Rabu, 30 September 2015

UJIAN PALING BERAT yang bernama KEMUDAHAN .

September 30, 2015 0 Comments
1. Kehamilan dan persalinan yg mudah, lancar, normal cenderung tanpa kesulitan.. Sering membuat mencemooh yg susah hamilnya, penuh resiko, atau bErmasalah dgn kata2 mandul, manja, dll
.
2. Anak-anak yg cenderung sehat, serba normal, penuh aktivitas, mudah di urus, penuh kasih sayang.. Sering menimbulkan rasa riya' merasa diri ibu sempurna hingga merendahkan ibu yg lain dan enggan belajar..
.
3. Suami yg setia, ndak neko2, romantis dan begitu perhatian, membuat terlena untuk memperbaiki diri dan akhlak agar terus menjadi bidadari surga dan bukan pencela pasangan lain yg bermasalah..
.
4. Keuangan yg stabil, bahkan berlebihan, kadangkala membuat terlupa menengok ke bawah, lupa rasanya bersyukur, mudah menghakimi yg lain pemalas dan tak mau kerja keras layaknya dirinya..
.
5. Orangtua dan mertua yg pengasih, mudah beradaptasi, membuat kita merasa sempurna sbgai anak, sering membuat kita mudah menghakimi mereka yg brmasalah dgn orangtua dan mertua sebagai anak durhaka, tak tau terima kasih kasih..
.
6. ilmu yg tinggi, pengetahuan yg luas tanpa sadar membuat kita merasa lebih mumpuni, malas mengejar ilmu2 yg lain, akhirnya merendahkan dan menyepelekan mereka yg kita anggap tak seluas kita ilmu dan pengetahuannya.
.
7. Kemudahan dalam ibadah, sholat yg kita anggap tak pernah lalai, puasa yg tk putus, zakat milyaran rupiah, shodaqah tak terhitung, haji dan umroh berkali2, membuat kita merasa paling alim dan takwa, tanpa sadar tidak lagi mau belajar dgn alim ulama, enggan bergaul dgn mereka yg kita anggap pendosa..
.
Kemudahan itu ujian yg berat, melenakan sering mendatangkan penyakit hati tanpa disadari.. berhati-hatilah.

[Ustadz Hasan Al-Jaizy]

Rabu, 23 September 2015

"Semua Akan Cie Cie Pada Waktunya"

September 23, 2015 0 Comments
Dari sekian majelis yang pernah saya belajar di dalamnya, saya melihat perempuan lebih rajin mencatat. Kebalikan dari laki-laki. Malas mencatat. Tapi tidak jarang saya dapatkan laki-laki malah lebih bagus jawabannya dibandingkan perempuan, padahal tidak mencatat. Apa yang bisa dipelajari dari sini? Yang bisa dipelajari adalah:
- Bahwa laki-laki lebih menguasai hal-hal global daripada perempuan.
- Bahwa perempuan lebih menguasai hal-hal rinci daripada laki-laki.

Makanya, pemetaan pikiran laki-laki biasanya lebih global, simple, meluas dan tepat dibandingkan perempuan yang kadang pemetaan pikirannya lebih fokus ke furu' mufashshalah (cabang-cabang rinci) yang bahkan kadang menurut laki-laki ga penting sama sekali.

Contoh:
Laki-laki kalau mau safar (bepergian), modal dengkul juga jadi. Simple. Tapi perempuan? Jangan harap cuma modal pakaian. Perempuan lebih berfikir ke furu', sampai minyak kayu putih, bahkan sampai memikirkan jarum. Kayak mau nyantet orang aja :)

Laki-laki kalau mau ke kajian, atau ke mall, atau ke pasar, atau ke kantor, tidak begitu memikirkan kosmetik. Asal baju rapih dan matching, selesai. Jangan tanya perempuan tentang mereka saat mau pergi ke sana.
Laki-laki saat di kajian, mendengarkan ustadznya, sambil menata mind-mapping global. Rincinya tidak penting-penting amat. Ego dan rasa 'keperkasaan' mereka akan berkata, 'Ah, gue juga bisa mikirin rincinya sendiri tanpa di-talqin'. Beda sama perempuan, mendengarkan ustadznya, sambil banyak mencatat. Sehalaman, dua halaman, sampai banyak. Setelah itu ya sudah. Kalau diadu sama laki-laki, malah bisa kalah. Karena laki-laki lebih menguasai ushul (masalah-masalah pokok -red), sedangkan perempuan lebih menguasai furu'(cabang -red). Dan mereka yang menguasai ushul, lebih layak jadi pemimpin daripada yang lebih dominan penguasaan furu'. Iya. Kalau diadu sama laki-laki, malah bisa kalah. Tapi kecenya, kalau laki-laki ternyata yang kalah, mereka akan beralasan, 'Ya wajar lah, wong akhwat pada nyatet, saya nggak.'

Ga wajar, mas. Antum cuma jiping (ngaji kuping), jihadnya di telinga doang. Beda sama akhwat-akhwat itu, mereka jihadnya di kuping, tangan dan hati. Jihad di kuping? Ya dengerin. Jihad di tangan? Ya mencatat. Jihad di hati? Ya menahan perasaan supaya ga suka sama ustadznya. (emoticon merem lalu ada setetes keringat di pojok kepala sebelah kiri)

Laki-laki itu exist di pertama. Dia bisa berfoya dengan kemegahan. Tapi semegah-megahnya bujang dan jomblo, kalau belum beristri, maka kemegahannya ghayru mu'tabar (gak ter-anggap). Malah dunia akan tertawa kalau seorang bujang sudah mapan tapi belum mau beristri. Mencari ilmu pun tidak. Ini abnormal. Perlu dipertanyakan dosis kelelakiannya. Coba tengok kisah Nabi Adam.

Nabi Adam alaihissalam, awalnya tinggalnya di surga. SURGA! SURGA! Apa sih yang ga enak di Surga? Enak semua, bro! Apa-apa azek. Tapi semegah-megahnya taraf hidup beliau di Surga, tetap saja beliau suatu kala merasa murung. Ada yang kurang. Ada fitrah yang belum dilengkapi. Ada relung jiwa yang belum diisi. Perempuan. Ah, itu dia. Hidup laki-laki sehebat apapun tetap saja dependant (tergantung) pada makhluk halus bernama 'perempuan'. Maka, Allah berikan pasangan buat Nabi Adam. Seneng....

Tapi memang sudah lazimnya. Ujian mesti ada. Susah seneng tetap saja ada ujiannya. Nabi Adam meminta perempuan, namun kemudian dengannyalah beliau terjatuh. Ke bumi. Ke dasar. Cobaannya ada.
Makanya, jangan mengira after-marriage itu ketemunya Surga doang. Salah besar. Ujiannya banyak. Kegalauannya malah lebih banyak, lebih rutin dan lebih tinggi intensitasnya dibandingkan kegalauan bujang. Tapi tentu saja penyembuhnya lebih available dibandingkan buat bujang. Semua itu kalau di-manage sesuai syariah, bakal berpahala besar.

Dan dari semua kegalauan, baik sektor ekonomi, sosial, dan psikologi, ternyata laki-laki sangat matching untuk menghadapinya bersama perempuan. Tidak bisa satu doang. Harus berdua. Kenapa? Karena laki-laki lebih menguasai ushul, sedangkan perempuan lebih menguasai furu'.

Dari sektor ekonomi, laki-laki lebih mampu mencari uang banyak dan memang keharusannya mencari nafkah. Pas awal bulan (bagi orang kantoran moo MPEG n), seluruh atau sebagian uang di-manage istri. Ada nafkah khusus buat istri, ada juga dana umum. Istri, yang lebih suka masalah furu', bakal lebih mampu handle ini. Really. Kalau laki-laki yang handle beginian, istri bisa terzhalimi. Rumah tangga bisa rapuh. Sudahlah, biar ditangani istri. Nanti pas belanja bulanan, di market istri cari semua barang di semua rak, suami cuma cari satu: bangku. Hehe.

Dari sektor sosial, laki-laki tidak begitu suka 'kepoin' orang secara detail. Beda bingits sama perempuan. Makanya, tensi ghibah perempuan lebih besar daripada laki-laki. Makanya juga, anak-anak ngaji yang lebih suka ngomongin fulan dan fulan, itu lebih layak digelari 'banci mengaji' dibandingkan anak ngaji. Mirip perempuan. Makanya gan, jangan mengetahui personal seseorang secara detail, karena pengetahuan tersebut bakal mendorong untuk berghibah. Kecuali personal Rasulullah. Itu lain lagi.

Baiklah. Kemudian, istri lebih bisa dijadikan senjata untuk urusan-urusan sosial. Arisan, rukun tetangga, musyawarah di gerobak sayur sambil acak-acak barang dagangan, kajian-kajian kampung dan pesta pernikahan. Itu semua girly (baca: emak-emak) banget. Tentu saja aneh jika arisan hanya dikuasai laki-laki, lalu para bapak-bapak ngegosip di gerobak sayur. Ga pantes. Makanya, kalau mau siarkan nikah di kampungmu, tidak usah repot-repot buat kertas undangan. Irit aja. Itu buat orang jauh aja. Untuk sekelurahan, cukup bicara sama nenek-nenek atau emak-emak "Saya mau nikah sama
"namalengkap(spasi)tanggal(spasi)dimana(spasi)kok bisa ya?""

Dari sektor psikologi: laki-laki dengan keperkasaannya akan rapuh tanpa perempuan, dan bisa mudah rapuh karena perempuan. Perempuan dengan kelembutannya bisa menjadi pejuang gigih karena laki-laki. Berjuang sabar, tekun, baik-baik...

Siapapun dari sesiapa punya harapan tentang siapa, namun siap-siaplah. Jangan sampai hanya berharap tanpa bekal dan perjuangan. Semakin besar perjuanganmu dan kesabaranmu, menunjukkan semakin kamu menghargai harapanmu dan menghargai dia yang kamu harapkan. Iya, menghargai dia, yang kamu harapkan. Barangsiapa yang menghargai, ia akan dihargai.

Tetaplah kamu laki-laki menjadi pemimpin
Tetaplah kamu perempuan menjadi sandaran pemimpin.

Saat kamu datang ke kondangan "fulan vs fulanah", mereka akan bertanya 'kapan kamu nyusul'. Sakitnya tuh di sana sini.
Pas ngobrol asik-asik sama temen-temen, mulai ada yang membahas topik begitu, 'kamu kapan?' Sakitnya tuh di perasaan.

Lihat pasangan halal gandengan enak banget. Lalu, karena ga ada yang bertanya, malah diri sendiri yang bertanya, 'saya kapan?' Sakitnya udah ga pake perasaan.

Kalau mengingat pertanyaan 'kamu kapan?' 'kamu kapan?' 'kamu kapan?', rasanya sendi-sendi begitu sakit. Memang, sendi-sendi biasanya sakit karena sendirian.

Tapi percayalah, (emoticon senyum), kamu ga 4usah banyak kirim biodata, cukup perbaiki diri, kirim proposal kepada Allah setiap selesai shalat dan setiap 1/3 malam terakhir, jaga diri, pantaskan diri dan tawakkal, maka:
"Semua Akan Cie Cie Pada Waktunya"


[Ustadz Hasan Al-Jaizy]

"Cara Masuk Surga Sekeluarga"

September 23, 2015 0 Comments
1. Coba suatu hari ingatkan seluruh anggota keluarga begini; "Kita kerjasama agar masuk surga sekeluarga yuk?"
2. Bagaimana caranya? Lihat surat Ath Thur ayat 25-26. Para penghuni Surga membocorkan rahasianya bagaimana cara masuk Surga sekeluarga. Mau tau?
3. Ceritanya penghuni Surga saling bercengkrama berhadap-hadapan, masing-masing bertanya jawab bagaimana keluarga kalian dulu, koq bisa masuk Surga?
4. Jawabnya seragam; "Kami bisa masuk Surga karena dulu di Dunia, dikeluarga kami saling mengingatkan satu sama lain tentang siksa pedih Neraka".
5. Karenanya Visi rumah tangga orang beriman adalah: "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa Neraka" (QS At Tahrim; 6).
6. Rumahku Surgaku, akan terjadi jika masing-masing anggota keluarga memelihara dirinya dan mengingatkan anggota keluarga lainnya dari siksa Neraka.
7. Siapa yang tak sedih jika ada salah seorg anggota keluarganya (ayah, ibu, kakak atau adik) terjerumus ke lingkungan siksa "Neraka"?.
8. Setiap anggota keluarga pasti sangat sedih jika Bahtera Keluarga pecah dan karam akibat terpaan gelombang kehidupan dunia yang mematikan.
9. Agar masuk Surga sekeluarga, ingatkan anggota keluarga kita yang sedang khilaf berbuat dosa atau lalaikan perintah Allah, jangan dibiarkan.
10. Jangan kecewa kalau peringatan kita diabaikan, atau malah dilecehkan, karena dakwah di tengah keluarga kadang lebih berat, jangan lupa doakan.
11. Nabi Nuh as tak pernah bosan mengingatkan anaknya yg tersesat, Nuh as terus mendoakannya sampai akhirnya Allah tenggelamkan Kan'an.
12. Nabi Luth as tak pernah berhenti memperingatkan isterinya yang membangkang, sampai akhirnya Allah binasakan isterinya bersama kaum Sodom.
13. Asiah binti Muzahim, tertatih -tatih peringatkan suaminya Fir'aun, konsisten mendidik Masyithah & Musa as, akhirnya Asiah yang dibunuh Fir'aun.
14. Habil tak pernah takut mengingatkan dan menasehati kakaknya Qabil, rasa iri dan dengki berkecamuk sampai akhirnya Habil dibunuh Qabil.
15. Agar bisa masuk Surga sekeluarga perlu perjuangan dan pengorbanan yang besar, selain itu kesabaran dan konsistensi juga harus dilakukan.
16. Ingatkan suami agar bekerja ditempat yang halal, jangan bawa pulang penghasilan yg haram, krn akan jadi bahan bakar neraka Rumah Tangga.
17. Ingatkan isteri agar memperhatikan Pola Konsumsi Halal untuk keluarga, anak-anak akan susah diajak taat dan ibadah jika mengkonsumsi yang haram.
18. Ingatkan anak-anak bahwa bahan bakar Neraka adalah Batu dan Manusia, jangan sampai salah seorang dari kita jadi bahan bakarnya Neraka.
19. Ceritakan bahwa penjaga Neraka adalah Para Malaikat Perkasa yang kuat dan kasar, mereka tak pernah khianati Allah & pasti laksanakan perintahNYA.
Semoga bermanfaat buat kita dan keluarga kita masing-masing. Selamat beraktifitas yang indah bersama keluarga kita sampai akhirat yang husnul khotimah...
Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

Oleh Ustadz Bachtiar Nasir 
(Sekjen Miumi Pusat)



Percakapan Seorang Ayah dan Anak Perempuannya

September 23, 2015 0 Comments
Seorang anak yang sudah remaja bertanya pada ayahnya.

Anak : "Ayah, mengapa seorang wanita itu sangat mudah menangis?"

Ayah : "Seorang wanita itu mudah menangis karena Allah menciptakan bahu yang cukup kuat untuk menopang dunia, namun harus cukup lembut untuk memberi kenyamanan..!"

Anak : "Menopang dunia?"

Ayah : "Iya, karena wanita memiliki peranan sangat penting di dunia ini..!"

Anak : "Bisa ayah jelaskan apa yang istimewa dari seorang wanita?"

Ayah : "Allah memberikan kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak, dan menerima penolakan yang sering datang dari anak2nya. Allah memberi kekerasan untuk membuatnya tegar saat orang lain menyerah, namun dia mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.."

Anak : "Seistimewa itu yah..?"

Ayah : "Bukan hanya itu, Allah juga memberikan kepekaan untuk mencintai anak2nya dalam setiap keadaan. Bahkan ketika anak2nya bersikap sangat menyakiti hatinya.."

Anak : "Ternyata wanita itu sungguh luar biasa..ya ayah??!"

Ayah : "Masih ada lagi keistimewaan yang dimilik seorang wanita."

Anak : "Apa itu yah??"

Ayah : "Allah memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalan dan melengkapi tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya. Allah memberi kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa suami yang baik tak akan pernah menyakiti istrinya. Tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu."

Anak : "Lalu bagaimana dengan lelaki??"

Ayah : "Lelaki harus membuat wanita merasa nyaman dan terlindungi saat berada disampingnya. Jangan pernah membuat hati wanita terluka, jika lelaki berniat mempermainkan wanita, ingatlah pengorbanan wanita yang telah melahirkannya.


Kamis, 10 September 2015

Mahfudzat (Pribahasa Arab)

September 10, 2015 0 Comments
١. ﻣَﻦْ ﺳَﺎﺭَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺪَّﺭْﺏِ ﻭَﺻَﻞَ
Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia

٢. ﻣَﻦْ ﺟَﺪَّ ﻭَﺟَﺪَ
Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia.

٣. ﻣَﻦْ ﺻَﺒَﺮَ ﻇَﻔِﺮَ
Barang siapa sabar beruntunglah ia.

٤. ﻣَﻦْ ﻗَﻞَّ ﺻِﺪْﻗُﻪُ ﻗَﻞَّ ﺻَﺪِﻳْﻘُﻪُ
Barang siapa yang kejujurannya sedikit, maka sedikit pula temannya.

٥. ﺟَﺎﻟِﺲْ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟﺼِّﺪْﻕِ ﻭَﺍﻟﻮَﻓَﺎﺀِ
Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji.

٦. ﻣَﻮَﺩَّﺓُ ﺍﻟﺼَّﺪِﻳْﻖِ ﺗَﻈْﻬَﺮُ ﻭَﻗْﺖَ ﺍﻟﻀِّﻴْﻖِ
Kecintaan/ketulusan teman akan tampak pada saat kesempitan/susah.

٧. ﻭَﻣَﺎﺍﻟﻠَّﺬَّﺓُ ﺇِﻻَّ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺘَّﻌَﺐِ
Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan/cape

٨. ﺍﻟﺼَّﺒْﺮُ ﻳُﻌِﻴْﻦُ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﻋَﻤَﻞٍ
Kesabaran menolong segala pekerjaan.

٩. ﺟَﺮِّﺏْ ﻭَﻻَﺣِﻆْ ﺗَﻜُﻦْ ﻋَﺎﺭِﻓًﺎ
Cobalah dan amatilah, niscaya kau jadi orang yang tahu.

١٠. ﺍُﻃْﻠُﺐِ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻤَﻬْﺪِ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟﻠَّﺤْﺪِ
Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur.

١١.  ﺑَﻴْﻀَﺔُ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺩَﺟَﺎﺟَﺔِ ﺍﻟﻐَﺪِ
Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.

١٢. ﺍﻟﻮَﻗْﺖُ ﺃَﺛْﻤَﻦُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ
Waktu itu lebih mahal daripada emas.

١٣. ﺍﻟﻌَﻘْﻞُ ﺍﻟﺴَّﻠِﻴْﻢُ ﻓﻲِ ﺍﻟﺠِﺴِْﻢ ﺍﻟﺴَّﻠِﻴْﻢِ
Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat.

١٤. ﺧَﻴْﺮُ ﺟَﻠِﻴْﺲٍ ﻓﻲِ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ﻛِﺘَﺎﺏٌ
Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku.

١٥. ﻣَﻦْ ﻳَﺰْﺭَﻉْ ﻳَﺤْﺼُﺪْ
Siapa yg menanam pasti akan memetik (panen).

١٦. ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻷَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻣَﻦْ ﻳَﺪُﻟُّﻚَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺨَﻴْﺮِ
Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu kepada kebaikan.

١٧. ﻟَﻮْﻻَ ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻛَﺎﻟﺒَﻬَﺎﺋِﻢِ
Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang.

١٨. ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻓﻲِ ﺍﻟﺼِّﻐَﺮِ ﻛَﺎﻟﻨَّﻘْﺶِ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺤَﺠَﺮِ
Ilmu (yg dipelajari) waktu kecil, bagaikan ukiran di atas batu.

١٩. ﻟَﻦْ ﺗَﺮْﺟِﻊَ ﺍﻷَﻳﺎَّﻡُ ﺍﻟَّﺘﻲِ ﻣَﻀَﺖْ
Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.

٢٠. ﺗَﻌَﻠَّﻤَﻦْ ﺻَﻐِﻴْﺮًﺍ ﻭَﺍﻋْﻤَﻞْ ﺑِﻪِ ﻛَﺒِﻴْﺮًﺍ
Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar.

٢١. ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﺑِﻼَ ﻋَﻤَﻞٍ ﻛَﺎﻟﺸَّﺠَﺮِ ﺑِﻼَ ﺛَﻤَﺮ
Ilmu tanpa amalan bagaikan pohon tidak berbuah.

٢٢. ﺍﻻﺗِّﺤَﺎﺩُ ﺃَﺳَﺎﺱُ ﺍﻟﻨَّﺠَﺎﺡِ
Bersatu adalah pangkal keberhasilan.

٢٣. ﻻَ ﺗَﺤْﺘَﻘِﺮْ ﻣِﺴْﻜِﻴْﻨًﺎ ﻭَﻛُﻦْ ﻟَﻪُ ﻣُﻌِﻴْﻨﺎً
Jangan engkau menghina orang miskin tapi jadilah penolongnya.

٢٤. ﺍﻟﺸَّﺮَﻑُ ﺑِﺎﻷَﺩَﺏِ ﻻَ ﺑِﺎﻟﻨَّﺴَﺐِ
Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi pekerti) bukan dengan keturunan.

٢٥. ﺳَﻼَﻣَﺔُ ﺍﻹِﻧْﺴَﺎﻥِ ﻓﻲِ ﺣِﻔْﻆِ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥِ
Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya
(perkataannya).

٢٦. ﺁﺩَﺍﺏُ ﺍﻟﻤَﺮْﺀِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺒِﻪِ
Adab seseorang itu lebih baik (berharga) daripada emasnya.

٢٧. ﺳُﻮْﺀُ ﺍﻟﺨُﻠُﻖِ ﻳُﻌْﺪِﻱ
Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular.

٢٨. ﺁﻓَﺔُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢِ ﺍﻟﻨِّﺴْﻴﺎَﻥُ
Bencana ilmu itu adalah lupa.

٢٩. ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺪَﻕَ ﺍﻟﻌَﺰْﻡُ ﻭَﺿَﺢَ ﺍﻟﺴَّﺒِﻴْﻞُ
Jika benar kemauannya niscaya terbuka jalannya.

٣٠. ﻻَ ﺗَﺤْﺘَﻘِﺮْ ﻣَﻦْ ﺩُﻭْﻧَﻚَ ﻓَﻠِﻜُﻞِّ ﺷَﻴْﺊٍ ﻣَﺰِﻳَّﺔٌ
Jangan menghina orang yang lebih rendah darimu, karena segala sesuatu itu punya kelebihan

٣١.  ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻧَﻔْﺴَﻚَ ﻳَﺼْﻠُﺢْ ﻟَﻚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ
Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan baik padamu.

٣٢. ﻓَﻜِّﺮْ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺰِﻡَ
Fikirlah dahulu sebelum kau berkemauan
(merencanakan)

٣٣. ﻣَﻦْ ﻋَﺮَﻑَ ﺑُﻌْﺪَ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮِ ﺍِﺳْﺘَﻌَﺪَّ
Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia.

٣٤. ﻣَﻦْ ﺣَﻔَﺮَ ﺣُﻔْﺮَﺓً ﻭَﻗَﻊَ ﻓِﻴْﻬَﺎ
Barang siapa menggali lobang, ia akan terperosok ke dalamnya.

٣٥.  ﻋَﺪُﻭٌّ ﻋَﺎﻗِﻞٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺻَﺪِﻳْﻖٍ ﺟَﺎﻫِﻞٍ
Musuh yang pandai, lebih baik daripada teman yang bodoh.

٣٦. ﻣَﻦْ ﻛَﺜُﺮَ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧُﻪُ ﻛَﺜُﺮَ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻪُ
Barang siapa banyak amal baiknya, maka akan banyak pula temannya.

٣٧. ﺍِﺟْﻬَﺪْ ﻭَﻻَ ﺗَﻜْﺴَﻞْ ﻭَﻻَ ﺗَﻚُ ﻏَﺎﻓِﻼً ﻓَﻨَﺪَﺍﻣَﺔُ ﺍﻟﻌُﻘْﺒﻰَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺘَﻜﺎَﺳَﻞُ
Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas.

٣٨. ﻻَ ﺗُﺆَﺧِّﺮْ ﻋَﻤَﻠَﻚَ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟﻐَﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﻘْﺪِﺭُ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﻤَﻠَﻪُ ﺍﻟﻴَﻮْﻡَ
Janganlah mengakhirkan (menunda) pekerjaanmu hingga hari esok, jika dapat kau kerjakan hari ini.

٣٩. ﺍُﺗْﺮُﻙِ ﺍﻟﺸَّﺮَّ ﻳَﺘْﺮُﻛْﻚَ
Tinggalkanlah kejahatan, niscaya (kejahatan itu) akan meninggalkanmu.

٤٠  ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﺧُﻠُﻘﺎً ﻭَﺃَﻧْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ
manusia terbaik adalah yang baik budi pekertinya dan bermanfaat bagi manusia.

٤١. فيِ التَّأَنِّي السَّلاَمَةُ وَفيِ العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
Dalam kehati-hatian ada keselamatan, dan dalam ketergesaan ada penyesalan.

٤٢. ثَمْرَةُ التَّفْرِيْطِ النَّدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَّلاَمَةُ
Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan.

٤٣. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
Lembut kepada orang yang lemah adalah perangai orang mulia (terhormat).

٤٤. فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
Pahala/balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang sama dengannya.

٤٥. تَرْكُ الجَوَابِ عَلىَ الجَاهِلِ جَوَابٌ
Tidak menjawab (pertanyaan) orang yang bodoh adalah jawabanya

٤٦.  مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
Barang siapa manis tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya.

٤٧. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلاَمُ
Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya.

٤٨. مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بَلاَ أَخٍ
Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman.

٤٩. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit.

٥٠. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu.

٥١. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا
Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja).

٥٢. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada tiap kata ada tempatnya yang tepat.

٥٣. إِذاَ لمَ ْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
bila kau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki).

٥٤. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلِ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلاً
Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir.

٥٥.  لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti.

٥٦. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَلاَمٍ جَوَابٌ
Tiap pekerjaan ada upahnya, tiap perkataan itu ada jawabannya.

٥٧. وَعَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ مِنْهُ دَائِماً
Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya.

٥٨. هَلَكَ امْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
Hancurlah orang yang tidak tahu (mengenal) dirinya sendiri.

٥٩.  رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
Pokok dosa itu, adalah kebohongan.

٦٠.  مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ
Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya.

٦١. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنُا إِنَّ الجَمَالَ جمَاَلُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan.

٦٢. لاَ تَكُنْ رَطْباً فَتُعْصَرَ وَلاَ يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga kamu akan diperas, dan janganlah kamu bersikap keras, sehingga kamu akan dipatahkan.

٦٣. مَنْ أَعاَنَكَ عَلىَ الشَّرِّ ظَلَمَكَ
Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka ia telah menyiksamu

Sabtu, 05 September 2015

Tuhan ingin kita menjadi Manusia yang Tangguh

September 05, 2015 0 Comments

Bismillah....



"....Bahkan harus sampai masuk rumah sakit dulu untuk menjalani semua prosesnya hingga akhir." hehe

Aku percaya bahwa setiap ujian dari-Nya akan ada hikmahnya.

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah : 153)

Ya, satu bulan yang lalu Allah memberi  nikmat sakit bahkan samapi harus masuk rumah sakit.Namun, sebagai hamba-Nya hanya bisa menerima. Menerima takdirnya bahwa inilah garisnya untukku. Disamping itu, aku terus intropeksi diri dan memperbanyak istighfar serta bersabar karena salah satu hal yang telah lama diperjuangkan hingga tiba waktunya tinggal melewati batas akhir, hal itu tertunda. Pasrah dan ikhlas.

Pasca keluar dari rumah sakit, pikiran pun masih merasakan ada beban. Ya, karena biaya RS yang cukup mahal kondisi keuangan dirumah pun cukup menurun. Sangat...sangat merasakan sekali konidisinya waktu itu karena kebetulan juga moment idul fitri, yang sangat berbeda pada tahun-tahun sebelumnya.

“Allah sedang menguji kita,bu. Maafin mba ya bu, gara-gara mba ga bisa jaga kesehatan sampai RS akhirnya makan uang yang banyak dan kondisi kita seperti ini.” Kataku kepada Ibu.

Aku pun teringat dalam sebuah ayat yang menjelaskan bahwa,
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. “ (QS. Al Baqarah :155)

Ya Allah, kuatkanlah kami dalam menghadapi cobaan ini.
Dan selepas ujian itu datang. Allah memberikan cerita indahnya untukku.
“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)

Ya, ketika kita dekat dengan-Nya, maka pertolongan-Nya pun begitu dekat. Insha Allah.

Bersandarlah kepada-Nya. Ikhlaskan. Pasrahkan. Bersabar. Tingkatkan ibadah. Perbanyak shodaqoh. Iktiar terus.

Dan benar saja, Masha Allah.
Allah memudahkan segala urusanku. Kurang lebih butuh waktu 2 minggu untuk bisa menyelesaikan semuanya, hingga Allah masih memberikan kesempatan aku untuk bisa daftar wisuda 21 Oktober 2015 (masih dapat kuota dengan urutan 447).

Allah kirimkan rezeki lewat perantara-Nya. Allah tunjukkan Maha Besarnya  Ia. Allah membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Allahuakbar !!

Dan Alhamdulillah, Allah mengirimkan rezeki-Nya lagi lewat aku bekerja sambil menunggu wisuda nanti. Ada lowongan kerja proyek dosen dan gajinya pun Masha Allah. Rasanya jika aku sudah menerima gajinya nanti, pertama kalinya aku ingin berikan kepada keluarga khususnya IBU.

Yah, meskipun pemberian ini  nantinya tidak seberapa jika dibandingkan dengan kasih sayang dan perhatiannya selama ini. Tapi untuk saat ini, inilah yang bisa kupersembahkan untukmu, ibu :)

Oke. Mari kita jadikan setiap ujian atau cobaan dari-Nya adalah moment yang begitu istimewa karena disitulah Allah ‘menyapa’ kita. Baik itu dengan ‘sapaan’ yang membuat kita merasa sedih atau bahagia. Tapi, sekalipun itu ujiannya begitu berat, yakinlah kalau itu memang kadarnya untuk kitan dan Allah ingin kita menjadi Manusia yang Tangguh. Keep Strong !!


Bogor, 6 September 2015
02:14 WIB
-SA-






Agenda Dakwah dan Skripsi

September 05, 2015 0 Comments
Bismillahirrohmanirrohim

Alasan apalagi bagi mahasiswa tingkat akhir ketika diajak kumpul, rapat atau apalah itu namanya ‘diajak kumpul’. Jawabannya sama ‘Mau bimbingan, ketemu dosen, mau revisi dan lain sebagainya.’ Bahkan untuk pertemuan-pertemuan penting pun, itu semua terabaikan-hampir semua memilih untuk sibuk mengurusi tugas akhirnya. Tulisan ini pun sekaligus memuhasabah diriku juga. 

“Ya Rabb, harus seperti itukah ? Bahkan panggilan dakwah pun dinomorduakan ? Egoiskah seperti itu ?” Wallahu’alam. (pertanyaan yang muncul saat kehadiran undangan agenda-agenda dakwah sangat minim).

Aku menyadari bahwasanya skripsi adalah memang amanah dari orang tua, yang harus disegerakan. Tapi, terkadang membuat hati ini tertohok ketika mendengar dan melihat sikap teman2 yang begitu rada ‘egois’. Menjadi datang hadir dikegiatan2 pembinaan, dll. Tidak lain dan tidak bukan, alasannya ya IL2-itu lagi itu lagi, skripsi,,,

Ah, tapi yaitu hidup itukan pilihan setiap orang, terserah dia mau kemana dan pilih yang mana.
Aku punya prinsip bahwasanya “Berikanlah manfaat sebanyak-banyaknya ke orang lain. Itu artinya, kita bisa memprioritaskan kegiatan2 kita. Manakah yang mendatangkan manfaat lebih banyak ? Untuk urusan pribadikah atau untuk banyak orang ? sebab Rosulullah SAW bersabda.”Orang yang terbaik adalah orang yang memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang.”

Bagiku, hadir ketika teman2 ‘seminar hasil penelitian’ adalah suatu kebermanfaatan untuknya. Kita disana bisa kasih masukan/pertanyaan terhadap tugas akhirnya. Oleh karena itu, bisa menyempatkan untuk hadir diatas kepentingan urusan2 pribadi kita yang tidak begitu penting atau mendesak.

Prinsip lainnya  yaitu ‘Bisa menyempatkan hadir dalam undangan/kegiatan lain meskipun hanya sebentar.” Sebab walaupun hanya bisa melihat senyumnya, itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri hehe.

Sempat terbesit rasa iri kepada teman2 yang memang sudah tidak memegang amanah organisasi lagi dikampus. Eits, tapi insha Allah rasa iri ini aku menyikapinya positif. Menjadi penyemangat. Iri seperti apa maksudnya ?

“Ya, yang dipikiran mereka hanya skripsi, skripsi dan skripsi. (mungkin) | Sedangkan kita, yang masih memegang amanah sana dan sini, sedikit terbagi konsentrasinya. Bahkan tidak hanya sedikit, tapi juga hampir keseluruhannya. Untuk apa ? Ya, untuk kebaikan dan menggapai ridho Allah. Insha Allah. Aamiin.”

Pertanyaan ini yang mungkin sering terlontar.
“Kenapa aku ka ? Kenapa aku yang harus diamanahkan disini ? Bolehkah aku off dan fokus skripsi saja ? Aku ingin lulus cepat.” (sanggahan ketika amanah itu datang)

Astaghfirullahal’adzhim.

Berbeda dengan orang yang meyakini bahwasanya Allah itu Maha Besar, Cintanya kepada Allah dan Rosul begitu besar. Ia akan menerima amanah itu, meskipun hal itu nanti akan memecahkan banyak konsentrasinya. Ia yakin bahwa bahwa pertolongan Allah begitu dekat dan Allah pun sudah berfirman dalam surat cinta-Nya :

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad :7)

Yakin. Yakin. Yakin. Ikhlas dan ikhtiar sampai maksimal. Insha Allah, Allah akan memudahkan segala urusan kita. Aamiin.

No Excuse, meskipun masih ada amanah diorganisasi, lulus kita bisa lambat, bisa ko lulus cepat but itu semua tergantung dengan DIRI KAMU. Mau seberapa besarkah usahanya ?

Tapi terkadang, amalan yang kita lakukan saat menjelang kelulusan pun diperhatikan.
Berapa banyakkah waktu yang kita berikan untuk diri kita SAJA atau Berapa waktu yang kamu berikan untuk orang lain atau agenda-agenda dakwah kamu ?

Bukan halangan lagi. Malah coba kamu buktikan dan bisa menjadi contoh kepada adik-adik nantinya. Bahwa dengan masih memegang amanah di organisasi juga bisa cepet lulus looh.

Bisa pasti bisa. Sekaligus syiar kita juga.

Membuktikan kalau kita juga bisa seperti orang lain, hal ini juga bisa menjadi contoh untuk adik2 diorganisasinya. Sebab, memberikan teladan adalah salah satu cara ampuh untuk kita berdakwah.
Skala prioitas yang harus kita perhatikan. Apakah kita masih egois atau kah tidak ? Apakah manfaatnya lebh besar untuk orang lain atau pribadi ? Yuk, kita renungkan.

Semoga Allah selalu meneguhkan hati kita untuk selalu berada dijalan-Nya dan mencurahkan segala karunia-Nya. Aamiin.

Amanah tetep amanah, skripsi juga ok. NO EXCUSE.

-SA-