Minggu, 27 April 2014

E T I K A

April 27, 2014 0 Comments
Bismillah...

"Di dunia ini ga terlalu penting menjadi orang hebat. Yang paling penting adalah orang baik. Tuk apa hebat tapi hatinya, NO." (Ibu Meti,2014)

Ini nih, Sedikit share nih pesan dari Bu Nuva saat #PraktikumMetpen tadi pagi.seputar... E T I K A

Etika..
Yup,  satu hal yang patut diperhatikan ketika kita berinteraksi | terutama kepada orang yg lebih 'tua' dari kita. Menghargai dan Belajar menjadi dewasa mungkin itu pointnya. #AkuSihYes :D
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan »
1. SMS
Coba gunakan bahasa yg baik, sopan dan formal. Misal Mengawali dgn Salam, ucapan terima kasih, Tidak disingkat2, mncntumkn nama dll.
2. Email
Biasanya nih, kalau kita melampirkan file di email terkadang kita 'just it' udah. Tanpa menulis kata apa2 di badan email. Trus juga kadang kita ' tanpa subjek' mengirimnya. Kalau kata bu nuva | demi apapun smpe dunia hancur. Ga bakal dibuka tuh email. Wuiih masyaAllah...
3. Face to face
Mau ketmuan nih ceritanya ma dosen | Tapi ga bawa apa2 | Cuma bawa diri dan niat kali ye :-|  Nah, coba deh min bawa pulpen n buku. Catet tuh apa yg disampein | Masa ia dosennya yg nyatetin. Yg btuh teh siapa ya ?
Selain itu, penampilan dan sikap ktapun wjb diperhatiin | Jgn smpe deh duduk smbil  brtopang dagu krna bosen. Kita bosen | Tapi dosen jauh lebih bosen mlihat kta sperti itu :D
Cukup. Semoga bermanfaat ((;
(Setelah metpen mncoba berfikir | Oh...gitu ya perasaan seorang dosen | Baiklah. )

"Pasti akan ada suatu alasan Ibu nuva menyampaikan hal ini | Ya,  tidak lain mengajarkan kita tuk belajar trus belajar agar terbiasa saat pasca kampus nanti." #TheReason

#HidupItuBelajar

#YukMenulis

April 27, 2014 0 Comments
Bismillah...
Kultwit acara @exploscience from @bemgipb

“Act Golden (Act Globally on Developing Our Nation)”

Mengawali hari ini dgn Hari Bersih2 Nasional @ponpes_aliffah » Lanjut ikutan acara dr bem fmipa @exploscience #SemangatPagi

"Explore idemu, kreasikan tulisanmu." @exploscience #YukMenulis

Now...Talkshow with Kaisar Akhir 48 (Mapres 3 IPB) & ka septian (Ketua Forces) serta moderator oleh ka @rahardiEdo @exploscience

"Perjuangan itu butuh suatu pengorbanan, dan pengorbanan itu terwujud dr sebuah ketulusan."@exploscience @rahardianedo

"Kesuksesan terindah adlh hari ini lebh baik dr hari kemarin. Yuk mulai bergerak, berkeasilah.." #KaisarAkhir @exploscience

"Berbeda tidak selalu baik, tapi... yg lebih baik pasti akan berbeda." #BeraniBeda @rahardianedo @exploscience

Bermanfaat tuk orang lain adalah orang yg paling baik. #LuruskanNiat @exploscience

Ketika terdiampun, aku 'memikirkanmu' #YukMenulis @exploscience

Belajar dan kerjasama merupakan proses yg penting @exploscience

Ketika ingin menulis » Niatkanlah ingin bermanfaat. Biar rasa semangat itu bangkit... #GiveSolutif @exploscience

Senin, 21 April 2014

Cermin

April 21, 2014 0 Comments

=======
“Familiar deh sama sesuatu yang bernama dewasa. Itu makhluk apaan sih? Penting emang yaa? Bosen deh kalau ada orang yang nyuruh-nyuruh aku buat dewasa. Emang dewasa tuh kaya gimana sih? Dewasa itu mesti berpura-pura nerima sesuatu yang kita enggak suka, gitu? Dewasa itu ketika kita berubah jadi manusia munafik? Bilang iya, tapi hatinya berontak? Dewasa itu berarti bebas menilai orang seenaknya, gitu? Kalo seperti itu bentuknya, lebih baik aku enggak pernah dewasa.”

Hanya lengkung senyum dan wajah simpati yang bisa aku berikan untuk sahabatku itu, atas ceritanya yang berapi-api tentang apa yang sedang dialaminya. Dituntut dewasa oleh lingkungannya. Diharapkan dewasa oleh orang-orang di sekitarnya. Tapi menurutnya, mereka yang memintanya untuk bersikap dewasa itu juga belum memiliki kedewasaan itu sendiri. Aduh, ribet.

Aku tidak sepenuhnya sepakat dengan apa yang dikatakannnya. Tapi aku memilih diam mendengarkannya. Ketidaksepakatan tidak harus diungkapkan dengan tergesa-gesa bukan? Selayaknya, ketidaksepakatan diungkapkan untuk saling meluruskan, bukan untuk menunjukan siapa yang benar siapa yang salah, atau menunjukan siapa yang lebih tahu daripada siapa. Aku tidak sepakat dengan apa yang dikatakannya, tapi belum tentu aku yang benar. Bisa jadi memang dia yang benar. Tapi siapapun yang benar dan siapapun yang salah, ketidaksepakatan harus menyediakan ruang untuk saling meluruskan. Hanya saja, saat ini sahabatku itu tidak membutuhkan ruang seperti itu. Ia membutuhkan ruang lain, ruang untuk didengarkan.

#PROKRASTINASI

April 21, 2014 0 Comments

1. Salah satu kebiasan buruk yang seringkali dilakukan berulang adalah menunda pekerjaan. Perilaku ini disebut juga dengan #Prokrastinasi
2. Sekalipun pekerjaan sudah diberikan berhari atau berpekan sebelumnya tetap saja dikerjakan dengan mendadak #Prokrastinasi
3.Akhirnya acap kali pekerjaan tidak memenuhi target waktu penyelesaian, atau tidak mencapai kualitas yang diharapkan. #Prokrastinasi
4. Mengerikannya kebiasaan ini menjangkiti multidimensi, dari kuliah, pekerjaan, amanah bahkan ibadah. #Prokrastinasi
5. Kebiasaan ini sangat berbahaya kalau dibiarkan akan menghambat kesuksesan kita baik di dunia maupun akhirat. #Prokrastinasi
6. #Prokrastinasi inggrisnya procrastination, asal dari bahasa latin, procastinare. Pro gerakan maju dan crastinus milik hari esok.
7. Sehingga #Prokrastinasi perilaku manusia yang sering menunda baik tugas maupun pekerjaan.  Pelakunya disebut  procrastinator.
8. Secara umumnya ada tiga tipe procrastinator. Semoga kitak tidak ada yang masuk di dalamnya. #Prokrastinasi
9. Pertama Tipe Arousal atau pencari ketegangan. Tipe ini senantiasa menyengaja menunda pekerjaannya hingga menit akhir. #Prokrastinasi
10. Alasannya beraneka, sengaja biar shock therapy, lebih puas tuntas saat kondisi terbatas, atau rangsang kreativitas. #Prokrastinasi
11. Alasan tersebut adalah false belief, kepercayaan salah. Lebih banyak waktu persiapan lebih matang. Faktanya demikian. #Prokrastinasi
12. Kedua Tipe Avoiders atau penghindar. Tipe ini senantiasa menghindari tugas yang diembankan kepadanya.  #Prokrastinasi
13. Ketakutan berlebihan yang menjadi pondasi alas an tipe ini. Takut gagal, takut mengecewakan, takut salah, dan sebagainya. #Prokrastinasi
14. Penyebabnya karena procrastinator tipe ini memilki self image atau konsep diri negatif, kurang PeDe, kurang motivasi. #Prokrastinasi
15. Ketiga Tipe Decisional atau tak bisa buat keputusan. Tipe ini yg cenderung tunda kerja karena tak bisa buat keputusan. #Prokrastinasi

Jadi kapan teteh birrul walidain?

April 21, 2014 0 Comments

"Maaf teh, ngga bisa datang.. harus birrul walidain"
Sejenak saya seringkali tertegun membaca sms seperti itu dari seorang adik yang tidak bisa hadir pekanan. Pernyataan ini selalu membuat saya bingung harus menjawab apa, karena saya berada di tengah antara setuju dan tidak setuju. Seketika juga ada sembilu. Seolah itu adalah sebagian pertanyaan, 'Mengapa teteh tidak birrul walidain?', 'Kapan teteh birrul walidain?', 'Sibuk terus, tidak pernah birrul walidain ya?'. Meski saya yakin bahwa yang meng-sms tidak pernah berniat untuk sinis. 

Saya mungkin pernah menulis betapa saya mengagumi murobbiyah-murobbiyah saya. Juga lebih jarang menuliskan tentang ibu daripada tentang mereka. Namun entah kenapa, saya justru tidak bisa bicara banyak jika harus menulis tentang ibu. Malu kepada diri sendiri. Takut. Baru ingin menulis saja sudah menetes air mata. Susah. Sulit untuk saya menulis birrul walidain, sesuatu yang tidak pernah saya lakukan dengan baik ini, tidak pernah becus. Masih jauh sekali dari kata anak soleh. Tapi yakinlah bahwa kekaguman kepada ibu tidak pernah bisa disamakan dengan siapapun, sehebat apapun, siapapun dia. Saya cuma susah untuk menuliskannya, mengatakannya. 

Saya juga tidak tau apa saya pernah birrul walidain atau tidak? Sungguh. Saya beberapa kali bertanya kepada Mama saya, "Ma, Apa linda anak durhaka, Ma?". Tapi loh ya kok saya malah dimarahi, "Suudzon..! jangan mikir yang jelek-jelek..!", katanya. Tapi saya juga tidak berani untuk bertanya, "Apa saya anak berbakti, Ma?". Takut patah hati. Yang saya lakukan, entah itu apa, hanya perilaku seadanya yang bisa saya maknai sebagai wujud terima kasih, wujud menghargai, wujud kesopanan, atau sejenisnya. 

"Memahami Keluarga Sakinah"

April 21, 2014 0 Comments
Pahami perbedaan psikologis pria dan wanita
*Laki-laki:
1. Memiliki keinginan untuk belajar & merubah diri menjadi lebih baik dibanding wanita
2. Lebih stabil pola emosinya
3. Memiliki standar lebih tinggi
4. Senang humor dan bercanda
5. Membutuhkan tantangan lebih besar
6. Lebih mudah bosan
7. Lebih mudah bahagia


*Perempuan:
1. Cenderung egois
2. Mudah berkata jujur
3. Cenderung menyimpan perasaannya

Sakinah: tenang, terhormat, aman, merasa terlindungi, penuh kasih sayang, mantap, memperoleh pembelaan.
QS Ar-Ruum: 32
Keluarga sakinah; setiap anggota keluarga merasa aman, penuh kasih sayang, dan paling penting dirahmati oleh Allah.

Ini penting, karena:
1. Dapet separuh agama
2. Menjaga keimanan
3. Jalan masuk surga
4. Dasar berjamama'ah


Ciri-ciri keluarga sakinah » 4 hal yang menjadi faktor yg mendatangkan kebahagiaan keluarga:
1. Suami/Istri yg setia
2. Anak2 yg berbakti
3. Lingkungan sosial yg sehat (biah Islam)
4. Dekat rezekinya (mudah berbagi)


Ciri lainnya:
- Cenderung pada agama
- Muda hormat pada yg tua, tua sayang pada yg muda
- Sederhana dlm belanja
- Lemah lembut dlm bergaul
- QS 2 : 187 (suami/istri adalah pakaian bagi pasangannya)
- Pergaulan suami-istri dg cara yg ma'ruf
- Pasutri melaksanakan peran masing2 krn Allah
- Semua anggota keluarga beriman dan bertaqwa kpd Allah, menyelesaikan permasalahan kembali kpd Qur'an & sunnah
- Rezeki bersih dr yg haram


Tantangan hari ini:
1. Pola hidup modern
2. Khawatir ditertawakan oleh golongan fujaro dan malu disebut sebagai golongan abror


Kiat menuju keluarga sakinah:
1. Mulai dr mencari pasangan yg shalih/ah, taat kepada perintah Allah dan sunnah Rasulullah.
2. Pilih pasangan yg memiliki keutamaan iman & taqwa
3. Niat menikah utk ibadah kpd Allah
4. Pasutri menjalankan kewajiban dg dorongan iman, cinta, dan ibadah kpd Allah
5. Memahami kekurangan & kelebihan pasangan, menghargai, melengkapi.
6. Mohon pada Allah agar menjadi keluarga samaraba
7. Jalan2 ke tempat bersejarah Islam, utk tingkatkan kecintaan pada Islam
8. Ketika menghadapi masalah, selalu memohon perlindungan kpd Allah dan selesaikan dg musyawarah (QS 3 : 159)


Perempuan, sebelum menikah perlu siapkan diri sbg istri & ibu. Krn perempuan adalah kunci membangun peradaban.


Indonesia sampai saat ini adalah fatherless country, kurang optimalnya peran bapak, "ada tapi tiada". Laki-laki, persiapkan diri agar menjadi ayah yg baik.




Catatan Kajian Keluarga Bulanan Masjid UI
Kamis, 3 April 2014

by: Bu Ery Soekresno

​​Arti ayah di kehidupanmu

April 21, 2014 0 Comments

Bagi seorang yang sudah dewasa, yang sedang jauh dari orang tua, akan sering merasa kangen dengan mamanya. Lantas, bagaimana dengan seorang ayah ?
Mungkin karena mama lebih sering nelpon untuk menanyakan keadaanmu.
Tapi tahukah kamu, jika ternyata ayahlah yang mengingatkan mama untuk meneleponmu ?

Saat kecil, mamalah yang lebih sering mendongeng. Tapi tahukah kamu bahwa sepulang ayah bekerja dengan wajah lelah beliau slalu menanyakan pada mama ,apa yang kamu lakukan seharian.

Saat kamu sakit batuk/pilek, ayah kadang membentak "sudah dibilang! jangan minum es !". 
Tapi tahukah kamu bahwa ayah khawatir ?

Ketika kamu remaja, kamu menuntut untuk dapat izin keluar malam. Ayah dengan tegas berkata "tidak boleh !" 
Sadarkah kamu bahwa ayah hanya ingin menjagamu ?

Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga.
Saat kmu bisa lebih dipercaya, 
Ayah pun melonggarkan praturannya. 
Kmu akan mmaksa utk melanggar jam malamnya.

Minggu, 20 April 2014

#UjianHati

April 20, 2014 0 Comments
Bismillah :)

1. Salah satu ujian iman tertinggi adlh ketika diri tak menyadari.. posisi tertinggi hati, tak lagi Allah yang menghuni. #UjianHati
2. Terkelabui oleh cinta yang katanya sejati, padahal hakikat kehadirannya.. hanya untuk menguji :) #UjianHati
3. Bersibuk memantaskan diri karena jodoh, bukan lagi karena Allah :) #UjianHati
4. Terbakar semangat menikah, tanpa menyadari niat berbelok tak lagi untuk ibadah :) #UjianHati
5. Mulai gelisah menapaki pencarian, mengabaikan penguatan ketaatan dalam kesendirian :) #UjianHati
6. Ketahuilah.. episode 'sendiri' itu Allah berikan sebagai sebuah kesempatan, untuk mengeksplorasi kehidupan. #UjianHati
7. Episode 'sendiri' juga kesempatan.. untuk memupuk ketaatan, sebagai bekal persiapan :) #UjianHati
8. Namun tentu bukan merupakan kebanggan, sehingga jadi betah sendirian. Tenang saja, kalem.. semua sudah diatur :) #UjianHati
9. Diatur dengan sebaik-baiknya, setepat-tepatnya.. oleh sutradara terbaik. Tak perlu gelisah, khawatir jadi salah arah. #UjianHati
10. Jangan terkelabui, meski banyak yang mengompori. Mereka tak ikut bertanggungjawab, jika dirimu salah niat :) #UjianHati
11. Kuatkan niat dalam hati, sambil berbenah diri. Bukan hanya untuk jodoh, sebab karunia Allah bisa lebih banyak dari itu :) #UjianHati
12. Kita akan diuji.. oleh sesuatu yang benar-benar kita cintai :) #UjianHati
13. Bisa jadi sebab Allah cemburu, hamba yang begitu mencintai-Nya.. telah lupa dan tak menyadari. #UjianHati
14. Maka doaku, doamu, dan doa siapapun yang setuju.. berharap diri tak keliru menyandarkan harapan, pada yang tak seharusnya. #UjianHati
15. Berharap hati tak dilabuhkan, pada tempat yang tak semestinya. #UjianHati
16. Berharap Allah menggenggam segala rasa, yang tak perlu tercurah.. bila belum waktunya. #UjianHati
17. Berharap ditambahkan keyakinan.. bahwa bila Allah berkenan, tentu mudah bagi-Nya mempertemukan kita dengan pasangan. #UjianHati
18. Dan jika sudah dipertemukan, berharap kecintaan kepadanya.. tidak lebih tinggi dari kecintaan kepada-Nya :) #UjianHati
19. Sebab kalau Allah tidak ridho, tentu tak sulit mengambil kembali, apapun yang kita rasa sudah dimiliki :) #UjianHati
20. Maka undang keridhoan-Nya, dengan tetap menempatkan Illahi Rabbi.. pada tempat tertinggi, di hati :') #UjianHati

Sharetwit #UjianHati sekian, alhamdulillah :)


oleh Teh Pepew (@pewski atau Febrianti Almeera)

Budaya menghukum dan menghakimi para penididik Indonesia

April 20, 2014 0 Comments
SEBUAH RENUNGAN DARI SANG GURU BESAR


LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia,” jawab saya.
Dia pun tersenyum.

BUDAYA MENGHUKUM
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.
“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.
Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Agar doa dikabulkan Allah

April 20, 2014 0 Comments

Istighfar membersihkan hati dari karat-karat dosa dan penyakit-penyakitnya.
Siapa yang tak kenal dengan Imam Ahmad bin Hanbal? Pengikutnya mencetuskan Mazhab Hanbali, salah satu dari empat mazhab besar di kalangan umat Islam.

Ulama besar bernama  Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Abu`Abd Allah al-Shaybani ini, dalam menuntut ilmu dan mengumpulkan hadis telah menyambangi banyak negeri. Setelah mengkaji hadis Nabawi semenjak umur 15 tahun, ia pun berkelana dari negara ke negara, dari lembah ke lembah, hingga sampailah ia di sebuah negeri antah barantah. Seperti dikisahkan dalam Kitab Shifatus Shafwah karangan Ibnul Jauzi, sang Imam Besar kemalaman ketika sampai di sebuah negeri. Ia pun sempat kebingungan untuk mencari tempat bermalam. Hingga akhirnya, ia meminta izin kepada pengurus masjid setempat untuk istirahat di masjid barang satu malam.Sayang sekali, kendati ketenaran Imam Ahmad sudah sampai di seluruh pelosok negeri, namun tak banyak orang yang tahu bagaimana sosok dan rupa sang imam.

Di negeri tersebut, sudah banyak ajaran dan pengikut mazhabnya, tapi karena keterbatasan informasi tak ada orang yang mengenal siapa dirinya. Karena itulah, pengurus masjid tak memperbolehkannya menginap. Sang imam besar pun sempat luntang-lantung malam itu, hingga akhirnya seorang pengusaha roti bersedia menerima beliau di rumahnya. Ketika sampai di rumah si tukang roti, Imam Ahmad terus memperhatikan amalan yang diwiridkan terus oleh tuan rumah. Menurutnya, amalan tersebut sederhana namun istimewa.