Jumat, 12 Agustus 2016

Rezikimu Tahu Dimana Dirimu

Agustus 12, 2016 0 Comments

Mungkin kau tak tahu dimana rizkimu.
Tapi rizkimu tahu dimana dirimu ....
Dari lautan biru, bumi dan gunung.  Allah memerintahkannya menujumu.
Allah menjamin rizkimu, sejak 4 bulan 10 hari kau dalam kandungan ibumu.

Amatlah keliru bila rizki dimaknai dari hasil bekerja .....!
Karena bekerja adalah ibadah sedang rizki itu urusanNya.

Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya adalah kekeliruan berganda..

Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji.
Yang mungkin esok akan ditinggal mati.
Mereka lupa bahwa hakekat rizki bukan apa yang tertulis dalam angka.
Tapi apa yang telah dinikmatinya.

Rizki tak selalu terletak pada pekerjaan kita.
Allah menaruh sekehendak-Nya.

Diulang bolak balik 7x Shafa dan Marwa, tapi Zamzam justru muncul dari kaki bayinya..
Ikhtiyar itu perbuatan.
Rizki itu kejutan.
Dan jangan lupa..
Tiap hakekat rizki akan ditanya..
"Darimana dan untuk apa ?"

Karena rizki adalah "hak pakai"
Halalnya dihisab..
Haramnya diadzab..

Maka, jangan kau iri pada rizki orang lain...
Bila kau iri pada rizkinya, kau juga harus iri pada takdir matinya.
Karena Allah membagi rizki, jodoh dan usia ummat-Nya..
Tanpa bisa tertukar satu dan lainnya..

Jadi bertawakkal lah, ridho dengan ketentuan Allah, sehingga apapun itu engkau akan merasa cukup dan penuh kenikmatan

-Salim A. Fillah-

Kamis, 11 Agustus 2016

Siapakah Kau, Wanita Sempurna?

Agustus 11, 2016 0 Comments
Untuk wanita-wanita yang mencukupkan Allah saja sebagai pemback-up dirinya

🌹Ketika akhirnya saya dilamar oleh seorang lelaki, saya luruh dalam kelegaan. Apalagi lelaki itu, kelihatannya ‘relatif’ sempurna. Hapalannya banyak, shalih, pintar. Ia juga seorang yang sudah cukup matang,mapan, Kurang apa coba?

🌹betul!! Saya sombong! Ketika melihat para lajang,  kemudian ..saat diwisuda sebagai pengantin, saya secara tak sadar membanding2kan, lebih keren mana suaminya dengan suami saya. Sampai akhirnya air mata saya harus mengucur begitu deras, ketika suatu hari menekuri 3 ayat terakhir surat At-Tahrim.

🌹Sebenarnya, sebagian besar ayat dalam surat ini sudah mulai saya hapal sekitar 10 tahun silam, saat saya masih semester awal kuliah.

🌹Akan tetapi, banyak hapalan saya menguap, dan harus kembali mengucur bak air hujan ketika saya menjadi satu grup dengan seorang calon hafidzah di kelompok pengajian yang rutin saya ikuti. Ini terjemah ayat tersebut:

🌴66:10. Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”.

🌴66:11. Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim”,

🌴66: 12. dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.

💥SEBUAH KONTRADIKSI💥
Ada 4 orang yang disebut dalam 3 ayat tersebut. Mereka adalah Istri Nuh, Istri Luth, Istri Firaun dan Maryam. Istri Nuh, dan Istri Luth adalah symbol perempuan kafir, sedangkan Istri Firaun dan Maryam, adalah symbol perempuan beriman.

🌹Saya terkejut, takjub dan ternganga ketika menyadari bahwa ada sebuah kontradiksi yang sangat kuat. Allah memberikan sebuah permisalan nan ironis. Mengapa begitu? Isteri Nuh dan Isteri Luth adalah contoh wanita yang berada dalam pengawasan lelaki2 shalih. Suami-suami mereka setaraf Nabi (bandingkan dengan suami2 kita! Tak ada apa-apanya, bukan?).
Akan tetapi mereka berkhianat, sehingga dikatakanlah kepada mereka, waqilad khulannaaro ma’ad daakhiliin…

🌹Sedangkan antitesa dari mereka, Allah bentangkan kehidupan Isteri Fir'aun(Asiyah binti Muzahim) dan Maryam Hebatnya, Isteri Fir'aun adalah istri dari seorang thaghut, pembangkang sejati yang berkoar-koar menyebut “ana rabbukumul a’la.”

🌹Dan Maryam, ia bahkan tak memiliki suami. Ia rajin beribadah, dan Allah tiba-tiba berkehendak meniupkan ruh dalam rahimnya. Akan tetapi, cahaya iman membuat mereka mampu tetap bertahan di jalan kebenaran. Sehingga Allah memujinya, wa kaanat minal qaanithiin…

❤WANITA SEMPURNA❤
🌹Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: ”Sebaik-baik wanita penghuni surga itu adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran.” (HR. Ahmad 2720, berderajat shahih).

🌹Empat Wanita itu dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni surga. Akan tetapi, Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam masih membuat strata lagi dari 4 orang tersebut. Terpilihlah dua wanita yang disebut sebagai wanita sempurna. Rasul bersabda, “Banyak lelaki yang sempurna, tetapi tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah Binti Muzahim istri Firaun dan Maryam binti Imran.

🌹Sesungguhnya keutamaan Asiyah Binti Muzahim dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya.” (Shahih al-Bukhari no. 3411).

🌹Inilah yang membuat saya terkejut! Bahkan wanita sekelas Fathimah dan Khadijah pun masih ‘kalah’ dibanding Asiyah Binti Muzahim Istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Apakah gerangan yang membuat Rasul menilai semacam itu? Ah, saya bukan seorang mufassir ataupun ahli hadits.

🌹Namun, dalam keterbatasan yang saya mengerti, tiba-tiba saya sedikit meraba-raba, bahwa penyebabnya adalah karena keberadaan SUAMI

🌹Khadijah, ia wanita hebat, namun ia tak sempurna, karena ia diback-up total oleh Rasul terkasih Muhammad Shollallahu 'alaihi wa sallam, seorang lelaki hebat dan nyaris sempurna.
Fathimah, ia dahsyat, namun ia tak sempurna, karena ada Ali bin Abi Thalib ra, seorang pemuda mukmin yang tangguh luar biasa keimanannya

🌹Sedangkan Asiyah Binti Muzahim??? Saat ia menanggung deraan hidup yang begitu dahsyat, kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya????, karena justru yang menyiksanya adalah orang terdekatnya yaitu suaminya sendiri Raja Fir'aun

🌹Siksaan2 yang membuat ia berdoa, dengan gemetar, “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.” Siksaan suami yang membuat nyawanya terbang, ah… tidak mati, namun menuju surga. Mendapatkan rizki dan bersukaria dengan para penduduk akhirat.

🌹Bagaimana pula dengan Maryam? Ia seorang lajang yang dipilih Allah untuk menjadi ibunda bagi Nabi Isa. Kepada siapa ia mengadu atas tindasan kaumnya yang menuduh ia sebagai pezina??? Pantas jika Rasul menyebut mereka: Wanita Wanita sempurna…

🌹JADI....... YANG MENGANTAR KE SYURGA, Adalah AMALAN2 Kita, bukan karena (sekadar) lelaki shalih yang menjadi pendamping kita. Suami yang baik, memang akan menuntun kita menuju jalan ke surga, mempermudah kita dalam menjalankan perintah agama.

🌹Namun.... jemari akan teracung pada para wanita yang dengan kelajangannya (namun bukan sengaja melajang), atau dengan kondisi suaminya yang memprihatinkan (yang juga bukan karena kehendak kita), ternyata tetap bisa istiqomah, beramal dan cemerlang dalam cahaya iman yang kuat,kokoh,teguh.
Kalian adalah Maryam-Maryam dan Asiyah-Asiyah, yang lebih hebat dari Khadijah-Khadijah dan Fathimah-Fathimah.

🌹Sebaliknya, alangkah hinanya para wanita yang memiliki suami-suami nan shalih, namun pada kenyataannya, mereka tak lebih dari istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Yang alih-alih mendukung suami dalam dakwah, namun justru menggelendot manja, “Mas… kok pergi pengajian terus sih, sekali-kali libur dong!” Atau, “Mas, aku pengin punya ini itu yang bagus, cari duit yang banyak ga pentinglah cara ngedapetinnya…”

🌹Benar, bahwa istri hebat ada di samping suami hebat. Namun, lebih hebat lagi adalah istri yang tetap bisa hebat meskipun ditakdirkan bersuamikan orang tak hebat, atau bahkan tetap melajang karena berbagai sebab nan syar’i. Dan betapa rendahnya istri yang tak hebat, padahal suaminya orang shalih dan membentangkan baginya berbagai kemudahan untuk menjadi hebat. Hebat sebagai hamba kesayangan Allah Ta’ala!

Wallahu a’lam bish-shawwab.

(repost by :A)fifah Afra

Senin, 08 Agustus 2016

Dear Allah, May I ...?

Agustus 08, 2016 0 Comments

"Dear Allah...
May I .......?" 

Sebuah untaian doa yang ku panjatkan, ketika perjalanan pulang mudik menuju rumah.
Hal yang sering aku lakukan ketika pulang mudik dari rumah nenek. Berdoa dan mengazamkan hal apa yang aku ingin capai untuk beberapa tahun ke depan. 

Dengan ritme 4 tahun sekali, aku dan keluarga mudik ke rumah nenek dari ibu, yang berada di Lampung Barat, hampir perbatasan dengan Palembang, di Danau Ranau tepatnya. 

Masih ingat betul. Saat itu aku kelas 4 SD. Mudik masih menggunakan bus umum. Tanpa AC dan padat sekali. Aku yang dulu masih 'muat' duduk disamping ayah dan ibu. Aku yang selalu ingin dipangku ibu agar berdekatan dengan kaca. Dengan alasan ingin kena angin dan kalau aku mabuk darat tak merepotkan ibu. Ah, itulah pikiranku saat kelas 4 SD. Padahal, justru dari situ aku masuk angin dan mabuk darat. Hm...ternyata malah membuat lebih repot yah. 

Tetiba, di perjalanan pulang menuju rumah. Aku berkata,
"Ayah, Ibu....aku ingin saat pergi mudik 4 tahun yang akan datang, aku sudah masuk SMP negeri dan bisa berprestasi disana."
"Aamiin." sahut ayah dan ibu

Itulah sebuah permintaan kecilku dikala 4 SD. Sederhana. Padat dan jelas.
Dan kamu tahu apa yang terjadi 4 tahun kemudian ?

Singkat cerita.

Alhamdulillah aku diterima di SMP Negeri dan bisa berprestasi disana. Mendapatkan beasiswa dari Dinas Pendidikan. Menjadi siswa yang sering 'terpanggil' kalau ada pembagian hadiah. He. Menjadi siswa yang aktif dan berpengaruh di organisasi. Bahkan menjadi salah satu calon ketua osis disekolah. Huu...

Maka nikmat Tuhan-Mu manakah yang kamu dustakan ?

4 tahun kemudian. SMP kelas 1.
Mudik masih menggunakan bus umum. Dan masih dalam kondisi yang sama. Tapi, aku yang dulu masih kelas 4 SD dengan sekarang, sudah bertumbuh 'besar' dan makin pandai. Hehe. Tak lupa untuk membawa plastik kecil hitam, prepare kalau aku tiba-tiba mabuk darat. Wah, sebuah perjuangan yang keren kalau selama 8-9 jam diperjalanan tidak mabuk darat. Ditambah jalan yang berkelok-kelok dan naik turun bukit. Meskipun sudah ditahan, tetap saja mabuk darat terjadi hehe. 

"Ayah...Ibu...aku ingin saat mudik 4 tahun yang akan datang, aku sudah masuk SMA  Negeri dan bisa berprestasi disana."
"Aamiin." sambut ayah dan ibu. 

Singkat cerita.

Masya Allah. Aku bisa lolos tes masuk SMA Negeri dan Alhamdulillah masih bisa berprestasi disana.
"Harus bisa untuk terus mempertahankan gelar 'juara' itu." azamku kuat. 

Seiring berjalannya waktu. Hal yang kuharapkan tercapai. Di SMA, aku bisa menjadi perwakilan sekolah untuk lawatan budaya ke Bandung. Saat itu adalah kali pertamaku menyeberang pulau Jawa. Wah, betapa bahagianya aku kala itu. Pergi ke pulau Jawa tanpa keluar biaya sedikitpun. Setelah itu, aku juga diberi kesempatan ikut study tour ke Jogja dan Bali. Di SMA, aku juga dilatih bagaimana belajar me-manajemen orang. Belajar menjadi seorang pemimpin. Belajar berinteraksi dengan banyak orang.  Belajar disiplin dan masih banyak lagi. Di SMA, aku mendapat gelar 'bu lurah' dalam organisasi paskibra. Dan sampai sekarang gelar itu masih melekat ketika kami kumpul. Hm...sedih, bahagia dan mempesona kalau diceritain mah. He.
Kembali lagi.

Maka, nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan ?

4 tahun selanjutnya. Kelas 1 SMA.
Alhamdulillah ayah dan ibu punya rezeki untuk beli mobil. Alhamdulillah sudah tidak 'empet-empetan' lagi duduknya. 

"Sebab, sejatinya hidup adalah perubahan. Berputar. Kadang diatas, kadang dibawah. Tinggal dari kitanya saja, bagaimana bisa memahami dan bertindak dalam setiap kondisi yang ada. Ia yang sungguh-sungguh, akan menuai hasil panen dari kerja kerasnya. Ia yang hanya berdiam diri saja akan stagnan atau semakin terpuruk."

"Ayah...Ibu...aku ingin merantau, kuliah di Jawa. Ingin punya banyak teman. Bisa hidup mandiri. Menjadi orang yang 'berpengaruh' dan tetap berprestasi disana."

'Hm...jauh banget. Di Lampung aja kuliahnya."
"Kalau ayah dan ibu kangen gimana ?'
"Kalau kamu sakit, siapa yang mau ngurus ? Ayah ibu kan jauh."
sederet pertanyaan yang membuatku terdiam.

Singkat cerita. 

Dengan bermodalkan sedikit prestasi yang terkumpul. Alhamdulillah, Allah mengizinkan aku untuk menuntut ilmu di pulau seberang, di Institut Pertanian Bogor lewat jalur tanpa tes atau dikenal dengan jalur SNMPTN Undangan. (Jadi teringat tugas monolog pelajaran bahasa indonesia saat SMA, aku menuliskan judul 'mimpiku' - berkisah kalau aku ingin kuliah di Jawa)

Segala Puji bagi-Mu, ya Rabbku.
Ketika memasuki fase tingkat satu diperkuliahan. 4 tahun ke depan...
"Ya Rabb, mudahkanlah urusanku untuk menunaikan amanah orang tuaku - lulus sarjana. Dan izinkanlah aku, setelahnya agar bisa berpenghasilan. Setidaknya bisa memberikan sedikit rezeki yang Engkau kirimkan lewatku untuk ke dua orang tuaku dirumah. Mudahkanlah ikhtiarku dalam menjemput rezeki-Mu."

Maka nikmat Tuhanmu, manakah yang kamu dustakan ?

Di Hari Raya Idul Fitri, 1437 Hijriah /2016 masehi. Aku pergi mudik kembali bersama keluarga, ke rumah nenek. Tentunya dengan suasana yang agak berbeda. Dimana, kakek atau ayah dari Ibu sudah tiada. Banyak adik-adik sepupu yang lucu-lucu dan imut-imut berkumpul. Ramai sekali. (Teringat saat 15 tahun yang lalu, dimana aku berada di posisi adik-adik sepupu yang senang berlari kesana kemari, kini aku......sudah beranjak dewasa hehe)

Aku yang, Alhamdulillah sudah berpenghasilan. Tak lagi mengharap untuk menerima pemberian THR, melainkan sudah semestinya memberi THR kepada saudara-saudara. Membeli makan-makanan persiapan Idul Fitri. Ha, bahagianya, ketika sudah bisa memberi meskipun tak seberapa. Tapi inilah hasil kerja usahaku sendiri. Semoga berkah. Doakan, semoga kita senantiasa dilapangkan rezekinya. Aamiin. 

Jum'at, 12 Juli 2016.
Waktu yang singkat bisa berlibur dan berlebaran ke rumah nenek. Berangkat senin pulang jum'at. 4 hari

Ah, tak apalah.
Bukankah kita tahu, jika waktu yang diberikan Allah itu amat singkat, maka kita akan menggunakan sebaik-baiknya (Quality Time) ?

Kembali ke 'kebiasaan' aku saat pulang mudik menuju rumah.
Mau tau doa apa dan azam ku kepada Allah di 4 tahun mendatang ? (Semoga Allah masih memberikanku umur yang panjang)

Bismillahirrohmanirrohim
Dear Allah, May I ?
2016....(yang tinggal menghitung bulan)
2017....
2018....
2019....
2020....
(rahasia) hehe

Doakan.
Semoga bisa tercapai.
Semoga Allah kuatkan aku dalam menjalankan segala prosesnya.
Semoga Allah berikan aku umur yang panjang.
Dan yang paling penting,
Doakan. Semoga aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Istiqomah dan tetap tangguh dalam menjalankan fase kehidupan ke depan ;))

Jum'at, 12 Agustus 2016
00:12 WIB
©sefiindria - yang tidak boleh lelah dalam mencari ridho-Nya
#bersyukurlah #bersabarlah