda. Pagi akan mengikuti apa yang Abi dan Ummi inginkan. Pagi akan membuat Abi dan Ummi bahagia. Tapi janji yah, jangan meninggalkan Pagi dan selalu
ingat terus dengan Pagi. " ujar Pagi yang akhirnya luluh, sambil menghapus
air matanya dan langsung memelukku.
“Alhamdulillah. Insya Allah Ummi
janji. Terima kasih, Sayang.” ucap syukurku.
Salah satu yang menjadi
amalan jariyah adalah anak yang sholeh/sholehah. Hal inilah yang memotivasi
kami untuk mencetak generasi rabbani. Anak yang sholeh/sholehah akan menjadi
investasi akhirat kami. Oleh karena itu, dalam mencapainya kami berusaha keras
untuk mengarahkan anak kami untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah islam
terbaik. Tak sekedar ilmu dunia yang ia kejar, melainkan ilmu dan bekal akhirat
pun ia dapatkan.
Berada jauh dari gadis
kecil yang baru saja beranjak remaja adalah pilihan yang berat. Sama dengan
mereka sebenarnya, ingin selalu membersamai anak-anak disetiap harinya.
Bermain, makan, mengaji dan semuanya dilakukan bersama-sama. Tapi inilah sikap
yang saya dan suami coba beranikan. Inilah pilihan kamu berdua. Semata-mata
berharap agar anak kami bisa menjadi pribadi yang mandiri, cerdas dan
sholeh/sholehah.
Tak apalah sejenak kita berpisah
untuk sementara dengan orang-orang yang kita sayangi.. Bukankah kehidupan
didunia memang hanya sementara saja ? Bukankah akhirat adalah kehidupan yang
sebenar-benarnya ? Maka dari itu, berinvestasilah dengan orientasi investasi
akhirat, yang memang kita yakini, bahwa disanalah kehidupan kita yang kekal.
Semoga kita bisa berkumpul bersama dengan orang-orang yang kita sayangi yaitu di
Surganya Allah swt. InsyaAllah.
Serang, Aug 11, 2017
-Hamasah Ilmy-
-Hamasah Ilmy-
Tulisan Rumah Dunia
picture by (google.com/happy family muslim)